PART 16

611 41 3
                                    

Sooyoung meletakkan cangkir di atas meja, lalu ia memposisikan dirinya untuk duduk disalah satu sofa. Ia menggigit bibir bawahnya gugup, mata anggun wanita didepannya menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

"Sudah berapa bulan?" Suara anggun itu memecah kesunyian diantara keduanya.

" 1 bulan eom--"

"Kau tahu kan Sungjae sudah menikah ? " kalimat Sooyoung terputus. gadis itu menundukkan wajahnya, memainkan jemarinya gugup "Ne " hanya kalimat pendek itu yang mampu keluar dari mulutnya.

"Sooyoung-ah , aku tahu kalian saling mencintai. Tapi kumohon sedikitlah berkorban" Sooyoung bingung dengan perkataan ibu Sungjae 'berkorban?'

"Maksudku, lepaskan Sungjae. Kumohon, kalian tidak bisa jika terus seperti ini" dengan nada yang lembut wanita anggun itu mencoba berkomunikasi dengan Sooyoung. Tapi itu malah membuat hati Sooyoung berdenyut nyeri. Ia mengenal betul ibu Sungjae bahkan hubungan mereka lumayan akrab.

"Eommeonim... kau tahu aku hamil dan itu anak Sungjae Oppa yang berarti itu cucu kalian. Berkorban? Aku bahkan mengorbankan hidupku sendiri dengan lebih memilih mempertahankan bayi ini" kalimat gadis itu mengandung emosi didalamnya. Nafasnya memburu, tak habis pikir wanita yang selama ini dihormatinya tega melontarkan kalimat yang secara tak langsung sungguh membuatnya sakit hati. Kedua wanita itu terdiam, hanyut dalam pemikiran masing-masing.

Tut Tut

BRAK!

Suara pintu terbuka mengagetkan keduanya. Sungjae dengan nafas terengah mengamati kedua wanita yang duduk saling berhadapan di sofa ruang tamunya. Sungjae terpaksa harus pulang dari kantor begitu mendapat telpon dari ibunya bahwa wanita itu didepan apartemennya untuk mengantar sedikit makanan. Ia tahu ibunya punya maksud lain selain mengantarkan makanan.

"Eomma" Sungjae berjalan menghampiri kedua wanita itu, lalu ia duduk disamping Sooyoung dan meraih jemari gadis itu dalam genggamannya. Ny Kim yang melihatnya hanya bisa menghela nafas beratnya.

"Sungjae-ah, nak kumohon pulanglah"

"Disini rumahku Eomma, aku tak akan pulang"

"Sadarlah kau sudah menikah"

"Cukup Eomma, pernikahan itu ku anggap tak pernah ada" tatapan mata Sungjae menajam , tak peduli jika wanita didepannya ini adalah ibunya.

"Nak, kumohon dengarkan Eomma sebelum appa mu ataupun kakek mu yang bertin--"

"Aku tak takut, karena ini memang rumahku, dan aku akan selalu pulang kesini karena disinilah kehidupanku berada" tatapannya beralih kearah Sooyoung, sedangkan yang ditatapnya hanya menundukkan wajahnya.

"Baiklah jika itu kemauan mu, tapi kau harus siap jika sewaktu-waktu appa mu lah yang menyeret mu nantinya" Sungjae tak menyaut, ia tak peduli. Ny. Kim mengeluarkan bingkisan kain yang dibawahnya lalu membuka dan mengeluarkan isinya,membawanya menuju dapur.

"Oppa" Sooyoung mengeratkan genggamannya pada tangan Sungjae.

"Kau tenang saja ada aku disini" dibalasnya genggaman tangan Sooyoung. Sedangkan ibu sungjae menata makanan yang dibawanya ke dalam kulkas dan sebagian ia tata di piring lalu disajikan di atas meja makan, ia sengaja memasak banyak untuk Sungjae, karena ia sangat rindu pada putranya itu dan khawatir karena Sungjae sangat sulit untuk ditemui oleh keluarganya.

"Ayo makan, kali ini eomma tak mau mendengar bantahan darimu sungjae-ah " tatapan lembutnya membuat Sungjae menyerah, jujur ia juga sangat rindu pada ibunya dan juga masakannya. Dengan segera ia beranjak dari sofa, di tariknya Sooyoung untuk berdiri mengikutinya menuju meja makan.

Only One For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang