Aku baru memahami senyum evil Hyun Ki saat kami makan malam di Dubai setahun yang lalu. Sejak saat itu hampir setiap hari dia mengganggu aku dengan kalimat "menikahlah denganku". Jika saja tidak ingat semua perbuatan baiknya padaku, mungkin sudah kuputuskan saja pertemanan kami. Aku tau dia sengaja berbuat begitu untuk membuatku kesal. Dia pasti kurang kerjaan karena sekarang tidak memiliki kekasih.
"Yeobo-yaa" baru saja dibicarakan tiba-tiba dia sudah muncul diruanganku dengan wajah bodohnya.
"Aku sibuk Hyun." Jawabku sambil melihat berkas.
"Ini sudah jam makan siang, ayo kita makan bersama" Sekarang dia sudah duduk di sofa yang ada di ruanganku. Akhir-akhir ini dia sering ke kantorku ketika jam makan siang. Padahal jarak kantor kami lumayan jauh.
"Aku akan pesan antar saja, kau makanlah bersama Hyun Shik Oppa" jawabku.
"Hm.. apa kau yakin tidak mau makan denganku?" Tanya Hyun Ki lagi.
"Hm" jawabku singkat.
"Kalau menikah denganku bagaimana?" Tanya Hyun Ki lagi. Aku mendelik. Dia kabur sambil menjulurkan lidah. Kapan dia akan dewasa?
___________________________________________"Hyun.. apa yang kau lakukan?" Tanyaku begitu masuk ke ruangan kantornya. Dia menyengir tanpa rasa bersalah.
"Duduklah, aku akan menjelaskannya." Ya Tuhan, dia masih sesantai ini. Dia sepertinya memang sudah gila.
"Apa benar tidak ada yang bisa kita dapatkan?" Tanyanya. Aku buru-buru ke kantornya setelah tahu Choi Construction mendapat peringatan dari Balai Kota.
"Tidak. Kau gila Hyun. Kenapa kau merobek kontrak itu di depan tuan Kwon? Kontrak itu bernilai 200.000 dolar Hyun!" Kataku emosi.
"Aish.. aku terbawa emosi. Dia terus menunda pembayaran dan dia bahkan melempar gelas pada ketua tim desain. Aku baru sadar nilai kontrak itu setelah merobek kontraknya. Meskipun itu kontrak senilai 2 juta dolar aku akan tetap melakukan hal yang sama" Hyun Ki menjawabku panjang lebar.
"Dia melempar gelas pada ketua tim desain?" Aku bertanya tidak percaya.
"Iyaa.. si brengsek tua bangka itu benar-benar keterlaluan" jawabnya.
"Kalau begitu aku akan mengurusnya Hyun. Kau bisa dibayar sejauh yang sudah kau kerjaan. Kita akan mengajukan tuntutan balik. Dan kau, berhentilah membuat masalah." Kataku dengan nada mengancam.
"Kenapa khawatir jika ada kau yang akan menyelesaikan semua masalah yang aku buat?" Tanyanya konyol. Aku hanya mendengus.
"Bagaimana kalau nanti malam makan bersama?" Tanyanya lagi.
"Aku harus lembur malam ini Hyun" jawabku.
"Benarkah? Bagaimana kalau menikah denganku?" Tanyanya dengan nada jail. Aku bangkit, keluar dari ruangannya sambil membanting pintu. Hyun Ki Pabo!
___________________________________________
Author's POV
Hyun Ki terlihat bosan di kamarnya yang nyaman. Kemudian dia meraih ponsel dan menelpon seseorang.
"Jin Ae-ya mwoehae?" Tanya Hyun Ki dengan nada imut.
"Hentikan Hyun, kau membuatku mual." Jin Ae menjawab lelah.
"Benarkah? Kenapa kau mual? Apa kau sakit? Sudah kubilang Jin Ae-ya, menikahlah denganku, aku akan menjagamu." Hyun Ki terkekeh.
"Menikah saja dengan batu Hyun" Jin Ae langsung memutuskan sambungan telpon setelah bicara begitu. Hyun Ki tergelak. Sudah setahun lebih, menggoda Jin Ae menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi Hyun Ki. Wajah sebal Jin Ae menjadi hiburan tersendiri baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Sky
General Fiction~Be my darling, my darling And I want you to always be by my side.. glistening diamond sky~ Cerita ini menggunakan Korea Selatan sebagai latarnya karena author terinspirasi dari bermacam Drama Korea