Rara berjalan melewati beberapa koridor sekolahnya. Dan dia memilih untuk lewat lapangan,karena kelas Rara memang di sebrang lapangan sana.
"Ra..." teriak seseorang yang meraih tangan Rara.
Rara pun langsung berbalik badan. Dan....
"gila,ngagetin aja sih lo Zi" ucap Rara melihat Zia di belakangnya.
"hehe,ya maaf. Abisnya gue takut kalo lewat lapangan,apalagi ada anak anak main bola"
"ya kalo takut kenapa lo lewat sini tol*l"
"kan ada lo..." Zia langsung senyum senyum gak jelas.
"Ra......!" seseorang membuat Rara dan Zia berhenti.
"siapa Zi?" respon Rara.
"gatau,dari mana emang?" Zia menengok ke belakang dan menemui David.
"astaga Vid,kenapa sih lo teriak teriak kaga jelas gitu. Ngagetin aja" omel Zia.
"he..... Sorry Ra,gue spontanitas" ucap David agak ragu seperti ada yang disembunyikan.
Rara tak menanggapi dan tetap santai berjalan.
"sorry Ra,gue gak ngasih tau lo. Gue takut lo bakal shock dan terjadi hal yang nggak diinginkan" batin David.
Rumah sakit.
Ajie,ayah Hanif datang dan menemui Hanif yang sedang terbaring koma. Sedangkan Sarah,duduk termenung di depan ruangan Hanif.
"Hanif jadi celaka gara gara kamu Sar" ucap Ajie di samping Sarah.
"kenapa ini salahku? Kenapa selalu aku yang di salahkan?"
"kalo kamu nggak berbuat macam macam ke Wirawan,dia gak akan kayak gini. Kamu itu kurang kerjaan,"
"jadi kamu menyalahkan aku? Ini juga salah kamu kan? Kamu nggak mau ngertiin Hanif,selalu kerja terus"
"aku kerja juga buat Hanif. Dan dia juga memaklumi itu kan?"
"alah,kamu selalu nggak mau di salahin. Maunya menang sendiri" ucap Sarah.
Keduanya pun beranjak dan sama sama masuk ke ruang Hanif.
"Nif,bangun. Ini papa nak" ucap Ajie.
"Hanif,ini mama. Mama di samping kamu" ucap Sarah di sisi lain.
Tangan Hanif bergerak, matanya sedikit demi sedikit membuka.
"Ra...." ucapan pertama Hanif.
Sarah pun memanggil dokter.
"saya periksa dulu. Silahkan keluar dulu" ucap dokter yang menangani Hanif.
"Ra... Lo dimana?" guman Hanif.
"keadaan Hanif sudah semakin membaik. Tapi dia terus berguman memanggil nama Ra,apakah kalian tau siapa yang dicara Hanif?" jelas dokter.
"Ra? Saya tau dok. Saya akan ajak dia ke sini" ucap Ajie.
"baik" dokter pun pergi.
"siapa Ra yang dimaksud Hanif?" tanya Sarah.
"kamu diam saja kalau tidak tahu" Ajie pun meninggalkan rumah sakit.
Ajie memasuki mobilnya dan memacu mobilnya lumayan cepat. Beberapa menit kemudian dia berada di depan gedung bertuliskan SMA Bina Muda.
"permisi pak,saya mau tanya ruang kelas XII IPS 3 dimana ya pak?" tanya Ajie.
"oh,bapak dari sini terus aja,nanti ketemu tangga bapak naik,kelasnya ada di lantai dua dekat perpus pak" ucap satpam sekolahan.
"makasih pak" langkah Ajie semakin lama semakin cepat. Hingga dia sudah sampai di depan kelas bertuliskan XII IPS 3.
"permisi," ucap Ajie lirih.
"iya pak,silahkan masuk" jawab bu Dian yang sedang mengajar.
"permisi bu,saya Ajie ayahnya Hanif. Maaf Hanif tidak bisa mengikuti pelajaran karena dia habis kecelakaan,"
"oh pak Ajie,iya pak tadi sudah ada yang mengabari kalau Hanif kecelakaan. Saya perwakilan pihak sekolah turut prihatin atas kejadian yang menimpa Hanif,semoga Hanif cepat sehat kembali pak"
"iya bu,terima kasih. Dan kedatangan saya kesini,saya ingin mencari satu teman Hanif"
"siapa ya pak? Disini banyak teman Hanif. Ada Egy,David"
"bukan bu,sepertinya dia perempuan. Hanif hanya memanggil sepotong nama,dia selalu mengigau nama Ra,"
"Ra? Apa itu Rara pak? Rara memang dekat dengan Hanif. Tapi belakangan ini mereka jarang bersama"
"Rara? Iya bu,Hanif sering menceritakan nama Rara ke saya"
"anak anak minta perhatiannya sebentar. Rara,bisa maju" panggil bu Dian.
Rara pun berjalan maju dengan seribu pertanyaan.
"Rara,kamu temannya Hanif ya? Atau kamu pacarnya Hanif?" Ajie langsung menuju ke poin nya.
Deg, jantung Rara berdetak saat mendengar kata 'pacarnya' dia spontan menjawab, "saya temannya Hanif,"
"kamu bisa ikut saya menemui Hanif?"
"maaf om,tapi Hanif bisa menemui saya setiap hari di sekolah" ucap Rara santai.
"saya belum yakin dalam waktu dekat ini Hanif bisa menemui kamu di sekolah"
"maksud om?"
"Hanif daper musibah Ra,dia abis kecelakaan dan sekarang dia koma di rumah sakit" Bu Dian ikut menjelaskan.
"kamu bisa ikut saya?" tanya Ajie.
"iya om bisa"
Rara pun merapikan bukunya dan memasukkannya ke tas lalu berjalan mengikuti Ajie.
Assalamualikum😁
Ngebosenin ya?
Up nya lama ya?
Buat semuanya maaf,karena aku sekarang emang jarang banget on di wattpad. Tapi insyaallah aku akan on di wattpad lagi.
Dan jangan lupa tunggu karyaku selanjutnya😍
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙰𝚗𝚐𝚔𝚊𝚜𝚊 𝙱𝚒𝚛𝚞[END]
FanficWanita yang tidak memiliki rasa takut. Sedikit psycho tapi masih dalam kadar normal. Dan kini terjebak cinta dengan sahabat lamanya sendiri? Lalu apa yang membuat dia jatuh cinta? Hingga akhirnya dia menjadi benci bahkan dalam level sangat benci kep...