Kehidupan baru bersamamu.

387 12 4
                                    












°°°°°
Sudah hampir dua bulan aku duduk bersama Rey, tentu saja aku mengetahui hal-hal yang mungkin orang tidak ketahui. Walaupun begitu masih banyak pertanyaanku yang masih belum terjawab, rasanya tidak sopan bertanya seperti ini ke Rey.

Rey, apa kamu orang miskin?

Engga banget. Mendingan aku mati aja daripada nanya ini.

Rey itu orang yang lumayan ceria jika diperhatikan, walaupun nilainya banyak yang engga bagus, dia tetap kalem dan santai menjalaninya. Dari semua mata pelajaran, hanya pelajaran bahasa yang Rey dapat skor bagus, malahan aku kalah dengannya.

Dia memang masih canggung denganku, sebenernya aku juga sih. Tapi sering kali dia seakan-akan mengisyaratkan bahwa dia ingin mencontek ulanganku, akupun peka, aku memperlihatkan ulanganku. Tak bisa dipungkiri bahwa aku juga mencontek dia dalam pelajaran bahasa.





Jam istirahat tiba, aku lalu membereskan buku dan bersiap ingin ke kantin. Di  sebelahku Rey terlihat sedang serius dengan smartphone itu, sepertinya dia mendapatkan pesan yang serius.

Aku memegang pundaknya dan bertanya.
"Rey, aku mau ke kantin? Mau nitip makanan?"

"Gausah. Aku bawa makanan. Nitip minum aja.." jawab Rey.


Aku pergi ke kantin dan membeli air terlebih dahulu. Saat ingin pergi ke kedai nasi goreng langgananku, ternyata sudah ramai orang. Terlihat sesak, aku tidak mungkin ikut mengantri juga.

Yaudah deh, nanti aja.

Saat sampai di kelas, Rey masih saja serius dengan smartphone nya sembari membiarkan bekalnya terbuka. Aku lalu menghampirinya. Kalau aku tidak memulai duluan, Rey jarang sekali berbicara.
"Rey, di makan dong. Nasinya mulai dingin tuh" ujarku.

"Ah, engga. Aku udah kenyang. Kamu aja makan kalau mau." Sahut Rey yang masih serius membaca entah apa yang ada di layar smartphonenya.

"Oh yaudah, aku cobain ya"

Bekal itu berisi Nasi goreng, kebetulan aku juga sedang ingin nasi goreng.

Dari aromanya memang menggugah. Tapi ternyata rasanya juga.

Enak banget.

Pasti ibunya yang masak atau mungkin adiknya. Setelah melahap sekali, jadi ingin terus melahap. Dan ya nasi gorengnya aku yang menghabiskan.

Aku menaruh tempat makannya di depan Rey, tapi dia tak acuh. Masih saja sibuk dengan smartphonenya. Aku merasa agak kesal, lalu aku mencubitnya.

Aku belum pernah mencubit cowok, tapi rasanya aku ingin.

Dia kesakitan dan melihat kepadaku.
"Ada apa??" Tanya dengan agak kesal.

"Ma-maaf..., Abisnya kamu sibuk banget sama HP, sampai aku di cuekin. Sepenting itu kah?" Sahutku dengan merasa bersalah.

Wajahnya Rey berubah dari kesal menjadi tersenyum.
"Gapapa kok, aku hanya melihat biaya pengeluaranku bulan ini."

"Hmmm, separah itukah?"

"Ya, aku sangat boros bulan ini."

"Oh ya, ngomong-ngomong nasi gorengnya enak. Buatan adikmu ya?"

"Bukan dong, itu buatan aku sendiri"

"Ah masa? Bohong ah..."

"Ish, kalau ga percaya, ayo ke rumahmu. Akan ku buktikan!"

"Hmmmm? Alasan aja kamu biar bisa kerumahmu lagi.."


implicit : it's just you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang