Neunzehn

5.7K 598 110
                                    

Happy Reading

*

















*

Setelah memastikan Jennie tertidur, Roje belum bergerak dari posisinya yang berada disamping Jennie. Melepaskan tangan Jennie yang berada dipinggangnya. Memastikan wanita ini tidak terusik.

Roje duduk disisi ranjang, melihat wajah bayi Jennie ketika tidur. Tersenyum, merapikan helaian rambut yang menutupi wajah Jennie.

"Cantik sekali" gumam Roje.

"Aku akan menjagamu dan baby kita, janji" dia masih membenarkan helaian rambut Jennie.

"Baby, tumbuhlah dengan baik daddy menunggumu, terimakasih telah hadir membuat hidupku lebih berarti. Daddy mencintaimu, mencintai mommy-mu juga" Roje terus saja bergumam dan tersenyum.

Diambang pintu ada Limario yang memperhatikan sepupunya ini, dia ikut tersenyum melihat Roje berbicara sendiri seperti orang bodoh. Apa semua laki-laki begitu jika orang yang dia sayang mengandung anaknya?

"Chaeyoung"

Roje melihat ke arah belakang, ternyata sepupunya.

"Keluarlah, aku dan Jichu ingin bicara" sahut Limario meninggalkan Roje yang kembali memperhatikan Jennie.

"Aku menyayangimu, ahh aku mencintaimu, sudah naik level mari menikah Jennie" gumam Roje yang pasti tidak dapat di dengar Jennie.






Chuu~

Mencium kening Jennie sebentar dan pergi meninggalkan kamar Jennie setelahnya.

*

"Apa kau sudah mengajak adikku menikah?" tanya Jisoo meletakan beberapa cemilan diatas meja.

"Pernah ketika dia memberitahu tentang kehamilannya, Jennie masih mempertahankan egonya waktu itu, dia tidak mau. Dan aku tidak memaksanya, dia tidak mencintaiku nona" jawab Roje.

"Lalu?" tanya Limario.

"Aku bilang tidak apa tidak menikah, tapi izinkan untuk selalu bersama, menjaga anak kita dan kau tau aku bersungguh-sungguh untuk itu" jawab Roje.

"Kau menyayangi adikku kan? Maksudku ini bukan terpaksa kan?" Jisoo hanya takut kalau yang Roje lakukan hanya keterpaksaan nya.

Roje menggeleng, dia tidak setuju ketika Jisoo bertanya dia terpaksa.

"Tidak nona. Aku menyayangi Jennie. Dia wanita yang baik, meski kadang rapuh bahkan sering dingin padaku, untung akhir-akhir ini dia tidak begitu lagi, dia sudah mencairkan es dalam dirinya" Roje di iringi kekehan ringan.

Limario mengangguk setuju dan melirik Jisoo yang juga melihat ke arahnya.

"Apa rencanamu kedepan, Chaeng?" tanya Limario, sedikit menyesap susu cokelatnya.

"Hmm, masih sesuai rencana awal, bertemu dengan keluarga besar, bertemu dengan orang tua Jennie dan nona Jisoo, dan menjalani apa yang akan terjadi setelahnya" jawab Roje.

"Jika seandainya ayahku menolakmu?" tanya Jisoo.

"Aku rasa aku calon menantu idaman untuknya nona. Jadi aku berfikir positif saja dia akan menerimaku" jawab Roje dengan kekehan lagi.

"Dan jika seandainya keluargamu tidak menerima adikku?" tanya Jisoo.

Apa yang terjadi sekarang adalah sesi wawancara antar Jisoo-Limario dan tersangka utama Roseanno. Mereka bahkan duduk memang seperti sedang mewawancara seseorang.

ONE NIGHT STAND | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang