Ten

26 0 0
                                    

Jin Ae's POV

Sudah setahun aku bekerja di Choi and Partners. Sejauh ini aku merasa disini lebih nyaman dibanding di kejaksaan. Mungkin karena pemiliknya orang yang sudah menganggap ku adik. Dolphinku belum bertambah sejak aku bekerja disini. Artinya belum ada kasus besar yang aku tangani.

Ngomong-ngomong tentang dolphin, aku jadi teringat Hyun Ki. Setahun ini dia mondar mandir Korea Dubai terkait cabang yang ada disana. Dua bulan lagi Choi Construction Dubai akan diresmikan, jadi dia semakin sibuk. Tiba-tiba aku ingin mendengar suaranya yang menyebalkan.

"Yeoboseo" kataku begitu Hyun Ki menjawab teleponnya.

"What's wrong babe?" Nah kan.. Hyun Ki menjawab dengan nada yang menyebalkan.

"Hentikan Hyun, kau dimana?" Tanyaku.

"Airport. Aku akan kembali ke Korea. Apa kau akan menjemputku besok?" Tanyanya.

"Akan aku jemput Hyun." Jawabku.

"Kau masih di kantor? Pulanglah segera Jin Ae-ya" Hyun Ki mulai memerintah. Tapi Hyun Ki benar, hari sudah sore, sebaiknya aku segera pulang. Setelah mematikan sambungan telpon aku langsung bersiap pulang.
___________________________________________

Aku masih memeriksa beberapa berkas ketika telpon ruanganku berdering. Hyun Shik Oppa memintaku untuk segera ke ruangannya. Aku bergegas, aku bertanya-tanya kenapa Hyun Shik Oppa terdengar sangat khawatir di telpon.

"Saya disini sajang-nim" kataku begitu masuk ke ruangan Hyun Shik Oppa. Aku memang berusaha profesional, aku akan memanggilnya begitu jika sedang di dalam kantor.

"Masuklah pengacara Lee. Duduklah" Hyun Shik Oppa mempersilahkan aku. Air mukanya keruh. Di ruangannya sudah duduk seorang yeoja yang cantik sekali. Tapi dia juga berwajah sedih, bahkan jejak air mata masih terlihat di wajahnya.

"Perkenalkan, dia adalah Shim Hana. Putri dari guru yang sangat kuhormati semasa SMA" aku memperkenalkan diri dengan sopan pada wanita yang bernama Shim Hana ini.

Selanjutnya Hyun Shik Oppa menjelaskan mengapa aku di panggil ke ruangannya. Hyun Shik Oppa meminta aku membantu Shim Hana. Sebenarnya bukan Hana yang butuh pengacara, tetapi ayahnya. Guru Hyun Shik Oppa. Semalam ayahnya tidak sengaja menabrak seorang mahasiswa, saat ini kondisi mahasiswa itu kritis dan ayah Hana berada di kantor polisi.

"Lakukan apapun yang kau bisa Jin Ae-ya. Aku tidak ingin Shim Sonsaeng diadili. Kau tau kami sangat mengandalkan mu" Hyun Shik Oppa benar-benar tidak seperti biasanya. Dia tidak pernah memanggil namaku di depan klien. Sepertinya Hyun Shik Oppa benar-benar kalut.

"Tapi sajang-nim.. mengapa bukan anda yang mengambil kasus ini? Saya yakin anda jauh lebih kompeten dibanding saya. Dan guru anda pasti akan lebih mempercayai anda" bukan ingin membantah tapi aku hanya sedikit heran. Tentu saja aku akan mengambil kasus apapun jika Hyun Shik Oppa memerintahkan.

"Aku takut terbawa emosi, bagaimana pun juga aku sangat khawatir pada Shim Songsaeng. Aku takut perasaanku akan menutupi semuanya Jin Ae. Apa kau keberatan?" Hyun Shik Oppa tampak khawatir, begitu juga dengan Hana.

"Aniyo.. saya akan melakukan yang terbaik. Jangan khawatir Hana-ssi" kataku sambil tersenyum, berusaha menguatkan seorang putri yang khawatir pada ayahnya.

"Pertama, kita harus menemui Shim Songsaeng. Kita dengar dulu apa yang beliau katakan" mereka mengangguk mendengar ucapanku. Tanpa membuang waktu kami pun bergegas.

"Jin Ae-ya, kau tidak masuk mobil Oppa?" Hyun Shik Oppa bertanya saat kami berada di parkiran.

"Ani Oppa, aku harus menjemput Hyun Ki nanti" Hyun Shik Oppa mengangguk dan kami segera masuk ke mobil. Hana ikut mobil Hyun Shik Oppa. Aku tersenyum mengamati interaksi mereka. Aku bisa melihat cinta di mata Hyun Shik Oppa ketika dia melihat Hana. Begitu juga dengan Hana. Ah.. aku malah berpikir yang tidak-tidak. Sekarang aku harus fokus pada kasus ini.

Diamond SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang