part 14

903 78 6
                                    

Tul terdiam saat melihat Hin di depannya, Tul merasa ini seperti mimpi. Mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu, dan hari ini Hin ada di hadapannya.

"Hin."

Mereka kini duduk berhadapan di ruang tamu, dan ke duanya terlihat canggung.

"Apa kabarmu Hin?"

"Kabarku baik. Bagaiman denganmu phi?"

"Aku juga baik."

"Hmm phi aku kemari atas permintaan Tin. Dia mengatakan kepadaku jika phi sudah berpisah dari phi Wadee."

"Ya aku sudah berpisah dengan Wadee, kami tidak bisa saling mencintai. Kami sudah mencoba tapi tetap tidak bisa, jadi kami memutuskan untuk berpisah saja."

"Lalu bagaimana dengan putra kalian?"

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk anak kami meskipun kami sudah berpisah. Tapi kami akan selalu melakukan kewajiban kami sebagai orang tua."

"Baguslah. Ini sudah hampir sore, aku harus pergi. Aku tidak ingin ayahmu melihatku di sini, jaga dirimu baik-baik phi. Aku senang kau baik-baik saja."

"Kau mau kemana Hin?"

"Aku akan kembali ke Pattaya, aku hanya ingin melihat keadaanmu. Dan sekarang kau baik-baik saja, aku merasa tenang."

"Apa kau tidak merindukanku Hin? Aku sangat merindukanmu, bertahun-tahun aku mencoba untuk melupakanmu taoi tidak bisa Hin. Aku hanya mencintaimu dan tidak bisa yang lain. Tidak bisakah kau tetap bersamaku Hin?"

"Tapi bagaimana dengan ayahmu phi? Kau tahukan sejak dulu dia tidak menyukai hubungan kita."

"Aku akan membicarakannya dengan ayahku. Sekarang sudah ada Phupha yang akan jadi penerus keluarga ini, dan aku tidak akan menyerah seperti dulu. Aku akan mempertahankanmu bagaimanapun caranya. Jadi ... bisakah kau tetap di sisiku dan jangan pergi lagi Hin?"

Hin hanya sanggup mengangguk tanda dia bersedia bersama Tul. Tul tersenyum senang dan memeluk Hin. Tul yang terlihat dingin dan tegas kini sedang menangis di pelukan orang yang begitu di cintainya.

~~
Can baru saja selesai latihan bersama teman-temannya, dia lelah dan juga lapar. Sayangnya tak ada yang bisa dia mintai traktiran gratis, karena semua seniornya sedang sibuk termasuk phi Techno kesayangannya yang sedang sibuk dengan kekasihnya Kenkla. Tin? Dia masih belum selesai kuliah. Terpaksa Can harus makan sendiri, dia pergi ke kantin dan makan sendirian di sana. Can makan dengan tidak semangat, dia tidak suka makan sendirian. Selesai makan Can rencananya akan langsung pulang, tapi kekasihnya Tin mengiriminya Line, meminta Can untuk menunggunya di mobil karena Tin sudah selesai kuliah. Can langsung semangat, dan dia langsung pergi menuju parkiran.

Tak lama Tin sudah datang, dan mobil mewah itu melaju keluar dari universitas. Tin membawa Can ke apartemennya.

"Pesan saja apa yang kau mau, aku akan mandi dulu."

Can mengangguk dan langsung memesan makanan dan cemilan yang cukup banyak, dia tidak perlu memikirkan uangnya karena toh Tin yang akan membayarnya.

~~
Malamnya Tul meminta Tin untuk pulang ke kediaman mereka, karena ada yang ingin Tul bicarakan dengan Tin.

"Ada apa phi?"

"Aku ingin menemui pho dan membicarakan tentang aku da Hin."

"Apa itu tidak terlalu cepat phi?"

"Aku sudah membicarakannya dengan Hin, aku akan bicara pada pho minggu depan. Aku juga sudah mengatakannya pada Wadee, dan dia menyetujuinya."

"Kalau sudah seperti itu aku akan mendukung phi, ku harap pho bisa menerima hubungan kalian."

"Lalu bagaimana denganmu dan Can?"

"Kami baik-baik saja phi."

"Baguslah. Kau harus menjaga Can dengan baik. Jangan sampai apa yang terjadi pada phi dan Hin terjadi juga pada kalian. Can anak yang baik, aku menyukainya."

"Ya dia memang selalu bisa membuat orang lain menyukainya."

"Phi bersyukur. Berkat dia, kita bisa kembali dekat."

"Ya, dia melakukannya untuk kita."

~~
Besoknya Can menunggu teman-temannya di lapangan bola dan melihat Pond datang menghampirinya.

"Hai Can."

"Pond, sedang apa kau di sini?"

"Hanya ingin melihat tim kalian latihan. Tapi sepertinya yang lain belum datang. Bagaimana jika kita membicarakan hal yang penting dulu."

"Apa itu?"

"Tentang kau dan Tin. Kau dan Tin kan sudah bersama cukup lama. Apa kau tidak khawatir Tin akan bosan padamu Can? Karena dia kan seorang ai khoon chai yang tampan dan di gilai banyak gadis dan pria cantik. Kau harus melakukan sesuatu untuk membuat Tin tetap mencintaimu."

"Bagaimana caranya aku membuat Tin tidak bosan padaku?"

"Ada satu cara." Pond melihat yang lainnya baru datang ke lapangan.

"Kita bicara nanti, selamat latihan Can." Pond berjalan pergi menuju bangku penonton. Ae melihatnya dan segera menghampiri Can.

"Can, apa yang si bodoh itu bicarakan?"

"Kami belum selesai bicara, dia langsung pergi begitu saja."

"Dengarkan aku, apapun yang dia katakan jangan dengarkan. Karena itu hanya omong kosong. Ok!"

"Ok."

"Bagus. Ayo kita pemanasan sebelum latihan." Ae melihat ke arah Pond yang sedang tersenyum ke arahnya. Dia mengepalkan tangannya dan mengarahkannya pada Pond.

Setelah latihan Can pulang sendirian karena Tin masih ada kelas. Can baru saja turun dari bus menuju rumahnya sampai terdengar suara seseorang dari belakangnya.

"Pencuri." Seorang pria melintas di samping Can di ikuti pria yang terus memanggil pria itu pencuri. Can tidak diam saja, dia mencoba menendang bolanya ke arah sang pencuri. Dan tendangannya tepat mengenai kaki sang pencuri dan membuatnya terjatuh. Pria di belakangnya yang merupakan seorang pengawal mengambil tas di tangan pencuri itu dan menahan tangan pria itu. Pengawal yang lain datang dan memanggil polisi. Pengawal itu menghampiri Can dan membawanya pada tuannya.

"Jadi kau yang membantu menangkap pencuri itu?" Tanya seorang pria paruh baya.

"Aku hanya membantu sedikit."

"Ini untukmu." Pria paruh bay itu memberikan sejumlah uang pada Can.

"Tidak. Aku tidak bisa menerima uang anda. Ibuku bilang kita harus menolong orang lain tanpa meminta balasan."

Tiba-tiba perut Cam berbunyi, membuat pria itu tersenyum.

"Bagaimana jika aku mengajakmu makan siang. Kau membantuku menangkap pencuri, dan sekarang aku membantumu yang sedang lapar. Jadi kita saling membantu."

"Sepertinya tidak apa-apa jika begitu." Cam selalu lemah dengan makanan. Mereka masuk ke dalam restoran yang berada tak jauh dari sana. Can terlihat meneguk ludahnya saat melihat makanan lezat yang tersaji di mejanya.

"Makanlah."

"Terima kasih paman atas makanannya. Selamat makan."

Can makan dengan lahap. Setelah selesai makan dia kembali berterima kasih pada pria paruh baya itu.

"Jika kau butuh sesuatu kau bisa hubungi aku." Pria itu memberikan kartu namanya pada Can dan pergi dari sana. Can melihat nama yang tertulis di kartu itu.

Trhai methanan.

Tbc.

Mocclub

jonquil_Alstroemeria
DanishBhie
Lemopai

TinCan LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang