"Bundaaaaa."
Aksa masuk kerumah sambil teriak manggil Bundanya. Berasa kayak dihutan.
"Bun!"
"Bundaaa dimanaaaaaa?"
Ini anak emang hobinya teriak kali ya,
"Ditempat laundry!!"
Aksa langsung nyamperin Bundanya ditempat laundry.
"Kenapa sih? Ada apa?" Tanya Bundanya gak noleh ke arah Aksa, soalnya lagi nuangin detergen kedalem mesin cuci.
"Bunda kok gak bilang sih?"
Bunda noleh bingung ke arah anaknya yang lagi ngerengut.
"Bilang apa?"
"Kenapa Bunda gak bilang, kalo tetangga disebelah kita itu mas mas ganteng. Bunda sengaja ya gak bilang aku." Rengut Aksa.
"Loh emang iya?"
Sekarang Aksa yang bingung.
"Hah? Kok Bunda malah tanya aku sih."
"Bunda emang gak tau loh. Belum sempet ketemu malah sama tetangga baru itu."
"Kirain udah sempet kenalan. Tapi Bunda harus tau pokoknya! Aku ngasih tau, tetangga baru itu mas mas ganteng!" Aksa ngasih tau Bundanya excited banget. Iyalah, mas mas ganteng gitu mah jangan dilewatkan.
"Ya terus kenapa Sa? Kamu naksir?" Goda Bundanya,
"Ih enggaaaa! Eh bukan, belum hehe." Aksa senyum malu-malu.
"Diajak kenalan dong kalo naksir."
"Malu tau Bun."
"Tumben. Biasanya juga malu-maluin kamu."
Bunda ngomong sambil kerja. Iya kan lagi nyuci baju.
"Bunda itu kenapa sih, seneng banget kayaknya nistain anak sendiri. Aku anak Bunda bukan sih?" Gerutu Aksa, sambil ngehentakin kakinya.
"Bukan. Bunda nemu kamu ditong sampah."
"Jahat ih Bundaaa!"
Bunda ketawa, seneng dia ngejailin anaknya. Aksanya udah mau nangis padahal, gak inget sama umur.
"Bunda bercanda, sayang. Kamu anak kandung Bunda kok. Bukan hasil nemu ditong sampah." Bunda ngelus surai hitam Aksa sambil senyum teduh.
"Aku tau Bunda cuman bercanda, tapi kok tetep aja bikin aku was-was."
"Jangan kebanyakan nonton sinetron makanya."
"Aku nonton sinetron kan diajakin Bunda, gimana sih."
Aksa lagi-lagi ngerengut, sebel dia sama Bunda.
"Kamu nya juga mau mau aja tuh, kalo Bunda ajakin nonton." Bunda ngambil baju yang udah dikeringin ke keranjang.
"Mending sekarang, kamu bantu Bunda jemur baju. Ini baju kebanyakan punya kamu loh ya." Lanjut Bunda nyerahin keranjang baju buat dijemur ke Aksa.
"Iya iya."
.
.
.Papa Yudha udah beres lari pagi. Lumayan 5 keliling. Tadi juga sempet kenalan sama penghuni komplek yang kebetulan papasan sama dia.
Sekarang, dia udah nyampe rumahnya. Papa Yudha masuk kerumah, waktu lewatin ruang tv, dia cuman bisa ngehela napasnya. Diruang tv, anak-anaknya masih enak rebahan. Masih pake baju piyama semua.
Emang ya, virus rebahan anak sulungnya tuh bisa nular dengan cepat.
"Ini kalian udah pada mandi belum?"
Semuanya noleh kearah suaranya, dan langsung cengengesan pas tau itu adalah Papa nya.
"Belum, hehe."
"Ayo, mandi sana. Udah siang. Gelas bekas minum susu udah dicuci?" Tanya Papa Yudha,
"Udah, tadi Kakak yang nyuci." Kak Esa yang jawab. Abis jawab gitu, langsung madep kedepan nonton tv lagi.
"Sekarang, ayo kalian mandi."
Papa Yudha ngomong tapi gak ada yang respon.
"A', ayo mandi."
"Iya Pa, bentar lagi. Masih mau rebahan."
"Kembar, kalian mandi juga sana."
Si kembar ngegeleng barengan.
"Nanti, Pa." Jawab Faresta yang dianggukin sama Farrel.
Papa Yudha ngehela napasnya, ini harapan terakhirnya. Si Kakak.
"Kak, mandi ya. Udah siang."
"Iya, Pa." Kak Esa langsung bangun, buat si Farrel yang lagi nyender ke dia jatuh dan langsung ngegerutu gak jelas.
Emang, anak Papa Yudha yang nurut cuman Kak Esa aja.
.
.
.
.Hai :))
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Sayudha - Seungchan (Seungwoo & Byungchan)
Random"Permisi, saya tetangga baru, itu rumah saya disebelah. Salam kenal ya." - Mas Sayudha a.k.a Han Seungwoo "A-ah iya, salam kenal juga, Mas." - Dek Aksa a.k.a Choi Byungchan Byungchan kira, Mas yang tadi itu masih muda. Taunya duda beranak empat. ×B...