"Silahkan perkenalkan diri kamu," perintah Pak Ramlan kepada cowok di sampingnya.
Cowok itu mengangguk. "Halo teman-teman perkenalkan nama gue......."
_______
".....Egy Maulana Fikri, gue pindahan dari Kalimantan Barat, gue harap kalian mau temenan sama gue," ucap Egy.
"Jangankan jadi temen mas, jadi pacar pun gue siap," celetuk Shandra dari bangkunya.
Egy hanya tersenyum lalu menoleh ke Pak Ramlan.
"Kamu boleh duduk di bangku kosong paling belakang itu, ya," tunjuk Pak Ramlan pada bangku di belakang Rara dan Zia, Rara dan Zia memang duduk di bangku paling belakang karna di sana adalah tempat paling strategis untuk tidur, mencontek, atau bermain hp saat pelajaran berlangsung.
Egy berjalan ke bangku yang di tunjuk Pak Ramlan, semua siswa melihatnya duduk di bangku paling belakang itu sampai Pak Ramlan membuka materi untuk hari ini.
"Hei," Rara dan Zia menoleh saat mendengar ada yang memanggil dari belakang.
"Gue Egy, nama kalian siapa?" tanya Egy.
"Zia," jawab Zia.
"Lo?" tanyanya kepada Rara.
"Rara," jawab Rara pada akhirnya.
Rara meletakkan dagunya pada meja lalu membuka buku untuk di letakkan berdiri di depannya. Setelah itu Rara tidak ingat apapun, alam tidur sudah membawanya pergi.
_________
"Aku mencintaimu, Sarah."
"Aku ingin menikah dengan mu."
"Bagaimana dengan suamiku?"
"Ceraikan dia, demi aku."
"Hanif!"
"Astagfirullah," Hanif mengusap dadanya sendiri setelah lamunanya terbuyar karena suara nyaring dari Nurul.
"Ada apa, Rul?"
"Ke kantin, yuk!" ajak Nurul semangat.
Hanif mengusap wajahnya kasar, bayang-bayang tentang percakapan itu masih saja terngiang di kepalanya, perasannya menjadi campur aduk. Ia menenggelamkan wajahnya dengan menunduk.
"Kamu kenapa?" tanya Nurul.
Hanif terdiam.
"Karna kejadian itu?" tebak Nurul.
Hanif mengangguk lemah. Hanif telah menceritakan semuanya kepada Nurul, gadis yang dekat dengannya, hanya satu-satunya gadis setelah Rara.
"Jangan dipikirin lagi, ke kantin aja yuk biar pikiran kamu lebih tenang," ucap Nurul lalu tersenyum.
Hanif akhirnya berdiri, dia memasukkan kedua tangannya pada saku celana lalu berjalan beriringan dengan Nurul.
__________
Brakk!
Sebuah tangan menggebrak meja Hanif. Hanif terkejut sontak melihat siapa pemilik tangan itu.
Bagas.
"Anjing lo, Nif!" umpat Bagas dengan amarah.
"Sorry, gue nggak ngerti maksud lo," ucap Hanif datar.
Nurul diam tidak berkutik, ia juga takut terhadap Bagas. Seperti domba yang bertemu dengan serigala, Nurul hanya menunduk sambil berdo'a semoga tidak terjadi keributan.
"Anjir!" tanpa aba-aba Bagas segera melayangkan tinjuannya ke hidung Hanif hingga berdarah dalam sekali pukulan.
Suasan kantin mendadak riuh apalagi saat Hanif juga membalas meninju Bagas, meskipun hanya satu lawan satu namun tetap saja menyeramkan. Tidak ada yang berani memisah karena takut keoada anak buah Bagas. Semua hanya mampu menyaksikan.
Tak lama kemudian seluruh siswa yang ada di kantin itu membuka sebuah jalan, Rara dan teman-temannya datang dengan wajah yang lebih seram dari biasanya.
Give me your appreciation guys!
Hope you like!Ketemu di next chap!
By yxxnvrwlkaln
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚗𝚐𝚔𝚊𝚜𝚊 𝙱𝚒𝚛𝚞[END]
أدب الهواةWanita yang tidak memiliki rasa takut. Sedikit psycho tapi masih dalam kadar normal. Dan kini terjebak cinta dengan sahabat lamanya sendiri? Lalu apa yang membuat dia jatuh cinta? Hingga akhirnya dia menjadi benci bahkan dalam level sangat benci kep...