Setelah kita dipulangkan, gue langsung menuju minimarket tempat gue kerja. Gue telat, sepuluh menit pula. Auto deh tuh gue diomelin sama yang punya, Mbak Jihyo tercynthah.
"Inget ya, kalo gak niat mending keluar aja!"
Gue cuma bisa nunduk sambil ngucapin kata 'maaf' selama dia masuk ke ruangannya. Bangke emang dah.
Gue segera ganti seragam menjadi baju biasa terus dipaduin rompi minimarket. Gue segera ngerapiin barang yang ada di bagian tengah.
Gue misahin barang yang kadang suka diacak-acak sama pembeli. Misalnya tuh kek dia gak jadi beli makanan ringan, terus dia taruh tuh di tempat permen. Kadang kan suka gitu, dan jujur, gue kesel banget.
Terus juga gue harus masukin barang yang baru dateng ke tempatnya. Di saat gue lagi masukin barangnya, pintu terbuka. Dan dari tempat gue ini, gue bisa liat kalo yang masuk itu Yohan. Gue memutar bola mata gue, ngapain lagi sih?
Gue bodo amatin, karena yang jaga kasir udah ada Kak Cherry. Gue bisa denger kalo dia nanya ke Kak Cherry, "orang yang kemaren kemana ya, Mbak?"
"Yang mana, Mas?"
"Itu.. yang masih muda. Yang cantik juga. Yang jutek banget tapi gemes juga."
Kak Cherry ketawa, terus juga Kak Cherry langsung natep gue yang gue bales tatapan tajam. Kak Cherry mah gitu, gak bisa diajak kompromi, dia malah dengan tenangnya nunjuk gue pakek jari telunjuknya yang lentik abis.
Yohan berbalik, dan dia langsung berjalan mendekati gue. Gue berdecak, "ngapain?"
"Susu kemaren lo minum kan?"
Gue diem. Karena jujur, tuh susu gue taruh lagi ke lemari pendingin. Karena takut juga orangnya ke sini, dia juga kan gak bilang apa-apa.
"Jangan bilang lo bu--"
Gue segera meninggalkan dia ke arah lemari pendingin itu, dan ngambil susu kotaknya. "Masih aman."
"Gue gak nyuruh lo nyimpen, gue nyuruh lo minum."
"Gak jelas."
Gue langsung menyerahkan susu itu ke dia. Dan gue balik kerja ngambilin barang yang udah kardaluarsa.
Tapi sialnya, tuh orang malah ngintilin gue mulu. Bangke banget, emang.
Tapi gue berusaha buat gak ngubris keberadaannya, biar dia capek sendiri. Semakin diladenin, semakin menarik buat dia. Jadi mendingan gue diem aja.
"Nama."
"......."
"Heh, gue mau tau nama lo!"
"........"
"Astaga, cuma nama padahal."
"........"
Setelah dirasa cukup gue ngambilin barang kardaluarsanya, gue lanjut ke ruangan khusus karyawan. Dan untungnya dia tau diri buat gak ikutin gue. Di ruangan pun gue naruh barangnya dengan slowmo parah. Bermaksud untuk menyibukkan diri di sini.
Tapi anjir nih Kak Cherry, dia malah teriak manggil-manggil nama gue. Gue bergegas menuju Kak Cherry yang sekarang ini malah mamerin dua kotak susu rasa pisang itu.
"Buat kamu, dari Yohan."
Gue mengernyit, Yohannya kemana dah? Udah ilang?
Gue segera ngambil susu itu yang di belakang kotaknya ada sticky note bentuk love yang warnanya merah muda. Yakin banget gue kalo sticky note itu dari Kak Cherry.
"Salam kenal Yoren!"
---- YohanGue memutar bola mata gue dengan malas. Gak lama, hape gue bergetar. Gue secepatnya naruh susu itu di atas meja kasir dan meraih ponsel gue yang ada di saku.
Unknown number.
Siapa lagi sih astaga?
Karena takut penting ya gue jawab dong ya.
"Halo,"
"Seneng deh bisa denger suara lo, Yoren."
Gue mengernyit, "ini siapa?"
"Yohan."
Anjir! Kok dia bisa tau nomer gue? Tersangka utama adalah Kak Cherry yang sekarang ini gak tau kabur kemana.
Auto gue matiin tuh panggilan telepon dan nyari Kak Cherry di dalem ruangan staff only.
"KAK CHERRY!"
"BUKAN GUE, YOREN! SUMPAH!"
"BUKAN GUE, BUKAN GUE! TAMBAH YAKIN KALO ITU LO, KAK!"
Rada kesel juga sama Kak Cherry, karena gue cuma bisa bacot-bacotan tanpa tau dianya ada di mana.
