Bulan yang sangat cantik.

187 7 0
                                    









Sudah hampir seminggu, sejak kami terakhir kali berbicara panjang. Hari Minggu, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis telah kami habiskan bagai orang asing. Dia tidak mengajakku ngobrol, begitu sebaliknya. Kami berdua hanya berbicara jika memang penting saja.

Alasannya? Mungkin pada malam itu.





°°°°°
Ya, pada malam itu Rey mengungkapkan perasaannya kepadaku.

"Iya Hana, aku menyukaimu.."

"Ke-kenapa?.." tanyaku dengan malu.

"Kenapa apanya?" Rey bertanya balik.

"Kenapa kamu, Rey, bisa menyukai orang seperti aku?..."

"Kok ditanya kenapa? Yah aku juga engga tau..., Lagipula memang perlu alasan untuk menyukaimu?"

"Aku engga ngerti..."

"Apanya yang engga ngerti?"

"Engga tau..."

"Loh, kok jadi begitu? Kalau begitu biar lebih jelas akan kukatakan lagi."

Rey lalu berpindah ke depanku dan memegang kedua tanganku.

"Hana. Hana Karina Putri, apakah kamu mau jadi pacarku?" Ujar Rey dengan wajahnya memerah.

Aku sungguh tidak bisa berkata-kata.

"Engga, Rey..." Ujarku.

"Eh?? Tidak apa?"

"Maksudku engga bisa kujawab sekarang. Beri aku waktu untuk berpikir.."

"Baiklah akan kutunggu..."

"Maksudnya engga hari ini, lain waktu saja. Bukannya bermaksud mengusirmu, tapi bisakah kamu pulang sekarang? Aku butuh waktu sendiri...."

Wajahnya terlihat sangat kecewa. Aku belum pernah Rey sekecewa ini. Setelah Rey keluar dari apartemenku, aku kembali ke kasurku dengan posisi tengkurap.

Aku menangis.

Aku tidak bisa menjawabnya. Aku bahkan tidak bisa mengatakan alasannya kepada Rey. Mulutku menjadi kaku setelah perkataannya itu.

Payah sekali. Tidak berguna.

Dan terjadi lagi. Orang yang peduli padaku kembali pergi karena diriku ini yang tidak bisa berbicara.

Aku tidak ingin menerimanya, tapi aku juga tidak ingin menolaknya. Aku trauma dengan masa lalu saat aku berpacaran.








°°°°°
Padahal sabtu lalu kami masih saling bercanda dan berkomunikasi, tapi karena aku tidak juga memberikan jawaban, sikap Rey menjadi dingin kepadaku. Berbicara minim sekali, saat berbicara tidak melihat kepadaku, benar-benar menghindari diriku.

Seminggu ini, setelah bel istirahat berbunyi, Rey langsung pergi meninggalkanku sendirian. Saat bel masuk berbunyi, baru dia kembali ke kelas.

Sekarang adalah jam istirahat, aku harus membawa buku biologi pinjaman ini kembali ke perpustakaan. Biasanya ada Rey yang membantuku, namun kini dia tak ada. Aku juga bingung bagaimana membawanya, buku ini berat dan juga banyak.

Datang seorang wanita menghampiriku, rambutnya dikuncir dan berparas cantik. Namanya Amanda kalau aku tidak salah.

"Eh ini buku sebanyak ini mau kamu bawa sendiri?" Tanyanya.

"Ahh, iya..." Sahutku.

"Waduh, mana bisa na..., Emangnya Rey kemana deh? Biasanya dia bantuin.." lanjut Amanda.

implicit : it's just you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang