SERENADE
SEASON IIBAB VII
Awan menari indah mengukir harapan di langit dunia. Angin sampaikan kabar hembuskan kenangan yang lama terpendam. Bau basah bekas gerimis semalam, membangkitkan rasa yang telah hilang. Keheningan ruang, mendominasi, hantarkan segenap kerinduan.
Duduk terdiam dengan tangan sibuk memainkan kain kompresan. Mulut terkunci tanpa ada kata yang keluar. Pandangan menjadi dingin entah apa yang tengah ia pikirkan. Sekelumit kecemasan meruncing dalam rongga hati yang tak pernah ia jamah.
“Sudah tidak apa-apa, dia akan baik-baik saja,” Airin, mengusap pundak Jungkook pelan. Ia baru saja mengganti infus yang tertancap di lengan seseorang.
Dua hari yang lalu, tepat ketika Jungkook kembali melakukan konfrontasi dengan Taehyung, peristiwa yang membuat jantungnya hampir meledak itu terjadi. Sebuah cairan dari Airin yang ia ketahui adalah obat penenang dosis rendah yang ampuh untuk memberikan efek tidur, ia jadikan bahan olok-olokan untuk Taehyung.
Detik dimana Taehyung merebut gelas dari tangannya, saat itulah ia tak menyadari kemungkinan terburuk dari ketidak hati-hatiannya bermain dengan preparat plat merah. Tak seharusnya ia melakukan itu dan akhirnya ia harus memandangi tubuh lemas terbujur tak sadarkan diri dua malam lamanya.
“Demamnya belum turun,” Keluh Jungkook, bermata sedih memandang Airin di samping.
“Dia demam karena terlalu lama kehujanan, pendarahan dalam saluran pencernaannya sudah diatasi, tidak ada yang perlu kau khawatirkan lagi manis,” Jawab Airin sembari tangannya mengusap belakang kepala Jungkook.
Setelah Taehyung terjatuh dengan mulut penuh darah, beberapa orang langsung datang ke ruangan Jungkook. Suara pecah dari gelas yang jatuh mengejutkan mereka dan mengundang mereka untuk melihat keadaan di ruangan sang profesor. Dan yang mereka temui adalah Jungkook yang berusaha untuk membangunkan Taehyung.
Airin bergegas melakukan pertolongan pertama pada Taehyung. Pemuda itu total kehilangan kesadarannya. Denyut jantung melemah seiring dengan berjalannya waktu. Desa tempat penelitian itu dilakukan sangat jauh dari pusat kota. Tidak ada sarana kesehatan yang memadai untuk menolong nyawa Taehyung.
Satu-satunya ahli bedah di sana hanyalah Jungkook. Mau tak mau seperti menjilat ludahnya sendiri. Jungkook pula yang akhirnya mengobati Taehyung. Dibantu dengan beberapa dokter rekanan dari institusi dimana laboratorium itu dibangun. Spesialis penyakit dalam dan jantung. Dan untungnya mereka tak perlu melakukan pembedahan darurat.
Rupanya memang obat yang Jungkook tuang ke dalam airputih yang Taehyung tenggak tidak berbahaya. Karena cairan dalam botol yang Airin berikan adalah Benzodiazepin yang telah dilarutkan. Konsentrasinya tidak sepekat preparat asli.
Kadarnya diturunkan menjadi nol koma. Substansinya sama sekali tidak memberikan efek yang signifikan. Tujuan Airin hanyalah untuk memberikan sugesti, bukan obat yang asli.
Kondisi dimana Taehyung sampai muntah darah bukan disebabkan oleh kandungan Benzodiazepin yang ada dalam larutan. Melainkan karena kondisi tubuh Taehyung sendiri yang memang sejak awal sudah ada gangguan. Melalui pemeriksaan yang lebih mendetail, diketahui adanya aneurisma pada pembuluh darah arteri hepatika Taehyung.
Sederhananya, ada beberapa saluran pembuluh darah dalam hati Taehyung mengalami perlemakan dan pembengkakan. Kondisi itu membuat pembuluh darah menjadi rapuh dan rentan pecah. Keadaan tubuh Taehyung memang sudah tidak baik sejak awal. Ditambah dengan banyaknya aktifitas yang ia lakukan.
Pecahnya aneurisma tak bisa dihindari. Bersamaan dengan itu ia menenggak airputih dari tangan Jungkook. Dua kejadian yang terjadi bersamaan. Membuatnya kehilangan kesadaran seketika.