Eight

20 0 0
                                    


Jin Ae bangun dengan kepala pusing dan tenggorokan kering. Matanya membengkak, bagaimana tidak? Dia menangis semalaman hingga tertidur. Jin Ae duduk bersandar di ranjangnya. Dia memikirkan apa yang terjadi seharian kemarin.

Jin Ae tersenyum getir. Kemarin seharusnya menjadi hari yang luar biasa bagi Jin Ae, kasus yang ditangani selama tiga bulan akhirnya selesai dengan hasil yang Jin Ae harapkan. Namun harinya harus berakhir pahit.

Jin Ae melirik nakas di samping tempat tidurnya. Teko air disitu kosong, dia pergi keluar. Tidak tertarik ketika melihat Hyun Ki masih pulas di Sofanya. Jin Ae berjalan lurus menuju dapur.

Dia membuka kulkas, mengeluarkan botol air dan langsung meminum dari botolnya. Kemudian Jin Ae duduk di pantry. Jin Ae melirik Hyun Ki yang mulai terbangun. Hyun Ki melihat kesekitar dan terkejut ketika menemukan Jin Ae menatapnya dari meja pantry.

Hyun Ki bergegas menghampiri Jin Ae. Hyun Ki memutar kursi Jin Ae hingga menghadap ke arahnya.

"Neon Gwenchana?" Hyun Ki menatap lurus pada Jin Ae. Saat ini posisi wajah mereka begitu dekat, kedua tangan Hyun Ki menangkup wajah Jin Ae. Jin Ae menepis tangan Hyun Ki.

"Apa yang kau lakukan disini?" Jin Ae tidak mempedulikan ucapan Hyun Ki. Hyun Ki sedikit terkejut dengan sikap Jin Ae.

"Aku hanya khawatir padamu" jawab Hyun Ki lirih.

"Pergilah Hyun, tidak perlu khawatir, aku tidak akan melakukan hal bodoh hanya karena pria brengsek" Jin Ae menjawab ketus.

"Aku tidak bisa meninggalkanmu seperti ini" Hyun Ki masih ngotot.

"Apa aku harus memohon padamu agar kau pergi dari rumahku sendiri?" Jin Ae menatap marah pada Hyun Ki. Hyun Ki tidak punya pilihan selain mengalah.

"Baiklah, aku pergi sekarang. Tapi kumohon, hubungi aku jika kau butuh sesuatu. Apa kau akan bekerja hari ini?" Tanya Hyun Ki yang dihadiahi tatapan maut Jin Ae.

"Pergi sekarang Hyun" Jin Ae membentak kasar.

"Astaga, kau kenapa? Apa kau membenciku? Apa kau pikir semua memang terjadi karena aku?" Tanya Hyun Ki terpancing emosi.

"Ya! Aku membencimu Hyun. Kau tidak dengar kata Se Ra? Semua terjadi karena mu. Karena ulahmu aku yang terluka. Sekarang pergilah, aku tidak mau melihat wajahmu" Jin Ae yang emosi langsung meninggalkan Hyun Ki yang terpaku. Jin Ae kembali masuk kamarnya dengan membanting pintu.

___________________________________________

Setelah pertengkarannya dengan Hyun Ki, Jin Ae memutuskan untuk mandi dan bersiap ke kantor. Sebelum berangkat dia membuka laci meja riasnya dan mengambil sebuah amplop disana. Surat pengunduran diri yang sudah sebulan ini dia siapkan.

Dia akan pergi ke kantor untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya. Setelah itu dia berencana untuk ke kantor Choi and Partners.

Begitu tiba di kantor dia langsung menuju ruang atasannya. Agak lama Jin Ae berada disana karena atasannya sedikit keberatan dengan Jin Ae yang tiba-tiba mengundurkan diri. Apalagi baru kemarin Jin Ae memenangkan kasus besar. Namun Jin Ae berusaha meyakinkan atasannya bahwa ini adalah keputusan terbaik yang bisa Jin Ae ambil. Lagipula dia akan bekerja di Choi and Partners. Akhirnya atasan Jin Ae mau melepaskan Jin Ae.

Setelah dari kantor Jin Ae bergegas menuju ke kantor Choi and Partners.

"Akhirnya kau datang ke kantorku juga Jin Ae-ya" Choi Hyun Shik tersenyum lebar begitu Jin Ae masuk ke ruangannya.

"Apa kau sudah memutuskan untuk bergabung dengan kami?" Hyun Shik bertanya begitu mereka duduk. Jin Ae mengangguk. Hyun Shik tersenyum puas.

"Tapi Oppa, bisakah aku mulai bekerja bulan depan?" Tanya Jin Ae.

Diamond SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang