Seven

19 0 0
                                    

Author's POV

"Brengsek" Hyun Ki berjalan cepat ke arah mereka.

"Hya, hentikan brengsek" Hyun Ki berteriak menganggu kemesraan pasangan yang sedari tadi mereka lihat. Pasangan itu tampak terkejut dengan teriakan Hyun Ki. Terutama si namja, dia sudah tampak pucat ketakutan menerima amarah dari Hyun Ki.

Hyun Ki sudah dikuasai emosi, tanpa pikir panjang Hyun Ki menarik kerah namja itu lalu menonjoknya hingga si namja tersungkur.

"Kau.. berani sekali melakukan ini pada Jin Ae, kau namja brengsek, enyah saja kau ke neraka" Hyun Ki masih memukuli namja itu dengan membabi buta.

"Oppa hentikan, hentikan Oppa" yoeja yang bersama namja itu berteriak histeris. Namun itu tidak cukup membuat Hyun Ki berhenti. Hyun Ki masih terus memukuli namja itu, dan Namja itu hanya pasrah menerima perlakuan Hyun Ki.

"Kau namja tak tau diri, teganya kau pada Jin Ae, sudah ku bilang aku akan membunuhmu jika kau berani menyakiti Jin Ae" Hyun Ki menatap nyalang pada lawannya yang tidak berkutik.

"Jin Ae, Jin Ae, Jin Ae, selalu saja dia, apa sedikitpun tidak ada tempat untuk ku di hatimu? Apakah kau bahkan kekasih yang mengencani ku 4 tahun ini?" Yeoja tadi berteriak. Membuat Hyun Ki mendekati yeoja itu.

"Kau berani mengungkit empat tahun kita? Disaat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau berciuman dengan namja lain? Terlebih dia adalah kekasih sahabatku. Kau tidak lebih dari wanita jal*ng" Yeoja itu menampar Hyun Ki begitu Hyun Ki selesai bicara.

"Kau? Kau berani bicara begitu tentang aku? Tidak kah kau sadar diri jika aku begini karena mu. Jika saja kau tidak bermain di belakangku dan tulus mencintaku aku tidak akan menjadi begini. Aku begini karena dirimu, brengsek"

Plak! Jin Ae menampar yeoja.

"Tutup mulutmu. Kau tidak perlu menyalahkan orang lain atas kelakukan bejatmu." Jin Ae meluapkan emosinya. Sudah tidak ada air mata di pipinya. Dia tidak ingin menunjukan kelemahannya di depan orang yang telah menyakitinya.

Jin Ae berjongkok untuk mensejajarkan diri dengan namja yang sudah tersungkur di tanah akibat perbuatan Hyun Ki.

"Kau.. tidak lebih dari sampah yang pengecut. Melarikan diri diam-diam hanya untuk kutemukan dalam keadaan begini? Ck, jika kau bosan kau bisa katakan. Tidak perlu bermain di belakangku, terlebih dengan kekasih sahabatku. Aku tidak ingin mendengar apapun dari mu, mulai detik ini, kita berakhir, Ji Yong Ju-ssi" selesai bicara begitu Jin Ae langsung berdiri. Kini ia menatap lurus pada wanita yang baru di tamparnya.

"Kau bisa memiliki lelaki pengecut ini Se Ra-ssi. Pengkhianat memang sudah sepantasnya bersanding dengan pengkhianat. Jangan pernah mengganggu Hyun Ki lagi." Jin Ae kemudian berjalan lurus ke meja kasir. Bagaimanapun dia adalah seorang jaksa yang paham hukum serta etika. Di tengah kekacauan hidupnya, dia masih memiliki kewarasan untuk membayar kerugian restoran BBQ itu. Hyun Ki yang menghajar Yong Ju menyebabkan satu kursi rusak, dan beberapa gelas pecah.

Selesai membayar Jin Ae menarik tangan Hyun Ki untuk keluar dari restoran itu. Mereka baru akan keluar ketika tangan Jin Ae di tahan Se Ra. Jin Ae menoleh dengan heran.

"Aku mengkhianati mu karena kelakuan sahabatmu sendiri. Empat tahun kami bersama, tidak cukup bermain di belakangku, tapi dia juga selalu mengutamakan dirimu. Aku muak dengan persahabatan kalian. Sekarang kalian rasakan akibat telah menyakitiku, kau bisa menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi padamu sekarang. Aku akan menikah dengan Yong Ju"

Bagai di sambar petir Jin Ae mendengar setiap perkataan Se Ra. Se Ra akan menikah dengan Yong Ju.. menikah.. pikirannya di penuhi dengan pernikahan Se Ra dan Yong Ju hingga Jin Ae tidak bisa berkata-kata.

"Nikahi saja dia dan pergi ke neraka bersamanya" Hyun Ki menjawab tegas lalu menarik Jin Ae keluar dari tempat itu.

Sepanjang perjalanan ke apartemen Jin Ae, Jin Ae dan Hyun Ki hanya terdiam. Hyun Ki tidak berani membuka percakapan, dia tidak tau harus berkata apa di saat seperti ini. Dia sendiri terluka. Terluka atas pengkhianatan Se Ra, tapi hanya harga dirinya yang terluka, bukan hatinya.

Berbeda dengan wanita di sebelahnya. Jin Ae sangat mencintai Yong Ju dan berharap bisa segera menikah dengan Yong Ju. Namun harapan itu kini sudah musnah, berganti dengan luka yang mendalam.

Terlebih wanita yang bersama Yong Ju adalah Se Ra, seseorang yang sangat di sukai oleh Jin Ae. Jin Ae bahkan sudah menganggap Se Ra sebagai saudara nya sendiri. Dikhianati oleh dua orang terdekat, tentu saja rasanya begitu menyakitkan.

Hyun Ki menghentikan mobilnya di tempat parkir apartemen Jin Ae. Jin Ae masih diam, tidak ada tanda jika Jin Ae ingin turun. Dengan takut-takut Hyun Ki menoleh ke arah Jin Ae. Diperhatikan nya tatapan mata Jin Ae yang kosong. Tiba-tiba air mata lolos dari mata Jin Ae. Kemudian Jin Ae mulai terisak dan menangis keras.

Hyun Ki paling lemah dengan air mata Jin Ae. Hyun Ki segera memeluk Jin Ae, berharap pelukannya bisa memberikan ketenangan pada sahabatnya itu. Namun tidak, Jin Ae menangis semakin histeris.

"Kenapa Hyun? Kenapa semua harus berakhir begini? Kenapa wanita itu harus Se Ra? Bagaimana Se Ra tega melakukan ini padaku? Mengapa Hyun? Mengapa? Apa Se Ra lebih baik dari ku hingga Yong Ju memilihnya? Aku sangat mencintainya Hyun, kumohon kembalikan Yong Ju padaku. Aku tidak bisa hidup tanpanya.. ku mohon Hyun, bawakan Yong Ju padaku." Jin Ae masih terus menangis di pelukan Hyun Ki.

__________________________________________

Ketika Jin Ae mulai tenang, Hyun Ki membawa Jin Ae naik ke apartemennya. Jin Ae bahkan tidak mampu berjalan dengan benar. Dengan hati-hati Hyun Ki memapah Jin Ae.

Ketika memasuki apartemen, Jin Ae langsung melepaskan pelukan Hyun Ki di bahunya dan berjalan gontai menuju ke kamarnya.

"Pergilah Hyun, biarkan aku sendiri" Kata Jin Ae sebelum menutup dan mengunci kamarnya.

Hyun Ki mendesah frustasi. Tentu saja Hyun Ki tidak akan meninggalkan Jin Ae sendiri di apartemen. Bagaimana jika Jin Ae berbuat yang tidak-tidak? Semakin di pikirkan Hyun Ki merasa semakin takut. Hyun Ki memutuskan akan menginap saja malam ini.

Hyun Ki menghempaskan diri di sofa empuk milik Jin Ae. Kejadian tadi kembali terbayang.

"Kau? Kau berani bicara begitu tentang aku? Tidak kah kau sadar diri jika aku begini karena mu. Jika saja kau tidak bermain di belakangku dan tulus mencintaku aku tidak akan menjadi begini. Aku begini karena dirimu, brengsek"

"Aku mengkhianati mu karena kelakuan sahabatmu sendiri. Empat tahun kami bersama, tidak cukup bermain di belakangku, tapi dia juga selalu mengutamakan dirimu. Aku muak dengan persahabatan kalian. Sekarang kalian rasakan akibat telah menyakitiku, kau bisa menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi padamu sekarang. Aku akan menikah dengan Yong Ju"

Kalimat demi kalimat yang dilontarkan Se Ra kembali memenuhi pikiran Hyun Ki.

"Benarkah semua karena aku? Seharusnya aku yang dihukum, kenapa Jin Ae yang harus menerima akibat dari perbuatanku? Jika saja aku tau kelakuan ku akan membuat Jin Ae bersedih, aku tidak akan pernah melakukannya. Jin Ae-ya.. miane" Hyun Ki bermonolog dalam hati.

Sementara di dalam kamar, Jin Ae langsung merebahkan diri di kasur, dia menatap langit-langit kamarnya. Tanpa sadar air mata kembali meleleh, membasahi pipinya yang mulus.

Kejadian tadi dan ucapan Se Ra terus berkelebat di pikiran Jin Ae.

"Aku akan menikah dengan Yong Ju"

"Aku mengkhianatimu karena sahabatmu sendiri"

"Aku akan menikah dengan Yong Ju"

"Kau bisa menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi padamu sekarang"

Jin Ae kembali terisak, dia terus menangis hingga tertidur karena lelah.

***

Diamond SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang