Saat ini aku sudah berada dipinggir danau. Setelah berjam-jam menelusuri sungai, tidak ada apa-apa yabg aku temukan. Begitupun di danau ini. Rupanya aku salah memecahkan arti ini.
Aku kembali melihat catatan kertas itu.
Perginya bersinambungan dengan lenyapnya dahaga. Entah bagaimana, tetapi aku yakin bahwa jawabannya adalah air.Baiklah, mari kita lihat baris yang kedua.
Ia nampak namun tidak dianggap."Ia nampak namun tak dianggap. Ia nampak namun tak dianggap. Ia nampak namun tak dianggap." Aku terus mengulangi kalimat itu. "Bukankah hal itu terdengar seperti mantan?"
Kebanyakan orang menganggap bahwa mantan itu adalah sesuatu yang ada namun tak akan dianggap. Terlebih lagi mereka menganggapnya sebagai makhluk bekas. Bukankah begitu?
"Bekas ya? Tunggu dulu. Bukankah itu sama saja dengan.... sampah? Iya benar. Sampah berada dimana-mana, namun orang tidak akan peduli dengan itu. Tentu saja baris kedua ini berarti sampah."
"Air dan sampah. Apa hubungannya ya?"
Kita tidak bisa hanya memprediksi dari satu atau dua baris saja. Semuanya pasti saling berhubungan. Jika kita hanya memprediksi satu baris saja, maka kita akan tersesat seperti tadi.
Maka gabungkanlah ketiga baris ini.
Air, sampah, dan ronanya bagai bumi muda di sahara. Saatnya memecahkannya.Ronanya, Rona adalah nama lain dari warna.
Bagai bumi muda, Bumi muda yang artinya masih asri dengan perhutanan. Tidak banyak bangunan seperti saat ini.
Jika disambungkan ronanya bagai bumi muda, maka artinya berwarna hijau atau biru."Air, sampah, dan warna hijau atau biru." Aku memegang keningku. Berusaha untuk berpikir keras. "Apa artinya ini?"
Mungkihkah, botol bekas?
Pikirku setelah melihat orang membuang botol bekas kedalam tempat sampah. Aku menghampiri tempat sampah itu. Mengambil botol bekas yang ada didalamnya."Bukan. Bukan botol bekas."
Lalu harus dimana kita mencarinya? Tidak mungkin semua tempat akan kita datangi lagi.
Ah aku hampir lupa. Rupanya aku telah melewatkan satu hal.***
"Akhirnya aku mendapatkan mu. Butuh 30 menit untuk menemukan mu."
Aku mencari bangku kosong untuk diduduki. Setelah mendapatkan dan mendudukkan bokongku, aku membuka kaleng minuman berwarna hijau biru itu. Yang kutemukan di taman pasir. Hampir saja aku melupakan bagian 'sahara'. Tapi setidaknya aku sudah menemukannya.
Sebuah kertas berada didalamnya.
Lagi-lagi sebuah clue.
Bertuliskan 'N I R I B A L'."Kode transposisi ya? Baiklah mari kita ke tempat selanjutnya!"
Kini aku sudah berdiri didepan labirin. Tentu saja sesuai petunjuk dari kertas yang kudapat.
N I R I B A L = L A B I R I N
Namun ketika aku akan masuk, aku dilarang.
Katanya harus menyerahkan sebuah kunci.
Aku tak mengerti kunci apa yang dimaksud.Orang itu memberikan secarik kertas. Sebuah clue lagi untuk mendapatkan kunci.
"Ah kode rotation."
OROL QHNR
ROT 3Begitulah isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBIGU
FantasyHaruskah ku kasihi musuhku dengan membalutkan selimut padanya? Terjebak rana ambigu dalam selimut lembut Membuatku memilih meremas waktu dalam genggamanku Hingga waktu takkan mampu berkutik lagi