Ini semua adalah salahmu sendiri.

33 3 0
                                    

°°°Sudut Pandang Hana°°°








Beberapa bulan sudah berlalu, sejak insiden Rey yang dihajar habis-habisan oleh Faris. Setelah itu juga telah masuk semester baru, aku dan Rey naik ke kelas 12. Kelas penentuan lulus dan pendidikan lebih lanjut.

Setelah kami sudah sampai di Jakarta, Ayahnya Rey menemui ayahku untuk menawarkannya pekerjaan sebagai asisten. Mengingat perusahaan Ayahnya Faris yang sudah hancur reputasinya, ayahku langsung menerimanya. Bagaimanapun juga ayahku harus kembali bekerja. Karena itu aku bisa melanjutkan sewa apartemen, karena lebih dekat ke sekolah.







Pada bulan awal-awal, kami masih belajar seperti biasa, tidak ada yang terlalu serius. Namun mulai bulan ini, guru-guru terus menghantui kami dengan Ujian Nasional.

Ya sebenarnya mau bagaimanapun juga, semua murid akan diluluskan, tetapi demi menjaga akreditasi sekolah yang sudah sangat baik, guru-guru mulai makin ganas terhadap kelas 12.

Namun aku dan Rey tidak begitu khawatir, kami termasuk murid yang cukup baik nilainya. Hanya saja kami memang sering mager.

Meskipun begitu, kami malah semakin sering belajar bersama di apartemenku, ya walaupun tidak seluruh waktunya untuk belajar, kami juga butuh hiburan.

Ya, seperti hari ini, malam minggu. Setelah otak kami memanas karena belajar, kami memanaskan badan satu sama lain, agar lebih hangat. Karena itu, bukan hanya lelah pikiran, tapi kami berdua juga lelah tenaga.

Sembari kelonan dengan keadaan setengah telanjang, aku berpikir tentang yang aku selalu pikirkan akhir-akhir ini.

"Ada apa lagi sih, Sayang?" Tanya Rey sembari mendekapku.

"Ah, engga kok..." Sahutku.


















°°°°°
Aku jadi teringat perkataan Rey sewaktu masih di rumah sakit. Waktu itu aku meminta maaf karena tidak memberitahukannya soal video skandal itu.

"Gapapa kok, Hana. Aku juga bisa mengerti..." Ujar Rey.

"Benarkah?" Tanyaku.

"Iya. Tapi lain kali kamu harus jujur padaku ya. Walaupun hal itu kecil. Aku selalu mengkhawatirkan mu jika kamu sedang murung begitu.."

"Maaf, Rey.."









°°°°°
Kalau aku begini terus, Rey pasti akan marah padaku. Pastinya Rey juga sudah sadar aku yang seperti ini beberapa hari terakhir.

Aku engga bisa begini terus-menerus, aku harus mengatakannya pada Rey, setidaknya aku engga akan mengulangi kesalahanku lagi.

Aku lalu mendengakkan wajahku, "Rey..".

"Ada apa, sayang?" Tanya Rey.

"Ini soal Amanda.."

"Oh, jadi itu yang kamu pikirkan belakang ini?"

"Iya.."

"Ada apa soal Amanda?"

"Menurutmu, bagaimana dengan perlakuan orang-orang kepadanya?"

"Yah, menurutku, Amanda tidak bersalah. Dia tidak pantas diperlakukan seperti itu. Amanda hanya dimanfaatkan oleh Faris, karena dia mencintai Faris.."






Ya, memang benar perkataan Rey.






Sepertinya setelah aku memberitahukan ke grup teman-temanku. Berita tentang Amanda sudah menyebar ke seisi sekolah. Di tambah dengan viralnya video perbuatan Faris ke Rey yang sadis itu, membuat semua orang membenci Amanda lebih parah lagi.

implicit : it's just you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang