part 2

1.6K 118 18
                                    

Can berjalan dengan malas menuruni tangga rumahnya.
Iapun sarapan bersama ibu dan adiknya.
"Can kau itu kenapa? Biasanya kau semangat setiap kali melihat makanan?"

"Tidak mae, mm mae bolehkah aku tidak kuliah hari ini?"

"Kenapa? Kau sakit Can?"

"Tidak"

"Kalau begitu kau harus kuliah jangan malas"

"Khrab"

Can sebenarnya bukan malas kuliah dia hanya malu untuk bertemu dengan Tin.
Dan tidak mungkin dia mengatakannya pada ibu dan adiknya kan.
Bisa bisa dia diejek habis habisan.
Terlebih adiknya Lay menyukai Tin dan Pete.
Dan entah kenapa hal itu membuat Can kesal.

"Aku sudah selesai, aku berangkat dulu"

Ibu dan adiknya menatap Can heran.

"Kenapa dengannya, apa dia salah makan mae?"

"Mungkin saja , habiskan sarapanmu"

~~
Can sampai dikampusnya.
Ia menatap waspada.
Tiba tiba sebuah tangan menepuk punggungnya membuat Can terkejut.

"Aihh phi noh kau membuatku terkejut"

"Kau kenapa Can, tingkahmu aneh sekali"

"Tidak ada,aku pergi dulu phi bye"

Can segera pergi sambil menghembuskan nafas lega.
Tapi itu tidak berlangsung lama karena Tin sudah ada didepannya.

"Tin"
"Kau mau kemana Can?"

"Tentu saja kekelasku,kau sendiri sedang apa disini?"

"Aku menunggumu, aku ingin menagih hutangku yang sudah lama tidak kau bayar"

Kedua pipi Can bersemu merah.
Dia tau apa arti ucapan Tin.
Hutang yang dimaksud bukan uang.
Tin itu kaya raya uangnya sudah sangat banyak.
Pernah sekali Can memcoba membayarnya dengan uang.
Dan tanpa fikir panjang Tin hampir melemparnya ketempat sampah.
Benar benar tuan muda kaya raya.

"Bagaimana?"

"Ini ditempat umum Tin"

"Memangnya kenapa hm? Lagipula disini sepi jadi tidak akan ada yang melihat"

Belum sempat Can bicara Tin sudah menarik tangannya dan mengecup singkat bibir Can.

"Sampai nanti"
Tin tersenyum puas meninggalkan Can yang terdiam sambil menyentuh bibirnya.
Tubuhnya terasa tersengat aliran listrik.
Membuat Can merinding dibuatnya.
Ia melihat kesekitarnya.
Beruntung tak ada siapapun disana.
Can kembali bernafas lega dan sedikit menggerutu .

"Dasar kissing monster menyebalkan"

~~
Tin masuk kekelasnya dengan ceria.
Dan hal itu membuat Pete tersenyum.
Tin yang dulu sangat dingin sudah berubah.
Dan itu semua berkat Can sahabat Ae kekasihnya.
Pete bersyukur Tin bertemu dengan Can yang baik dan juga tulus.

"Wajahmu ceria sekali Tin pasti karena Can ya"

Tin hanya tersenyum.
Dan Pete tau arti senyuman itu berarti tebakannya benar.

"Apa hubungan kalian sudah membaik?"

"Ya bisa dikatakan begitu, Can sangat tidak peka dengan yang namanya perasaan"

"Kau harus bersabar dan sedikit lebih berusaha, aku yakin sebenarnya Can sudah mulai menyukaimu tapi dia masih terlihat ragu, wajar saja karena ini perasaan yang baru untuk Can,jadi jangan menyerah ok"

Tin hanya mengangguk sebagai jawaban.

~~
Dikelas Can terlihat diam membuat teman temannya merasa aneh karena si monyet albino yang biasanya berisik kini duduk dengan tenang.

TinCan LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang