.
.
.
.Seluruh siswa tengah istirahat, hanya Jungkook yang tetap duduk di bangkunya, membuka bekal di dalam tasnya.
"Buatan Halmeonnie memang terbaik," lirih Jungkook kemudian menyuapkan satu per satu makanan itu ke dalam mulutnya.Mingyu yang berada di luar malas untuk masuk ke dalam kelas saat melihat keberadaan Jungkook di sana, ia segera membalikkan tubuhnya beralih ke kantin.
"Menyebalkan." Dengusnya.
.Jungkook menatap jam di tangannya, sudah menunjukkan pukul 5 sore hari, ia harus menunggu Taehyung mengingat jarak rumah yang jauh, juga ia masih belum terlalu hafal dengan alamat dan jalan.
Ia sengaja tidak pernah membawa uang pemberian Sohee lagi, mengingat terakhir kali ia mendapatkan hal kurang mengenakan.
Jungkook hanya duduk di kursi halte, ia tidak memiliki kartu transportasi, hanya menumpang duduk di sana.Membayangkan apa yang idolanya itu lakukan saat ini, ia adalah orang yang sabar asal kalian tahu.
Sudah 1,5 jam ia menunggu, tapi sepertinya ia harus menanti lebih lama lagi.Kalau dipikir-pikir ia bisa saja kembali ke asrama, hanya saja ia sungkan dengan Mingyu yang pasti akan keberatan dengan kehadirannya.
"Apa yang bisa kulakukan...." lirihnya sambil menatap langit yang mulai menggelap.Taehyung meletakkan kepalanya ke atas meja, pikirannya penuh dengan segala permasalahan.
"Saham kita memang stabil, tapi Jeon corp sepertinya memilih untuk melawan kita."
"Tae, kau tahu pria paruh baya itu? Dia adalah saingan terberat kita."
Taehyung mengusak rambut juga wajahnya hingga nampak kusut, pikirannya kacau saat ini. Ia ingin agar semua permasalahan ini semua menghilang, meringankan bebannya.
"Astaga! Bocah itu benar-benar merepotkan." Dengus Taehyung segera meraih kunci mobilnya dan jasnya ia ia sampirkan di kursinya.
Ia melupakan bocah kelinci itu, kalau tidak salah usianya masih 15 tahun. Tapi wajahnya seperti bayi kelinci, ia sangsi melihat wajah Jungkook yang berbeda dengan remaja lainnya.
***
Taehyung mengedarkan pandangannya, mencari sosok yang seharusnya pulang dari tadi sore. Saat ini saja sudah pukul 7 malam, kemungkinan bocah itu sudah pulang.
Taehyung menajamkan pandangannya, matanya menyipit melihat ternyata bocah yang ia cari duduk di kursi halte, menantinya."Astaga! Bocah itu benar-benar."
Taehyung segera menghentikan mobilnya, keluar dan mendapati Jungkook tersenyum padanya. Wajahnya pucat kedinginan, Taehyung menggeleng melihat bocah itu terlalu bodoh.
" aku tahu hyung akan datang." Gumam Jungkook kemudian semuanya nampak gelap, tubuhnya kaku kedinginan.
Jungkook mengerjapkan kedua matanya, mengerang saat lehernya haus perlu air untuk minum.
"Eunghh..." Jungkook mengerjap, mendapati Taehyung duduk di samping kasur, sepertinya pria itu tertidur.Ia memegang handuk di atas kepalanya, sepertinya ia terserang demam. Bersyukur pria di sampingnya ini ada, karena ia yakin Sohee tengah pergi. Mengingat wanita itu nampak sibuk sedari tadi pagi sebelum ia berangkat sekolah.
Jungkook tersenyum, memiringkan tubuhnya melihat idolanya yang nyaris sempurna.
"Appa...Kim appa..." Jungkook tersenyum kemudian mengusap ujung matanya, ia menangis dalam diam."Aku tak masalah memanggilmu 'hyung' asal aku dapat melihatmu terus menerus." Lirih Jungkook kemudian memejamkan kedua matanya, ikut terbuai ke alam mimpi bersama Taehyung, ayahnya.
***
Pria bermarga Song itu mengedarkan pandangannya, ia sibuk membersihkan lapangan sekolah ternama. Para siswa memilih berlalu lalang, nampak acuh akan keberadaannya, berbeda dengan pemuda yang pernah ia temui.
"Dimana dia? Aku merindukannya." Gumamnya sambil membersihkan konfeti setelah pertandingan basket kembali memenangkan perlombaan.
Pergerakannya terhenti saat matanya menangkap sosok yang sangat familiar baginya.
"Apa yang anda lakukan di sini? Hentikan kegiatan konyol itu." Sosok yang lebih muda membuatnya menghela napas kasar."Kim Taehyung, kau masih sama rupanya. Membenciku, huh? Atau putriku?" Pria bermarga Song itu tersenyum miring melihat pemuda di hadapannya ini terdiam.
"Putriku masih mencintaimu, apa kau membencinya?" Taehyung berbalik hendak pergi, namun langkahnya terhenti.
"Putramu masih hidup." Taehyung membalikkan tubuhnya, tersenyum miris saat lagi-lagi pria itu memanfaatkan emosinya.
"Dulu kau mengatakan putraku sudah mati, dan sekarang sebaliknya. Sebelum mengucapkannya pikirkan bila kau berada di posisiku, tuan Jeon." Ucap Taehyung kemudian pergi dari sana.
Tuan Song atau tuan Jeon itu mengusap wajahnya.
"Tapi putramu benar-benar masih hidup..." lirih pria itu.Taehyung melonggarkan dasinya yang terasa mencekik lehernya, ia menatap Jungkook yang menguasai kasurnya. Ya, setelah keputusan secara sepihak itu, kamar miliknya adalah kamar milik Jungkook.
"Hufftt..." Taehyung perlahan duduk di sisi kasur, matanya melirik kearah Jungkook. Pemuda itu nampak pucat, Sohee datang membawa nampan yang berisi air juga semangkuk bubur dan obat.
"Demamnya sedari kemarin belum turun, ia nyaris pingsan tadi pagi. Akhirnya eomma mengizinkan sekolah." Jelas Sohee membuat Taehyung menempelkan tangannya ke dahi Jungkook.
"Apa ini ada hubungannya dengan kecelakaan itu? Lebih baik panggil Jin, panasnya 39,8°C." Terang Sohee menunjukkan raut khawatirnya.
"Eum, akan aku hubungi Jin hyung." Taehyung mengusap wajahnya, pikirannya kacau mengingat pertemuannya dengan tuan Jeon.
"Eomma, kau tahu penyebab Tuan Jeon mengubah namanya menjadi Tuan Song?" Tanya Taehyung membuat Sohee menoleh.
"Penyebab ya? Setahu eomma, ia mengubah namanya karena pernah jatuh sakit terus menerus. Akhirnya ia mengubah namanya, itu gosip yang beredar." Jelas Sohee membuat Taehyung mengangguk.
"Eomma, aku merindukannya..." lirih Taehyung membuat Sohee mengernyit, putranya membuatnya bingung, tapi melihat putranya tengah sedih membuatnya langsung memeluk putranya yang aneh.
"Siapa yang kau rindukan, heum?"
"Dia...ia mengatakan bahwa putraku masih hidup. Ia membuatku bingung saat ini, dulu ia mengatakan bahwa aku hanya sampah dan membunuh putraku." Isak Taehyung membuat Sohee memeluk putranya.
"Hei, bukankah putra eomma sudah berhasil sekarang? Kau sudah sukses, kau bisa mencari kebenaran yang sebenarnya, atau dapat mencari sosok lain." Usapan hangat Sohee menenangkan jiwa Taehyung.
Tanpa mereka sadari, Jungkook menangos dalam diam, menatap kedua sosok yang ia sayangi.
'Appa...halmeonnie...aku masih hidup, aku ada di sini...'Karena aku kejam; aku potong 😈
Udah tahu kan rahasia dibalik ini semua? Aku sengaja bikin Taehyung dan Jungkook bertemu, dan ini semua akan terbongkar, alasan kenapa dan bagaimana bisa.
Terus pantengin ya, semoga kalian suka :)
Maaf kalau bukan double update, soalnya lupa 😂😅😅
Aku baru sadar judul sama cover tulisan nya beda 😅😂😂 kenapa bisa payah sekali aku
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Moon Child ✔
General Fiction[COMPLETE] FOLLOW & COMMENT ⚠ vote meski cerita telah usai Jungkook adalah remaja berusia 14 tahun yang masih tergolong labil, ia bimbang memilih marga dirinya sendiri. Kim Taehyung seorang pria yang angkuh dan arrogant, namun hidupnya berubah set...