Kesempatan kedua.

91 5 0
                                    



°°°Sudut Pandang Rey°°°



Aku lupa bahwa kemarin aku membuat Hana sedih, aku belum sempat bertemu dan minta maaf kepadanya.

Karena itu setelah mengantar Rena pulang, aku langsung membawa mobil baruku ke apartemen Hana. Aku akan meminta maaf sekaligus memberikan kejutan mobil ini padanya.





Setelah aku sampai, aku langsung memarkirkan mobilku. Lalu menaiki tangga dan menuju kamarnya. Aku ingat memilik kunci apartemennya, kugunakan untuk masuk secara diam-diam.

Dengan perlahan aku memasuki kamarnya dan kulihat Hana yang sedang terlelap. Rasanya aku seperti orang cabul yang akan memerkosanya.

Aku mendekatinya dan mencium bibirnya. Tak lama dia mulai kesulitan bernafas, dia terkejut dan langsung bangun dari tidurnya.

"Rey???" Kagetnya.

"Hehehe, maaf bangunin kamu kayak gitu.." ujarku.

"Rey!!!" Wajahnya berubah menjadi sedih dan mulai menangis.


Aku langsung menghampirinya dan memeluknya.

"Aku minta maaf ya kemarin bersikap seperti itu kepadamu.., aku sungguh engga mau jadi seperti itu.... Maafkan aku, Hana."


Syukurlah Hana mau memaafkanku, aku lalu membuatkannya Nasi Goreng, rupanya dia belum makan. Dia sepertinya banyak menangis sejak terakhir kami bertemu. Namun sekarang sepertinya dia sudah lebih baik.

Sembari dia menyantap nasi goreng, aku menceritakan tentang keluargaku. Tentang bagaimana Ibuku menderita karena Ayahku yang terlalu nafsu akan mencari kekayaan.

Ibuku sakitpun dia tidak peduli, hanya bisa memberikan uang. Sekalipun tidak menjenguk, jadi wajar jika aku begitu membenci ayahku.


Dia pikir semuanya bisa diselesaikan dengan uang?


Setelah bercerita, Hana mengerti, dia juga paham perasaanku. Dia lalu memelukku dan menenangkanku.

"Oh ya, kita jalan-jalan yuk!" Ajakku.

"Mau kemana?" Sahutnya.

"Udah ikut aja..., Mandi sana... Kamu bau nih.." ujarku menggodanya.

"Ish, bukannya kamu suka bau badanku? Kan kamu sendiri aja suka ngendus-ngendus ketiak aku...nih..." balasnya dengan mendekatkan ketiaknya kepadaku.




Setelah Hana selesai mandi, aku langsung mengajak ke parkiran apartemennya. Dia terlihat bingung, pasti karena tidak melihat motorku. Aku lalu menggandengnya ke arah mobilku. Lalu membukakan pintunya. Dia memasuki mobil dengan wajah terkejut. Aku juga ikut masuk ke dalam.

"Wah, Rey. Aku tidak tahu kalau kamu punya mobil.." kagum Hana.

"Memang engga. Rena baru aja belikan aku kemarin. Hadiah ulang tahun katanya.." sahutku.

"Hebat sekali.., di keluargaku tidak ada yang memberikan mobil sebagai hadiah ulang tahun.."

"Aku juga masih kaget sebenarnya.."

"Oh ya, memangnya kamu bisa menyetir mobil?"

Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan langsung membawa mobilku dengan kecepatan tinggi. Hana terlihat sangat panik.

Lalu aku mulai menurunkan kecepatan dan membawanya dengan santai. Reaksi panik dari wajahnya sudah mulai menghilang.

"Iya, aku bisa nyetir. Udah lama kok.." ujarku.

implicit : it's just you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang