(7 bulan kemudian)
"Jino-ya, Eomma, eomma"
Sooyoung bersama Jino sedang bermain di ruang keluarga, keduanya duduk di atas karpet bulu, perhatian Sooyoung sepenuhnya pada Jino tanpa memperdulikan Sungjae yang sedari tadi hanya memandangi kedua-nya dari atas sofa.
Rambutnya yang berwarna hitam pekat. Hidung mungil dan mancung, Bibir tampak perpaduan dari ayah dan ibunya, namun sepertinya sang ayah lebih mendominasi.
Darah Sungjae benar-benar mengalir kental dalam tubuh putranya.
"Kenapa Jino mirip sekali denganmu oppa."
Sungjae tertawa pelan. Menatap Sooyoung dengan pandangan geli, Sungjae tahu Sooyoung terlihat kecewa dari nada suaranya.
"Tentu saja, dia kan putraku"
Sungjae menghampiri Sooyoung dan Jino, ikut bergabung bersama keluarga kecilnya. Satu tangan sooyoung bertengger di pipi suaminya yang lantas tersenyum. "Oppa kau bahagia?"
"Sangat."
Sungjae meraih tangan sooyoung yang berada di pipinya, mengecupnya lembut. Sooyoung sedikit memerah saat bibir tebal Sungjae mendarat lembut di bibirnya.
"Tapi..."
Sooyoung sedikit menoleh mencari iris gelap suaminya sekaligus membetulkan posisi Jino yang terus menyesap habis ASI dibagian kiri dadanya.
"Tapi kenapa? Hm?."
"Apakah...hm mereka masih tak mengatakan apapun atau...?"
"Aku sudah membuatkan mu nasi goreng kimchi, ayo makan aku sudah kelaparan"Pertanyaan Sooyoung terpotong oleh Sungjae yang terlihat seperti sengaja.
"Jangan mengalihkan pembicaraan oppa"
"Sooyoung-ah, Kau berjanji padaku tak akan membahas apapun mengenai itu" Sooyoung hanya bisa menghembuskan nafasnya, Sooyoung tahu maksud Sungjae yang tak ingin membuatnya sedih dan kecewa karena membahas masalah yang sama. Bagaimanapun kegembiraan ini tak lengkap tanpa kehadiran keluarga mereka. Karena tidak ingin merusak kebahagiaan kecil ini Sooyoung hanya bisa mengalah.
"Besok eunkwang Hyung dan ilhoon Hyung akan kesini"
"Benarkah?" Terlihat mata Sooyoung berbinar mendengarnya, Sooyoung selalu bahagia setiap kali ada yang akan mengunjungi mereka di pohang. Sooyoung selalu antusias dan sangat bersemangat.