Sebelum berlari lagi.

49 3 0
                                    


°°°Sudut Pandang Rey°°°





Ah, rasanya nikmat sekali tadi malam.


Ya, tadi malam akhirnya kami melakukannya juga. Padahal sudah kutahan sebisa mungkin, tapi tetap saja Hana memintanya.


Ya mau bagaimana lagi kan?



Kali ini bukan salahku.



Aku terbangun, melihat langit-langit kamar kos ini. Kemaluanku masih berdenyut merasakan jilatan Hana semalam. Rasanya mantap.

Aku meraba ke sampingku, namun aku tidak merasakan apapun selain karpet. Saat aku menoleh, tidak ada Hana di sebelahku.



Di kamar mandi mungkin ya?



Aku lalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, namun saat sampai di sana, aku tidak menemukan Hana. Aku tidak menemukan siapapun.

Di sana terdapat empat bilik kamar mandi, tapi tidak satupun yang ditutup, menandakan tidak ada satu orangpun.

Hana kemana?!

Aku langsung berlari kembali ke kamar, barang-barangnya Hana masih ada, tetapi sendal dan ponselnya tidak ada. Aku lalu keluar menuju halaman kosan, namun tidak seorangpun di sana, bahkan Hana tidak ada di dalam mobil.


Lalu dia kemana?


Di saat panik seperti ini, hanya satu hal yang terlintas di pikiranku. Ya, Faris. Entah siapapun yang menculik Hana, ketika aku sedang tertidur.


Sial, seharusnya aku lebih waspada lagi.


Kakiku lemas, aku memutuskan untuk duduk di tanah sembari bersandar ke mobil. Air mataku mulai menetes membasahi pipiku.


Maaf, Hana. Aku gagal melindungimu.




Aku menundukkan kepalaku hingga dahiku bertemu lenganku. Aku meringkuk untuk menutupi tangisanku, sudah tak tau lagi harus apa.








"Rey?"











Suara itu..



Seperti ku kenal...




Aku lalu langsung mencari asal suara itu, ada seseorang di sampingku.

"Kamu kenapa?"

Itu adalah Hana.

"Eh? Kamu ada... ada di sini.." ujarku dengan mengelap air mataku.

"Ya aku ada di sini..., Kenapa deh?" Tanya Hana.

"Aku kira kamu hilang..." Sahutku sembari tersenyum memeluknya dalam keadaan setengah berdiri.


Hana sepertinya tampak bingung. Dia lalu membawaku masuk ke dalam kamar kosan. Dia berdiri sembari meletakkan sesuatu di meja, sedangkan aku duduk di lantai.

"Ada apa deh?" Tanyanya.

"Aku kaget kamu tiba-tiba hilang. Di cariin kemana-mana ga ketemu.., kamu habis dari mana?" Sahutku.

"Aku habis beli bubur, nih lihat" ujarnya sembari menunjuk ke meja.

"Begitu.., kenapa kamu engga bilang.."

"Eh? Aku udah bilang kok.., kamu udah cek ponsel?"

"Ah, belum sih.."

"Oh ternyata pangeranku merindukan aku ya di pagi hari.." ujarnya sembari  ikut duduk dan mendekatiku.

implicit : it's just you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang