part 9

1K 99 11
                                    

Maaf hp ku rusak jadi baru bisa up ff lagi...

~~
"Silakan duduk Can."

"Cepat katakan apa maumu sebenarnya?" Tanya Can

"Tenanglah, dan duduk dulu."

Can duduk di depan Tul.

"Cepat katakan."

"Baiklah, langsung saja." Tul memberikan cek ke depan Can. "Tulis saja berapa nominal yang kau mau."

"Apa maksudnya ini? Kenapa kau memberiku cek seperti ini?"

"Sudahlah, jangan berpura-pura kau mendekati Tin karena uang kan? Semua orang yang mendekatiku dan Tin tidak ada yang tulus. Pasti ada yang mereka inginkan dari kami. Entah itu uang ataupun popularitas. Jadi silakan tulis se sukamu."

Wajah Can mulai memerah karena kesal.

"Aku tidak punya pikiran untuk memanfaatkan Tin, aku tulus berteman dengannya."

"Kau yakin? Atau kau tidak hanya butuh uang tapi yang lainnya."

"Cukup." Can semakin marah, dan dengan sekuat tenaga dia memukul wajah Tul dengan keras, membuat pria tampan itu terjatuh dari kursinya. Beruntung tempat ini hanya cafe biasa, jadi tak ada yang mengenal Tul. Jika tidak habislah reputasinya sebagai putra pertama keluarga methanan. Karena pasalnya kini mereka jadi tontonan semua pengunjung.

"S!@lan, breng$ek. Tutup mulutmu itu. Keluarga Kirakorn tidak pernah memnfaatkan siapapun. Meski keluarga kami tak sekaya keluargamu, tapi kami masih punya harga diri. Akan ku hajar kau sampai babak belur."
Can sudah mendekati Tul dan hampir memukulnya krmbali, tapi di tahan oleh Guide yang duduk tak jauh dari mereka. Sebenarnya ini rencana Tul, dia ingin tahu seperti apa reaksi Can jika dia menawarinya uang, tak di sangka Can akan sangat marah dan memukul Tul sekuat tenaga.

"Pukulanmu sakit juga."

"Mau kupukul lagi hah?"

"Can, kumohon tenanglah. Dan phi Tul, tolong brrhenti bermain-main," ucap Guide.

"Baiklah, aku mengerti." Tul kembali duduk.

"Can, duduklah. Ayo kita bicara."

"Maaf untuk yang tadi." Tul tersenyum pada Can sambil mengusap pipinya yang masih berdenyut akibat pukulan Can.

Can tentu kebingungan dengan sikap Tul yang tiba-tiba minta maaf padanya.

"Ada apa sebenarnya? Aku tidak mengerti."

"Aku sengaja ingin mengujimu. Aku ingin memastikan jika kau dekat dengan Tin bukan karena ingi memanfaatkannya. Karena selama ini siapapun yang mencoba mendekati kami selalu mencoba memnfaatkan kami. Di depan mereka begitu baik, tapidi belakang mereka mencaci dan merendahkan kami."

Can teringat saat pertama kali dirinya dan Tin pergi bersama, saat itu ada dua pria yang menyapa Tin,tapi di belakang mereka membicarakannya.

"Aku hanya khawatir jika Tin terluka."

"Jangan pura-pura,aku tahu semuanya tentang kau dan Tin."

"Aku tahu Tin sudah menceritakan tentang kami padamu. Tapi itu hanya versi Tin saja kan. Terdengar adil jika kau mendengarnya juga dariku. Apa kau mau mendengarnya?"
Can menatap Guide yang menganggukan kepalanya.

"Baiklah, ceritakan padaku."

"Ini cerita yang panjang Can. Semua berawal dari ibuku yang merupakan wanita dari kalangan biasa yang menikah dengan ayahku yang seorang anak dari keluarga terpandang. Mereka nekad menikah karena saling mencintai. Dan tak butuh waktu lama, aku lahir ke dunia. Ayah dan ibuku begitu bahagia saat aku lahir. Tapi ... berbeda dengan kakek dan nenekku, tak ada raut bahagia dari wajah mereka saat aku lahir, mereka menganggapku sebagai orang asing meskipun aku adalah cucu pertama mereka. Tak ada sambutan hangat saat aku dan kedua orangtuaku datang berkunjung  ke kediaman mereka. Tak ada kasih sayang dan perhatian yang biasa di berikan selayaknya kakek dan nenek pada cucunya, mereka memandangku dingin dan selalu mrnghindariku, melihatku seperti aku ini kuman yang menjijikan. Sampai suatu hari, aku yang baru saja keluar dari gerbang sekolah di culik oleh beberapa orang besar berpakaian kekar.  Dan ternyata mereka adalah pesuruh dari pesaing bisnis ayahku sebelum dia menikah dengan ibuku. Ayahku yang di usir setelah menikah dengan ibuku mencariku kemana-mana sampai ia merasa putus asa. Bahkan polisi tak bisa memberikan hasil. Berhari-hari aku diculik, dan kau tahu,  rasanya seperti di neraka. Mereka memasukkanku ke dalam gudang sempit dan kotor, begitu gelap dan sunyi. Setiap hari mereka hanya memberiku sebotol air putih dan sebungkus roti. Perutku sangat lapar dan membuatku lemas. Aku yang saat itu hanya anak  berumur tujuh tahun, tak bisa berbuat banyak, aku hanya bisa menangis dan meminta tolong. Berharap ada seseorang yang bisa menolongku, tapi semuanya sia-sia. Sampai satu minggu berlalu dan belum ada yang menemukanku. Ayah dan ibuku begitu putus asa mencariku, sampai mereka meminta bantuan kakek untuk mencariku. Kakek ingin membantu, tapi dia memberikan syarat pada ayahku, dia harus berpisah dari ibuku maka mereka akan membantu mencariku. Dengan rasa putus asa ibuku menerimanya. Ayahku sempat menolak, tapi demi menemukan diriku dia menuruti keinginan kakekku. Akhirnya kakekku menggunakan koneksinya untuk mencariku, dan hanya dalam waktu dua hari mereka menemukanku dalam keadaan lemas dan tak berdaya. Aku di larikan ke rumah sakit dan di rawat beberapa hari karena menderita dehidrasi dan kekurangan gizi. Dan setelah aku kembali ke rumah, ibuku menangis saat mendapat surat perceraian. Dan tak lama setelah itu, ayahku dipaksa menikah dengan anak dari rekan bisnis kakekku, ayahku minta syarat yaitu membiarkanku masuk ke keluarga methanan. Awalnya aku menolak, tapi dengan bujukan ibuku aku menyetujuinya, ibuku memintaku membalaskan sakit hatinya dengan menghancurkan keluarga methanan. Dan saat aku masuk ke keluarga itu, hidupku kembali terasa seperti di nereka. Sampai akhirnya Tin lahir, sejak di dalam kandungan aku berusaha membencinya tapi tidak bisa. Saat ku lihat tubuh mungilnya untuk pertama kalinya aku langsung menyayanginya. Aku selalu berusaha menjadi kakak yang baik untuk Tin, meskipun kadang aku merasa iri karena Tin begitu disayangi oleh kakek dan nenek, sangat berbeda dengan diriku. Sampai hari itu datang, saat ibuku menelfonku dan aku mengucapkan kata-kata yang menyakiti adikku, aku tidak bermaksud untuk menyumpahi kematiannya. Aku hanya tidak ingin membuat ibuku kecewa jika dia tahu aku menyayangi Tin. Dan ternyata Tin mendengarnya, dan sejak saat itu Ti menghindariku."

"Kenapa kau tidak mencoba menjelaskan kesalahfahaman kalian waktu itu?"

"Aku hanya anak kecil saat itu, aku tidak tahu harus mengatakan apa pada Tin, aku terlalu takut dan membuat kesalahfahaman kami terus berlanjut sampai sekarang."

"Lalu kenapa kau dan ayahmu mengirim Tin ke luar negri saat dia masih kecil?"

"Karena Tin hampir mengalami hal yang sama denganku, dia hampir di culik. Orang itu berpura-pura menjadi teman ayah kami, Tin tidak sadar dia di culik karena orang itu bersikap baik padanya. Beruntung bodyguard ayahku berhasil menyelamatkannya. Karena takut Tin akan diculik lagi, aku membujuk ayah untuk mengirim Tin keluar negri agar tidak ada yang mencoba menculiknya lagi."

"Lalu bagaimana dengan narkoba, Tin bilang kau yang menjebaknya."

"Memang benar aku yang sengaja melakukannya, tapi aku punya alasan."

"Beritahu aku."

"Sejak Tin tinggal di luar negri, Tin berteman dengan banyak orang. Dia tidak tahu mana teman yang baik dan tidak. Sampai dia bertemu dengan seorang gadis bernama Stevie, Tin jatuh cinta pada gadis itu tanpa tahu jika dia hanya di permainkan. Gadis itu memanfaatkan Tin untuk mengambil uangnya, dan saat Tin sadar dia di manfaatkan dia begitu terluka. Aku sengaja menjebaknya agar dia tidak mudah percaya pada orang lain. Dan sikap Tin jadi semakin dingin, tapi itu lebih baik dari pada dia terus dimanfaatkan orang lain. Sampai dia bertemu denganmu, aku takut kejadian waktu itu terulang lagi, jadi aku meminta Guide untuk mengawasimu, dan sekarang aku lega kau tulus pada Tin. Aku ingin minta maaf padanya, tapi aku tak punya keberanian sama sekali."

"Kalau mau minta maaf ya minta maaf saja, kalau kau tidak mencobanya, kau tidak akan tahu kan. Kau itu laku-laki jangan jadi pengecut."

Tul tersenyum mendengar ucapan Can.

"Tapi sayangnya ini tak semudah yang kau pikirkan Can."

"Apa kau menyayangi Tin?"

"Lebih dari hidupku."

Dan di sebrang sana Tin bisa mendengar semuanya, tanpa Can dan Tul tahu, Guide menghubungi Tin.

Tbc.

TinCan LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang