Semilir angin malam menyapu permukaan kulit wajah gadis itu, dingin. Gadis itu duduk sendirian ditepi sungai han, hanya diterangi cahaya bulan. Ia sengaja memilih spot yang sepi dengan kerumanan orang-orang apalagi ini sudah jam 1 malam membuat suasana semakin sepi hanya terlihat beberapa orang di kejauhan.
Air mata terus mengalir dari mata indahnya, ia meluapkan kesedihannya meratapi kisah cintanya yang begitu memiluhkan. Sooyoung sungguh tidak rela melihat sungjae dengan perempuan lain. Yang ia tahu yook sungjae hanyalah miliknya. Tapi ia juga tak bisa berbuat apapun.
Sooyoung menelungkupkan wajahnya di antara kedua kakinya. Ia semakin terisak.
'ceklek'
Pintu apartement sungjae terbuka. Sungjae lah yang membuka pintu ia sudah memakai jaket dan topinya hendak keluar. Ia kaget melihat joy berdiri didepan pintu apartemennya. Segera ia meraih tubuh sooyoung dan memeluknya.
"Sayang kau kembali, baru saja aku akan mencarimu, kau jangan pergi lagi, aku sangat mencintaimu". Ucap sungjae sambil memeluk gadis itu erat. Sooyoung yang mendengarnya merasa hatinya teriris.
"Ayo kita masuk disini dingin". Gadis itu hanya mengikuti apa yang sungjae katakan. Keduanya duduk di sofa, ia meyakinkan dirinya untuk terlihat kuat, ia tidak boleh terlihat lemah untuk saat ini.
"oppa, maaf aku sudah marah padamu tadi". Sooyoung berbicara tanpa melihat tatapan mata sungjae. Ia melepaskan jaket sungjae, melepaskan jam tangan pria itu, dengan perlahan satu persatu ia melepas kancing kemeja sungjae.
Sungjae hanya diam memperhatikan gerakan tangan sooyoung dan sesekali mencuri pandang ke wajah gadis itu. Sooyoung segera melepas kemeja sungjae yang kancingnya sepenuhnya terbuka. Lalu ia menyenderkan kepalanya disana, merasakan hangatnya dada telanjang sungjae dan meresapi aroma tubuh pria itu. Sungjae hanya diam melihatnya. Tenggorokannya tercekat tidak bisa berkata apa-apa.
"Oppa kau pasti kedinginan, aku akan mengambilkan baju untukmu". Sooyoung beranjak dari sofa. Dengan cepat sungjae menarik tangannya dan kembali memelukya erat. Ia mencium puncak kepala gadisnya. Sooyoung mengangkat wajahnya dan keduanya menatap dalam kearah manik mata masing-masing, menikmati hembusan nafas yang lembut.
Sungjae mencium bibir lembut sooyoung, melumatnya pelan penuh perasaan. Ia merasakan cairan hangat ikut bercampur pada ciumannya. Sooyoung menangis, tapi gadis itu tetap dengan agresif membalas lumatan bibir sungjae dengan sama intensnya. Meluapkan perasaan kalut masing-masing, dan menggantinya dengan perasaan cinta mereka yang begitu besar.
Ntah sejak kapan sungjae berhasil melepaskan baju yang sooyoung kenakanm hanya tinggal bra dan cd saja. Dengan segera ia menggendong tubuh sooyoung ke kamarnya dan membaringkannya pelan disana.
Kembali keduanya berciuman panas. Sooyoung mengalungkan tangannya di leher sungjae yang menindihnya. Malam ini mereka habiskan dengan kegiatan panas hingga menjelang pagi, berkali-kali sungjae menyiramkan cairan cintanya pada sooyoung, ia mengikuti apapun yang sungjae lakukan padanya. Karena sooyoung berfikir ini mungkin kegiatan panas mereka yang terakhir kalinya.
Saat di sungai Han tadi setelah merenungkan semuanya sooyoung lebih memilih untuk tetap mempertahankan tujuan awalnya sejak dulu yaitu menjadi seorang idol. Ia meyakinkan dirinya jika memang ia ditakdirkan dengan sungjae pasti takdir akan tetap menyatukan mereka, itulah yang ia yakini saat ini meskipun dalam celah hatinya ia masih tidak bisa merelakan pria yang sangat ia cintai itu.
*****
Sungjae mengerjapkan matanya, tangannya hendak meraih sosok yang semalam sudah menghabiskan waktu bersamanya, namun kosong. Ia segera terbangung dari tidurnya.
"sayang, kau dimana?"
"Apa kau dikamar mandi?". Teriaknya, Tapi tak ada jawaban. Ia berjalan keluar kamar mengecek dapur tapi kosong. Ia kembali lagi ke kamar mengambil ponselnya dan matanya tertuju pada pesan di ponselnya.'Good morning sungjae oppa, tidurmu terlihat nyenyak aku tidak tega membangunkanmu. aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Aku harap kau menyetujui keputusanku kali ini. Menikahlah.. Penuhi harapan kakek. maaf aku tidak bisa menemanimu, aku tak bisa memenuhi janjimu untuk selalu bersamamu. aku egois lebih memilih karirku dari pada dirimu oppa. Tapi aku mohon hormati keputusanku. Aku tidak mau mengecewakan banyak orang. Aku tahu kau orang yang bijaksana kan? Aku percaya jika kita ditakdirkan bersama sampai kapanpun dan apapun itu masalah yang terjadi pada hubublngan kita tuhan akan tetap mempersatukan kita. Yook sungjae ingatlah aku selalu mencintaimu. Jaga kesehatanmu.
Park sooyoung ♥ .Mata sungjae berkaca-kaca membaca note yang ditinggalkan oleh sooyoung.
"Tidak, Aku tidak akan menikah dengan siapapun kecuali kau park sooyoung". Sungjae mengepalkan tangannya.
******
Sementara di rumah sakit kakek sungjae mengalami serangan jantung mendadak. Sungjae mendapat panggilan dari ayahnya dan segera menuju kesana.
Sesampainya di rumah sakit semua keluarganya berkumpul dengan wajah cemas menanti kabar kakeknya yang berada diruang ICU. Ayahnya menyambut sungjae dengan memberikan pelukan untuk saling menguatkan, begitupun dengan yang lainnya.
Tatapan sungjae beralih pada perempuan itu, Kim yuna. Perempuan itu membalas tatapan dingin sungjae dengan senyuman liciknya.
"Sungjae-ah appa ingin bicara denganmu. ayo ikutlah appa sebentar". Mereka menuju ke tempat yang agak sepi. Sesampainya disebuah bangku taman tuan yook mengajak Sungjae untuk duduk. mereka berdua terdiam untuk beberapa saat. Hingga kemudian tuan yook membuka pembicaraan.
"Setelah kakek sadar segeralah menikah. Appa tahu kau tidak mencintai yuna, appa meminta maaf padamu". Sungjae langsung menolehkan kepalanya pada appanya. Ia terdiam tidak bisa berkata-kata.
"Menikahlah dengan yuna, appa sudah mendatangkan pastur untuk pemberkatan di saat kakekmu sadar". Sungjae menatap tidak percaya pada kata-kata appanya. Ia terlalu kaget, kalut, dan kacau saat ini hingga tidak bisa berpikir secara jernih. Ia hanya bisa terdiam.
See you