Kicauan burung terdengar saat pagi menyingsing, menguapkan embun-embun yang menempel di kaca jendela kamar persegi yang cukup luas. Cahaya perlahan mulai menaik semakin tinggi, memancarkan teriknya.
Seorang pria masih terbaring dengan balutan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya. Dada putih telanjangnya terekspos begitu saja, dan ada sisa keringat akibat aktivitas semalamnya.
Sedangkan perempuan disampingnya memeluk pinggangnya erat, sambil memandang wajah pria yang sangat dicintainya. Tak lama pria itu menggeliat dan perlahan membuka matanya, sooyoung kembali menutup mata pura-pura tertidur. Ia masih malu mengingat kejadian semalamnya bersama sungjae yang begitu panas. Bahkan masih terasa nyeri di tubuh bagian bawahnya.
Sungjae memindahkan tangan sooyoung dan ia beranjak bangun mengecup dahi sooyoung sekilas lalu memakai celana tidurnya berjalan ke arah kamar mandi. Begitu terdengar suara gemericik air sooyoung segera bangun dan memakai bajunya, dress biru lengan panjang selutut yang ia kenakan semalam. Segera ia merapikan rambutnya seadanya agar terlihat lebih layak untuk dilihat. Ia segera keluar dan menuju dapur untuk memasak. Tapi yang ada cuma ramyeon dan sisa jeokbal semalam.
Selesai mandi sungjae tidak melihat keberadaan sooyoung dikamarnya, ia keluar kamar dan melihat sooyoung di dapur, tercium bau khas ramyeon.
"Sayang kau memasak ramyeon? ". Ucap sungjae menghampiri sooyoung dan melingkarkan tangannya di pinggang rampingnya. Sooyoung hanya mengangguk. Ntah kenapa ia menjadi begitu malu jika sungjae berbuat romantis seperti ini.
"sooyoungah, apakah kau pernah memikirkan soal pernikahan?". Tanya sungjae tiba-tiba dengan suara lembut.
"Tentu saja oppa, kenapa?".sahutnya.
"Bagaimana kalau kita menikah saja, aku ingin sekali punya anak perempuan yang manis".sungjae semakin mengeratkan pelukan tangannya di pinggang sooyoung.
"Tapi kita kan idol, sulit untuk mewujudkan hal-hal seperti itu untuk saat ini". Sahut sooyoung.
"Tidak mau kah kau jika oppa memintamu keluar dari dunia hiburan?". Sooyoung tersentak mendengar omongan sungjae.
"oppa, kau pasti masih mabuk kan?". Sooyoung mematikan kompornya dan segera berbalik menghadap sungjae.
"Tidak aku serius, aku ingin kita secepatnya segera menikah". Ucap sungjae.
"Tapi aku tidak bisa, aku masih terikat kontrak, aku tidak bisa mengecewakan para member dan penggemar". Sahut sooyoung. Sungjae diam sesaat.
"Jadi kau menolak untuk menikah dengan oppa? ". Tanyanya lagi.
"Bukan seperti itu. Tentu saja aku ingin menikah denganmu oppa tapi tidak untuk saat ini, kau tau kan aku masih terikat kontrak dengan SM".
Sooyoung melepaskan tangan sungjae dari pinggangnya, mengangkat panci berisi ramyeon dan membawanya ke meja makan. Sungjae mengikuti dibelakang sooyoung dan duduk di salah satu kursi.
"Sooyoungah oppa janji akan membuatmu bahagia, aku bahkan siap melepaskan karirku". Katanya lagi.
"Oppa jangan egois, lihatlah member grupmu, tidakkah kau kasihan pada mereka jika kau meninggalkannya? Aku tidak bisa meninggalkan grupku begitu saja". Sooyoung duduk berhadapan dengan sungjae.
"Bersabarlah 5 tahun lagi". Lanjut sooyoung.
"Apa? 5 tahun? Tidak, itu terlalu lama sooyoungah"."oppa jangan kekanakan, cepat makan, aku akan segera pulang, aku ada jadwal syuting 2 jam lagi, managerku pasti marah kalau melihatku tidak ada di dorm". Sungjae hanya menghela nafas dalam dan segera memakan sarapannya.