part 11

912 74 9
                                    

Tin dan Tul duduk berhadapan di ruang tamu keluarga Methanan, keduanya masih terlihat canggung. Entah sudah berapa tahun mereka tidak pernah duduk bersama seperti ini karena kesalah fahaman di masa lalu.

"Aku ingin minta maaf atas apa yang sudah terjadi Tin, aku akui aku salah karena membuatmu menderita selama ini. Tapi aku tak pernah berpikir untuk menyakitimu. Aku hanya ingin kau bisa kuat dan tidak mudah percaya pada orang lain. Aku tidak ingin kau mengalami hal yang sama seperti yang terjadi padaku di masa lalu. Tapi ternyata aku sudah salah dan membuatmu menderita dan kesakitan begitu dalam. Aku benar-benar minta maaf untuk semuanya, untuk kebodohanku, untuk ke egoisanku, dan untuk segalanya."

"Apa kau benar-benar menyayangiku phi? Kau tidak sedang berbohong kan phi? Karena jika kau membohongiku lagi aku mungkin akan semakin membencimu."

"Aku tahu kau tidak akan mudah mempercayaiku, aku juga tidak memaksamu untuk percaya begitu saja denganku. Tapi aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku ini Tin. Aku merindukan adik kecilku yang manja, yang hanya ingin bermain dengan kakaknya, yang sangat menyayangi kakaknya, yang selalu tersenyum pada kakaknya. Aku merindukan semuanya, sangat merindukanmu. Rasa benciku pada keluarga ini karena perlakuan buruk mereka pada ibuku hilang begitu saja saat kau hadir dalam hidupku. Aku memiliki tujuan baru yaitu menjaga adikku. Tapi karena kesalah fahaman kita, aku kehilangan dirimu, kehilangan kebahagianku dan juga kehilangan tujuan hidupku."

"Aku ... akan mencoba mempercayaimu! Meskipun tidak akan mudah."

"Aku akan menunggu sampai kau benar-benar memaafkanku Tin."
Tul tersenyum lega, dan Tin juga tersenyum meskipun hanya senyuman kecil.

Wadee dan Can juga tersenyum melihat mereka.

"Ayo kita ke dapur, biarkan mereka berdua saja."

Can mencium bau harum dari arah dapur yang langsung membuatnya merasa lapar.

"Aku baru saja membuat kue, cobalah Can." Wadee memberikan sepotong kue coklat ke arah Can.

"Ini enak."

"Kau mau membantuku memasak di dapur?"

"Sebenarnya aku belum pernah memasak di dapur, tapi akan aku coba."

~~
Makanan sudah tertata rapi di meja.

"Masakan phi terlihat lezat," ucap Tin.

"Tentu saja, karena Can membantuku."

"Benarkah kau membantu? Apa makanannya bisa di makan?" Canda Tin.

Can mempoutkan bibirnya.
"Aku hanya membantu mencicipi masakan phi Wadee, jadi makanannya bisa kau makan sampai habis."
Tin tersenyum, hal itu adalah hal yang langka untuk Tul dan Wadee. Entah kapan terakhir Tul melihat senyuman tulus milik Tin.

"Aku hanya bercanda, makanlah sampai kau kenyang Can."

"Tidak perlu kau suruh juga aku akan melakukannya."

Sudah berhenti bertengkar dan mari kita makan," ucap Tul.

"Di mana Phupha?" tanya Tin.

"Dia masih sekolah, nanti phi akan menjemputnya," jawab Tul.

~~
Usai menyelesaikan masalahnya dengan Tul, Tin mengajak Can ke apartemennya.

"Kau mau makan sesuatu?"

"Tidak, aku masih kenyang. Tin aku pulang saja ya."

"Tidak, tetap di sini. Nanti aku akan mengantarmu pulang, aku kesepian di sini sendiri. Jadi tetap temani aku, jika kau lapar beritahu aku."

"Baiklah, aku akan tetap di sini."

"Tunggu sebentar, aku mau mandi dulu."

Can merebahkan tubuhnya di tempat tidur Tin.
"Tempat tidur ini sangat luas, berbeda dengan tempat tidurku."
Karena merasa nyaman, Can mulai tertidur.

TinCan LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang