-Jauh dan Rindu-

63 5 0
                                    

Moanna masih berada di kota tempat tinggalnya dan mengambil jurusan Sastra Indonesia di universitas lokal. Setelah hari kelulusan itu, tentunya Moanna semakin jauh dengan sahabat-sahabatnya. Dareen dan Abe sibuk dengan proyek-proyek arsitektur, Andini tenggelam dalam dunia medis, Daffa mulai mendalami dinamika psikologis manusia, dan Beno yang berfokus pada komunikasi semakin terlibat dalam organisasi kampus dan media. Moanna masih terbayang kenangan-kenangan bersama para sahabatnya. Di sela-sela kegiatan kuliah, Moanna suka menulis puisi dan berbagai cerita, melampiaskan perasaannya dalam kata-kata. Seiring waktu, gadis itu menyadari bahwa ia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu.

Meskipun kenangan indah dan pahit sering kali menghantuinya, ia bertekad untuk merangkai masa depannya sendiri. Menulis menjadi sarana untuk mengeksplorasi dan memahami dirinya lebih dalam, menjadikannya sebagai jembatan untuk menyambungkan harapan dan impian yang tersisa. Dengan setiap tulisan, Moanna belajar untuk melepaskan beban emosional yang selama ini mengikatnya. Dalam proses itu, Moanna menemukan bahwa kehadiran kata-kata bisa menjadi terapi yang menenangkan. Saat menulis, ia merasakan kebebasan untuk mengekspresikan segala perasaan—bahagia, sedih, marah, atau rindu. Ia mulai menantikan setiap kesempatan untuk menulis, dengan harapan bahwa suaranya dapat menjangkau orang lain yang mungkin merasakan hal yang sama. Moanna terus bertekad untuk melangkah maju, mencari arti baru dalam hidupnya dan mengizinkan dirinya untuk bahagia, meski perjalanan itu tidak akan mudah. Ia memahami bahwa masa lalu adalah bagian dari dirinya, tetapi bukanlah segalanya.

Suatu hari, saat ia sedang menikmati secangkir teh hijau di sebuah kafe, Beno mengirimkan pesan singkat kepadanya.

"Hai, Moanna. Apa kabar?

Moanna tersenyum kecil saat membaca pesan dari Beno. Sudah lama mereka tidak berbicara secara langsung, dan ia merindukan percakapan ringan yang dulu sering mereka lakukan. Dalam pesannya, Beno bercerita tentang kesibukannya di kampus, bagaimana ia terlibat dalam kegiatan jurnalistik, dan pengalamannya mengelola sebuah podcast yang mulai populer. Ia menyebut bahwa libur semester sudah dekat, dan ia berharap bisa bertemu dengan Moanna.

Moanna mengetik balasan dengan hati-hati. "Hai, Beno. Aku senang banget denger cerita kamu. Podcast-nya pasti seru banget. Aku di sini juga lumayan sibuk. Kelas-kelas sastra banyak tugas menulis dan analisis, tapi aku suka. Lagi coba-coba ikut beberapa lomba menulis juga. Kelasku nggak terlalu ramai, tapi suasananya nyaman. Aku juga baru gabung komunitas teater kecil di sini, buat bantu aku lebih ekspresif dalam menulis."

Moanna berhenti sejenak sebelum melanjutkan. "Seru deh kalau nanti liburan semester kita bisa ketemu. Udah lama nggak ngobrol-ngobrol. Aku juga mau cerita, aku punya teman baik di kampus. Namanya Yasira. Mirip banget sama Andini, orangnya pintar, penuh perhatian, tapi kadang agak pendiam. Kita sering belajar bareng, Yasira juga suka sama buku-buku yang aku baca." Setelah mengirim pesan itu, Moanna merasa sedikit lebih baik.

Beberapa menit setelah mengirim pesan, ponsel Moanna kembali bergetar. Beno merespons dengan cepat. "Seru banget denger kamu udah aktif ikut lomba dan gabung komunitas teater. Pasti makin berkembang kemampuan nulis kamu. Beneran, aku penasaran sama karya-karya kamu sekarang. Dan soal Yasira, senang dengar kamu punya teman baru yang cocok di sana."

Moanna mengirimkan video singkat, penampilan teater yang pernah ia lakukan, sebagai cara untuk menghangatkan suasana sebelum pertemuan mereka. Video itu memperlihatkan dirinya yang bersemangat di atas panggung, mengenakan kostum cerah dan tersenyum lebar, saat ia memainkan perannya dengan penuh penghayatan. Sorak-sorai penonton yang menyemangatinya terdengar jelas, dan wajahnya memancarkan kebahagiaan saat ia berinteraksi dengan para pemain lainnya. Dalam video itu, terlihat jelas betapa ia mencintai dunia teater, dan bagaimana saat-saat tersebut membuatnya merasa hidup.

Pelangi Pekan Ini (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang