.
.
.
.
Taehyung menatap Yerim, kemudian matanya menoleh ke arah meja makan. Matanya melihat Jungkook yang hanya berdiri menatap mereka, seolah menanti keduanya.
"Sebentar, jangan kemana-mana. Ada yang aku katakan padanya." Ucap Taehyung membuat Yerim menoleh menatap Jungkook yang Taehyung tuju."Dia putramu." Celetuk Yerim membuat Taehyung memutar bola matanya malas.
"Yayaya..."Taehyung berjalan kearah Jungkook yang menatapnya seolah menanyakan 'ada apa?' Kepada Taehyung.
"Pulanglah, ini alamatnya." Taehyung menuliskan alamat mansion pada ponselnya kemudian memberikan ponselnya pada Jungkook."Aku tahu kau tidak punya ponsel, besok belilah bersama Eomma, aku harus bicara dengannya." Ucap Taehyung membuat Jungkook mengangguk pelan, kemudian pergi dari sana.
Sohee menatap Jungkook dengan tatapan khawatirnya, pemuda itu pulang dengan keringat dan peluh, jelas saja ia khawatir.
"Aigooo baby~ kau baik?" Tanya Sohee khawatir dan cemas, ia tidak mendapati Taehyung di halaman depan, kemungkinan Jungkook pulang sendiri.Hanya senyuman tipis yang mampu Jungkook berikan, pemuda itu segera meletakkan tasnya ke atas sofa, hingga tubuhnya limbung namun berhasil Sohee tangkap.
"Junggoo!!"Taehyung menatap Yerim tajam, rahangnya mengeras melihat wanita yang pernah singgah di hatinya kini terisak di hadapannya.
"Jangan menyangkal! Aku tahu pemuda tadi putra kita!" Teriak Yerim membuat Taehyung terkekeh.Saat ini mereka duduk di meja makan di tepat rumah makan yang sama, setelah mengusir Jungkook, Taehyung akhirnya kembali berbincang secara baik-baik dengan Yerim.
"Sepertinya kehilangan putramu membuatmu gila, bukannya ayahmu sendiri yang mengatakan kalau putra kita sudah mati?" Sindir Taehyung membuat Yerim menutup mulutnya sambil menggeleng ribut.
Wanita itu menangis keras dan nampaknya tidak menerima pernyataan pria di hadapannya. Beberapa pelanggan juga pelayan kafe nampak melirik kearah mereka, tapi Taehyung terkesan tidak peduli.
"Tidak! Baby masih hidup! Pemuda tadi anak kita bukan? Katakan padaku!" Isak Yerim membuat Taehyung luluh, pria itu beranjak lalu membawa wanita itu ke dalam pelukannya.
"Bukan maksudku membentakmu, hanya saja Jungkook bukan putra kita... putra kita sudah meninggal..." lirih Taehyung, ia memejamkan matanya saat ucapan Namjoon terngiang-ngiang di kepalanya.
'Putramu masih hidup, ia berada di Busan.'
Ucapan Namjoon membuatnya melepaskan pelukan keduanya, mengusap air mata Yerim kemudian mencium puncak kepala wanita itu.
"Hiduplah bahagia, dan lupakan segalanya." Lirih Taehyung kemudian pergi dari sana.
Ia hanya ingin memulai hidupnya bersama putranya kelak, biarlah Yerim melanjutkan kehidupannya dengan pria lain, hidup bahagia dengan seseorang yang mampu membahagiakan wanita yang pernah ia cintai.
***
Taehyung hanya diam saat Sohee meneriaki dirinya lagi dan lagi, karena Jungkook kembali jatuh demam, berakhir ia yang menjadi sasaran empuk ibunya.
"Dia masih sakit dan nekad pergi ke sekolah! Kenapa aku yang dimarahi?!" Pekik Taehyung membuat Sohee tercekat.Ia tidak menyangka putranya akan semarah ini, hingga membalas ucapannya. Sohee membalikkan tubuhnya, pergi meninggalkannya Taehyung di ruang tamu dan memilih pergi ke kamar Jungkook yang juga kamar Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Moon Child ✔
Fiksi Umum[COMPLETE] FOLLOW & COMMENT ⚠ vote meski cerita telah usai Jungkook adalah remaja berusia 14 tahun yang masih tergolong labil, ia bimbang memilih marga dirinya sendiri. Kim Taehyung seorang pria yang angkuh dan arrogant, namun hidupnya berubah set...