Bab X

3.6K 515 83
                                    

SERENADE
SEASON II

BAB X




Kepada hati yang masih tersembunyi, kepada cinta yang tengah tersesat entah dimana, kepada cahaya yang redup tertelan bayangan, seseorang mengharapkan secercah harapan. Bulir kerinduan mendekap erat dalam kenyataan. Remuk redam terhantam tajamnya ruas dendam. Kepada hati itu, yang masih terdiam ditempatnya, semoga lekas pulang.

Padang rumput bukit kincir angin di ujung desa itu. Udara semakin lembab seiring dengan cahaya senja yang menguning. Mendung bergerumul kian tebal, pasti sebentar lagi akan turun hujan. Di bawah pohon besar, dua orang duduk berdekapan.

Salah satu dari mereka tertidur pulas. Bersandar dengan nyaman di belah dada seseorang. Terengkuh sempurna dalam kehangatan. Angin yang bertiup semakin kencang tak berhasil membuatnya kedinginan. Matanya masih erat terpejam dalam buai mimpi yang semakin menenggelamkan.

Satu lagi tetap terjaga, menggenggam tangan yang tengah dipeluknya. Harapan indah yang terwujud walaupun tak akan bertahan lama. Satu pelukan hangat berhasil ia berikan. Tanpa sepengetahuan dari yang ia sayang.

Aku tak akan menyerah dari mu, tak akan pernah melepaskan mu, tak akan pernah meninggalkan mu sejauh apapun kau pergi

Kepalanya tertunduk perlahan. Memandang sebentuk wajah yang terkulai di bawah dagunya. Memandang duka masa silam yang tertumpuk abadi disana. Gurat yang tenang itu sebenarnya memendam sejuta urat kesakitan. Tersembunyi sempurna di balik ketegaran yang dipaksakan.

Maukah kau kembali padaku? Setelah apa yang ku lakukan padamu? Masih adakah perasaan dalam hatimu? Sekecil apapun itu sekarang sangat berarti untukku

Angin yang bertiup sepoi, menyibak helaian rambut di kening si manis. Tak ada ekspresi, hanya mata yang terpejam terbuai mimpi. Namun yang Taehyung lihat, lain hal lagi.

Ia melihat kehampaan disana, penyesalan, dan duka dalam. Entah mengapa, hanya melihat wajah Jungkook dari sudut yang berbeda justru semakin menambah intensitas sakit yang hatinya terima.

Karena sekarang yang ada di hatinya hanyalah cinta. Perasaan yang ia sadari telah terlambat. Hati tak bisa ditolong lagi hanya dengan seulas senyuman. Jungkook terlanjur pergi dan itu kenyataan yang harus ia terima. Sekarang, bukan hal yang mudah untuk membawanya kembali pulang.

Tak maukah kau pulang? Tak rindukah engkau pada cinta yang dulu kau pendam? Tak inginkah engkau bahagia dengan hal-hal sederhana yang dulu sangat kau dambakan? Aku akan melakukan semuanya untuk mu sekarang

Semakin erat genggaman Taehyung pada jemari lentik adiknya. Semakin dalam pula cinta yang menghujam. Walau terasa terlambat tapi sekarang Jungkook ada dalam pelukannya. Ironis memang tapi itu kenyataan. Taehyung masih tetap tak bisa mengambil hatinya walau raga sudah di tangan.

Ku mohon, jika kau buka mata mu lagi, buanglah dendam dan amarah mu di tempat ini, kembalilah menjadi adik kecil ku yang manis, kakak yang jahat ini telah menemukan jalannya kembali, tapi kenapa justru adik yang gantian pergi?

Setetes air menitik tanpa permisi. Bukan tetes dari awan mendung yang kian menebal di ketinggian. Melainkan dari sudut mata sang kakak yang benar-benar hancur karena rindu yang meradang. Apapun tentang Jungkook untuk sekarang hanyalah kepedihan.

Kakak rindu pada mu, sangat rindu, sampai rasanya begitu sesak, tolong kakak dek, selamatkan kakak dari siksaan ini, kakak sayang adek

Pelukan itu semakin erat seiring dengan perasaan dalam hatinya yang berantakan. Dekapan Taehyung kian terasa hangat. Dagu tertempel di pucuk kepala si adik. Kedua lengannya tertaut mengekang Jungkook semakin kuat. Seolah, enggan untuk melepaskan.

Serenade II Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang