part 1

3.4K 151 7
                                    

Pagi yang cerah tak membuat seorang pria imut ikut merasa ceria, wajahnya terlihat sedih dan tak bersemangat.
Pria imut itu bernama can.
Pria yang biasanya selalu bersemangat kini terlihat begitu lesu.
Salah satu alasannya adalah karena pria tampan bernama Tin.
Sejak kejadian ia menolak pernyataan cinta Tin beberapa hari yang lalu membuat hatinya tak karuan.
Terlebih lagi ia tak bertemu lagi dengan Tin sejak kejadian itu.
"Tin kau kemana? Apa kau marah padaku? Bahkan telfon,pesan dan Lineku tidak kau balas,apa yang harus aku lakukan"
~~
Can tiba dikampus dan bertemu Ae serta Pete
"Pete tunggu" "ada apa can?" Tanya Pete
"Apa Tin tidak ke kampus lagi?"
"Sepertinya tidak Can"
"Sebenarnya ada apa?kenapa kau terus menanyakan keberadaan Tin pada Pete?" Tanya Ae penasaran.
"Tidak ada,aku pergi dulu" Can berjalan dengan lesu membuat Ae bingung.
"Ai pete kenapa dengan anak itu?"
"Sebenarnya Tin menyatakan cintanya pada Can dan Can menolaknya sejak hari itu Tin tidak datang ke kampus"
"Orang seperti Tin menyatakan cintanya pada Can, aku tidak percaya"
"Jangan begitu Ae, Tin tidak pernah percaya siapapun dan setelah bertemu Can dia mulai berubah. Bahkan dia mulai sering tersenyum dan itu semua berkat Can. Ah aku akan kirimkan alamat apartemen Tin pada Can, bagaimana Ae?"
"Euh lakukanlah"
Pete pun mengirimkan alamat Tin pada Can.
Can membaca pesan yang dikirimkan pete padanya.
~~
Sorenya Can pergi ke apartement milik Tin.
Can sedikit terkejut saat seorang wanita menghampirinya.
"Ya siapa?"
"Saya teman Tin"
"Oh aku kakak ipar Tin,masuklah Tin sedang sakit aku senang ada yang menjenguknya"
Can merasa lega saat tau siapa wanita didepannya ini.
Eh kenapa dia harus merasa lega.Can bingung sendiri.
Mereka masuk ke kamar Tin. Can mempoutkan bibirnya saat melihat betapa luasnya kamar Tin.
'Dasar orang kaya' ucapnya dalam hati.
Can melihat Tin yang terbaring diatas tempat tidur. Wajah yang biasa terlihat tampan kini terlihat pucat.Can terlihat merasa bersalah karena bagaimanapun Tin seperti ini karena dia.
Can menempelkan tangannya kekening Tin yang masih panas.Diapun duduk disamping Tin.
"Tin maafkan aku,cepat sembuh ya"
Can mengganti kompres dikepala Tin. Dia menjaga Tin sampai tertidur disamping tempat tidur sambil menggenggam tangan Tin.
~~
Esoknya Tin membuka kedua matanya yang terasa berat.Ia menengokan kepalanya kesamping saat merasakan tangannya digenggam.Tin terkejut saat melihat Can yang tidur disampingnya.ia memandangi wajah Can lama dan menggenggam erat tangannya.Hatinya terasa hangat Can yang bukan keluarganya menjaganya sesuatu yang tak pernah dilakukan siapapun termasuk ibunya,hanya kakak iparnya saja yang baik padanya.
Can mulai terbangun.Tin tang melihatnya pura pura tidur.
Can menyentuh kening Tin "syukurlah sudah tidak panas lagi" Can akan melepaskan tangannya tapi Tin langsung menariknya kembali,membuat Can sedikit terkejut.
"Tin kau sudah bangun"
Tin hanya mengangguk dan perlahan membuka kedua matanya.
"Kau disini semalaman?".
Can mengqngguk "bagaimana bisa kau kemari?" "Ai pete yang memberitahukan alamatmu,dan kakak iparmu yang kemarin membukakan pintunya,ah iya aku sampai lupa dia juga membuatkan bubur untukmu,akan kuhangatkan sebentar" Can hendak pergi kedapur tapi Tin menahan tangannya.
"Tetap disini" "aku hanya sebentar tunggu na" Can melepaskan tangan Tin.
Tak lama ia datang dengan semangkuk bubur dan segelas air putih "Tin makan dulu"
"Suapi aku" "euh euh duduklah aku akan menyuapimu"
Tin tersenyum ia duduk bersandar diatas tempat tidur dan terus menandangi Can yang mulai menyuapinya.
"Tin kenapq kau terus melihatku? Ada yang salah dengan wajahku?" "Aku takut ini mimpi" Tiba tiba Tin meringis karena Can mencubit lengannya.
"Apa yang kau lakukan,?" "Sakitkan? Berarti kau tidak bermimpi" ucap Can tersenyum polos.
Tin tersenyum tipis Can benar benar polos. Berbeda dengan orang orqng munafik disekitarnya. Selama ini dia hanya percaya pada Pete karena mereka sama sama kaya tapi sekarang dia benar benar ingin mempercayai Can sepenuhnya, pria polos imut yqng mampu membuat jantungnya berdetak kencang.
~~
Siangnya Can meminta izin untuk pergi kuliah.
Tin mengizinkannya dengan syarat Can kembali menginap. Can menyetujuinya dan tentj saja hal itu membuat Tin sangat senang.
~~
Beberapa hari kemudian Tin sudah sembuh dan kembali kuliah.Pete menatapnya sambil tersenyum.
"Pasti Can yang membuatmu terus senyum seperti itu" ucapnya 100% benar.
Tin kembali tersenyum.
"Aku turut senang kuharap kau tidak menyakiti Can dia sangat baikdan tulus" "aku tau jangan khawatir" keduanya kembali tersenyum.
Siangnya Can sedang berlatih sepak bola bersama teman temannya.
"Can kau tadi datang bersama Tin?" Tanya Ae
"Ya"
"Kalian terlihat makin dekat,kalian punya hubungan?"
"Tidak kami hanya berteman"
"Berteman,sejak kapan Can?,setahuku kalian selalu bertengkar,Pete juga memberitahuku jika Tin berubah karena dirimu,sebaiknya kau hati hati padanya Can kau kan mudah sekali percaya pada orang lain,aku khawatir dia hanya memanfaatkan kepolosanmu saja Can"
"Tenang saja Ae Tin bukan orang seperti itu,dia hanya kesepian saja dan butuh teman yang bisa dia percaya,aku bisa menjamin Tin itu orang yang baik Ae"
"Kau sepeetinya sudah sangat mengenalnya"
"Hey Ae Can kalian mau latihan atau mengobrol saja?" Tanya Techno kesal
"Maaf phi"
"Ayo cepat latihan lagi"
"Khrab phi"
~~
Sorenya Can bersiap untuk pulang.
Hp nya berbunyi ada pesan dari Tin yang memintanya datang keparkiran dimana mobil Tin terparkir.
Can pun berjalan menuju tempat parkir dimana Tin sudah menunggunya.
"Tin"
"Ayo masuk"
"Kita mau kemana?"
"Tentu saja mengantarmu pulang atau ... kau ingin kita berkencan dulu?"
"Aih siapa yang mau berkencan denganmu,kita pulang saja"
"Kalau begitu masuklah"
Merekapun masuk kedalam mobil.
Diperjalanan Can baru menyadari jika Tin menghentikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?"
"Ayo kita makan dulu aku tau kau lapar"
"Yaaku memang lapar"
Merwkapun masuk kedalam sebuah restoran dan seperti biasa Can akan selalu bersemangat jika bertemu dengan makanan.
Dan hal itu selalu bisa membuat Tin tersenyum.

Tin memarkirkan mobilnya didepan rumah Can
"Tin terima kasih sudah mengantarku pulang"
Can menbuka pintu mobil.Dia berbalik mengecup singkat pipi Tin dan segera keluar dari mobil meninggalkan Tin yang sedang mematung.
Karena ini pertama kalinya Can menciumnya.
Tin tersadar ia tersenyum sambil menyentuh pipinya yang dikecup Can tadi.
Sementara Can ia segera masuk kedalam kamarnya dan bersembunyi dibalik selimut karena malu.
Wajahnya benar benar memerah sekarang.
"Memalukan sekali,kenapa aku menciumnya tadi.oii bagaimana aku bertemu dengannya besok."
Hanphone nya berbunyi dan terlihat pesan dari Tin.
~Terima kasih untuk ciumannya aku akan tidur nyenyak nanti malam"~ ♥♥

Can semakin menyembunyikan kepalanya dibalik selimut.

Tbc

TinCan LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang