PART 21

1K 49 10
                                    

Sungjae masih tertidur pulas, selama tidak ada yang membangunkannya, pria itu bisa bangun kapan saja. Oh, ini hari libur, sehingga tidurnya bisa sedikit lebih lama dari biasanya. Sungjae sepertinya masih kelelahan. Rambut lelaki itu berantakan dan agak mengembang seperti sarang burung, rupanya seseorang telah berani mengacaknya hingga seperti itu.

Dahi Sungjae mengkerut mengerungkan alis tebalnya. Aungjae merasa tidurnya terusik akibat pukulan-pukulan kecil di pipinya.

"Ppappappa...". Jino memukulkan kepalan tangannya pada appanya yang masih bergelut dengan selimut. Bayi tujuh bulan itu berceloteh tidak jelas seraya memukuli Sungjae. Ia tidak akan berhenti sampai appanya itu bangun.

Sungjae mengerjapkan matanya. Sebelum akhirnya ia membuka matanya kemudian mendapatkan sambutan manis dari putranya.

TUKK! TUK...!

"ARGH..!". Pekik Sungjae meringis seraya memegangi kepalanya. Sungjae membuka matanya lebar lalu mendapati putranya yang tertawa melihat ayahnya tersakiti seolah menjadi hiburan baginya.

Jino tertawa lebar setelah memberikan serangan terbaik pada appanya. Ia baru saja mendaratkan robot mainannya di kepala Sungjae sampai appanya terbangun. Sungjae menyerah dan segera membuka matanya, sambutan cukup manis dari putranya yang tertawa puas setelah membuatnya tersakiti.

"Jagoan appa yang nakal...". Ucap Sungjae dengan suara serak bangun tidurnya merangkul tubuh mungil Jino yang berisi. Sungjae membenamkan wajahnya di pinggang Jino sementara anak itu menatap ayahnya bingung.

Tangan mungil Jino terulur ke arah rambut Sungjae kemudian menariknya.

"Jino-ah...Sakiiit...". Gerutu Sungjae dengan suara yang terbenam, namun Jino kembali tertawa. Tangan besarnya menggelitik pinggang Jino hingga suara lepas anak laki-laki itu terdengar.

Sungjae keluar kamar bersama Jino di gendongannya mencari keberadaan sooyoung.

"1,2..1,2..1,2.."

Indra pendengaran Sungjae menangkap suara Sooyoung. Lalu sungjae mendekati Sooyoung yang sedang menggerak-gerakkan badannya di atas matras sesuai intruksi di layar TV.

"Ck,ck,ck lihatlah Eomma, akhir-akhir ini dia mengabaikan kita dan sibuk berolahraga" Sungjae berbicara kepada Jino sambil memperhatikan Sooyoung yang kini tengah melakukan olahraga, seolah mengerti Jino menyahuti perkataan sungjae dengan celotehannya.

Sungjae meletakkan Jino di baby chairnya lalu ia menghampiri Sooyoung dan berdiri di belakangnya dan memeluk gadis itu. "Ini masih pagi dan kau sudah menggodaku park sooyooung," ujar Sungjae dengan suara lembutnya diiringi senyum bahagia yang sering muncul di wajah para anak-anak yang baru mendapat hadiah natal dari orang tuanya.

Sooyoung tertawa kecil. "Aku tidak bisa bergerak kalau kau seperti ini oppa," ujar Sooyoung menyuruh Sungjae agar berpindah sehingga ia bisa bergerak lebih leluasa. Sungjae tak menghiraukannya ia malah lebih erat memeluk Sooyoung dan menciumi gadis itu.

Sooyoung tertawa kegelian. "Oppa, hentikan. Aku geli," Sooyoung menjauhkan lehernya dari bibir Sungjae yang mulai bergerilya.

Sungjae tidak pantang menyerah. Ia berpindah ke bahu kiri Sooyoung, menghirupnya lalu menciuminya lagi. "Kau tahu, kalau setiap pagi seperti ini hidupku pasti lebih sehat," ujar Sungjae yang sudah berpindah menciumi punggung atas Sooyoung yang terbuka akibat pakaian olahraganya.

"Sayang nya aku hanya bisa seperti ini saat weekend, karena ada kau yang menjaga Jino. Oppa harusnya juga berolahraga, lihatlah lemak perutmu itu, kau bilang ingin membuatnya six pack tapi itu hanya bualanmu saja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only One For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang