Haelmonie dulu pernah bilang bahwa aku dilahirkan dengan keberuntungan yang tak putus. Sejujurnya aku tidak terlalu percaya pada peramal, tapi aku rasa aku memang sangat beruntung.
Satu bulan setelah kelulusanku, aku mengikuti tes untuk menjadi jaksa di Pengadilan Tinggi Seoul. Dan kemarin aku baru menerima email yang menyatakan bahwa aku di terima. Perpaduan takdir, bakat dan keberuntunganku memang patut aku syukuri.
Aku masih ingat bagimana gugupnya aku saat menghadapi tes wawancara. Tapi ternyata aku mengenal 4 dari 5 orang yang saat itu mewawancarai ku. Mereka adalah para juri simulasi sidang yang selalu ku ikuti semasa kuliah. Mereka sudah mengakui kemampuanku karena tidak sekalipun aku kalah dalam simulasi persidangan yang aku ikuti.
Aku baru mulai bekerja minggu depan. Hari ini kuputuskan untuk belanja baju di butik langganan ku, sekalian aku ingin membelikan setelan untuk Hyun Ki. Minggu depan dia juga akan diangkat menjadi CEO di Choi Construction. Begitu memasuki pintu masuk mall aku langsung menuju ke butik yang ada di lantai 3.
"Unnie.." Aku sedikit terkejut melihat Se Ra juga ada di butik ini.
"Oh.. Se Ra-ya" jawabku sambil membalas pelukannya.
"Unnie chukae.. aku dengar Unnie berhasil menjadi jaksa sekarang. Kau sangat hebat Unni"
"Gomawo Se Ra-ya, aku memang beruntung" jawabku sambil tersenyum.
"Aniyo Unnie.. kau sangat pintar dan cerdas. Aku tau kau akan meraih keberhasilan dalam hidupmu" lihat betapa tulusnya gadis ini.
"Aigoo.. Gomawo.. pilihlah sebuah baju yang cantik Se Ra-ya. Aku akan membelikanmu"
"Sincha? Kamsahamida Unnie" Se Ra girang sekali.
Selesai berbelanja baju, Se Ra mengajaku minum teh di sebuah kafe. Kami duduk di samping jendela sambil mengobrol santai. Semakin lama aku semakin menyukai gadis ini. Dia cerdas, cantik dan anggun. Saat ini sudah dua tahun hubungannya dengan Hyun Ki. Rekor yang luar biasa.
Se Ra juga pandai membawa suasana, sejak tadi aku dibuat tergelak dengan ceritanya yang lucu. Saat aku masih teertawa terbahak aku lihat Se Ra tiba-tiba terdiam melihat ke arah luar jendela. Aku berusaha mengikuti pandangan mata Se Ra.
Mataku hampir copot saat melihat Hyun Ki sedang berjalan sambil di gandeng mesra seorang wanita. Sesekali wanita itu tampak mencium pipi Hyun Ki dan Hyun Ki hanya tertawa bahagia menerima perlakuannya. Aku semakin geram.
"Kunyuk itu harus di beri pelajaran" kataku emosi sambil berdiri. Bersiap untuk melabrak Hyun Ki. Teganya dia berbuat begini pada Se Ra. Langkah ku tertahan karena tanganku di genggam erat oleh Se Ra.
"Unnie kumohon, tetaplah duduk dan pura-pura tidak melihat apapun" katanya memelas. Matanya sudah merah, aku tau dia akan segera menangis. Sebenarnya aku ingin tetap menghampiri Hyun Ki, tapi saat ini lebih baik aku menenangkan Se Ra. Aku memeluk Se Ra dan dia menangis di bahuku.
"Sudah dua tahun aku bersamanya Unnie, mana mungkin aku tidak tau kekakuannya di belakangku?" Se Ra akhirnya bicara setelah tangisnya mereda.
"Jika sudah tau, kenapa kau tidak melepasnya? Kau hanya menyakiti diri sendiri" kataku emosi.
"Aku berharap aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku dan hanya menjadi milikku Unnie. Aku rasa aku akan berhasil jika bertahan sedikit lagi. Aku sangat mencintainya Unnie" jawabnya lirih.
Aku hanya diam. Mana mungkin memberi nasehat pada orang yang sedang jatuh cinta? Apapun yang kukatakan akan menjadi angin yang berlalu. Hyun-ah.. aku harap kau segera berhenti.
___________________________________________Keesokan paginya aku sudah berada di rumah Hyun. Aku sengaja kesini untuk mengantarkan setelan yang kemarin aku beli. Selain itu aku akan makan siang disini karena Choi Omma sudah berkali-kali memintaku datang. Kupikir sebelum sibuk bekerja tak ada salahnya aku kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Sky
General Fiction~Be my darling, my darling And I want you to always be by my side.. glistening diamond sky~ Cerita ini menggunakan Korea Selatan sebagai latarnya karena author terinspirasi dari bermacam Drama Korea