Rumah sakit

56 11 2
                                    

Rara berjalan di belakang Ajie. Dengan langkah yakin dan matanya sudah berkaca kaca. Kini Rara menjadi wanita seutuhnya,bukan Rara yang dulu suka berkelahi dan suka mencari ribut,tapi kini Rara menjadi sosok yang kalem dan feminim

"kamu langsung temui saja Hanif. Tidak perlu menemui perempuan di depan kamar Hanif. Jika dia berkata jelek tentangmu biarkan,anggap saja angin" perkataan Ajie sudah menjelaskan bahwa ada cek cok di keluarga mereka.

"iya om" ucap Rara tanpa berpikir panjang.

Rara sampai di depan pintu,dan menatap Sarah sekejap. Seketika Sarah ingin menghalangi langkah Rara,namun ditepis oleh Ajie.

"kamu masuk aja" ucap Ajie.

Rara pun berjalan yakin,ia memasuki kamar Hanif dan menemui Hanif.

"kenapa kamu bebasin tuh anak tengil masuk gitu aja? Apa maksud kamu?" oceh Sarah.

"tengil? Yang tengil itu kamu atau dia?"

"nggak usah membalikkan fakta" imbuh Ajie.

"dia itu siapa kita gak tau? Dan bener apa enggak yang dicari Hanif itu dia kita juga gak tau"

"diem. Kalo kamu gak suka pergi aja," Ajie lalu duduk.

Rara berjalan semakin mendekati Hanif. Rara meraih tangan Hanif,

"Nif,lo kenapa sih kayak gini? Kenapa lo jadi kayak gini? Lo hilang tanpa kabar,tau tau lo ngasih kabar kayak gini" tangis Rara pecah.

Tangan Hanif bergerak,

"Nif,lo udah sadar?" ucap Rara.

Perlahan tapi pasti mata Hanif pun terbuka.

"Nif,lo sadar?"

"Ra? G-ue minta maaf udah bohongin lo. Gue harap lo gak akan benci sama gue" ucap Hanif terbata bata.

Rara pun berteriak memanggil dokter. Selang waktu dokter pun datang dan memeriksa keadaan Hanif.

"kedatangan kamu membuat Hanif semakin membaik. Dan dia bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa. Saya harap kamu tetap di sampingnya" ucap dokter.

"iya dok,saya janji akan selalu ada di samping Hanif" balas Rara spontan.

"Ra,lo janji mau nemenin gue terus? Setelah lo tau kebenarannya?"

"apaan sih Nif? Mana pernah gue gak nepatin janji? Udah sekarang lo fokus buat kesembuhan lo. Gausah pikirin yang lainnya"

"gue keluar dulu,ngabarin orang tua lo"

Rara berjalan keluar.

"maaf om,tante. Hanif udah siuman," ucap Rara halus.

Mereka pun masuk.

"Nif? Kamu udah sadar nak? Mama khawatir banget sama kamu" ucap Sarah.

"gimana keadaan kamu Nif? " Ajie melanjutkan.

"baik kok Pa,apalagi kalo ngeliat kalian akur" ucap Hanif enteng.

"kamu ngapain disini lagi? Hanif udah sadar. Udah gih kamu pergi" usir Sarah ke Rara.

"Sar,ini rumah sakit. Seharusnya kamu bisa menjaga. Hanif bisa sadar karena dia juga kok" omel Ajie.

Assalamualaikum
Menuju ke part terakhir,jan lupa vote ya
Makasih:)

𝙰𝚗𝚐𝚔𝚊𝚜𝚊 𝙱𝚒𝚛𝚞[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang