3.Tiga

129 7 0
                                    

Sinar matahari masuk kedalam celah-celah gorden yang berterbangan mengusik seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Belva bangun udah siang"teriak Sulis yang melihat putrinya itu masih tertidur.

Belva yang mendengar teriakan bundanya pun seketika langsung terbangun dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Ini jam berapa Bun?"tanya Belva dengan suara serak khas bangun tidur.

"Jam 06.50"bohong Sulis.

"Apa, Bunda kok nggak bangunin Belva sih"dia langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju ke kamar mandi.

"Bunda tunggu di bawah"teriak Sulis dan dia langsung keluar dari kamar putrinya itu.

Beberapa menit Belva sudah siap dengan seragam sekolah yang sudah rapi dan dia langsung turun ke bawah.

"Bunda Belva berangkat dulu"pamitnya sambil mencium punggung tangan Sulis.

"Eh, kamu nggak sarapan dulu"tanya Sulis.

"Nggak bun. Belva udah kesiangan"ucapnya lalu dia berlari keluar dari rumah dan menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Lah perasaan baru jam 06.45 deh"binggung Sulis melihat anaknya yang sudah pergi ke sekolah.

Seorang gadis dengan rambut yang dicepol asal baru saja turun dari mobil dengan terburu-buru berlari masuk kedalam sekolah.

Merasa lelah gadis itu mengurangi kecepatan berlarinya kemudian dia berjengit kaget oleh kelakuan sahabatnya yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Isshhh! Lo berdua ngagetin aja"sebal gadis itu.

Kedua gadis yang mengejutkan sahabatnya itu tersenyum lebar seraya mengangkat kedua jarinya

"Lagian Lo ngapain sih lari-lari tadi?"tanya Naya.

"Telat gue"ucap Belva.

"Ishhh! Sekarang masih jam tujuh kurang lima menit Belva ku cantik"ucap Mira.

Belva membelalakkan matanya, lalu dia melihat jam tangan berwarna hitam yang ada di pergelangan tangannya."Ihhhh! Berarti bunda bohongi gue dong"sebalnya.

Sahabatnya hanya tertawa melihat Belva dibohongi oleh bundanya sendiri.

Saat ingin berbalik tiba-tiba...

"Aduh kepala gue"ringis Belva memegangi kepalanya.

Belva mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah menabraknya. Gadis itu membelalakkan matanya saat seketika mata hitam milik Belva bertemu dengan mata coklat terang nan tajam milik cowok itu.

"Lo bisa nggak sih jalan pakek mata, sakit nih kepala gue"gerutu Belva.

Cowok itu hanya diam menatap Belva dengan datar kemudian melangkahkan kakinya melewati Belva dkk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Belva mendengus kesal."Dasar gila, bukannya minta maaf malah pergi gitu aja"cicitnya lalu segera melangkahkan kakinya meninggalkan kedua sahabatnya.

"Woyy Vaa tungguin!!"teriak Naya dan Mira berbarengan.

Belva mendaratkan bokongnya dengan kasar. Dia masih kesal dengan kelakuan geng nggak guna itu. Tak lama sahabatnya datang dan langsung ikut menduduki bokongnya di kursi mereka masing-masing.

Naya merupakan teman sebangku Belva. Mereka duduk di bangku paling pojok belakang, sedangkan Mira duduk bersama Rama dan bangkunya berada di hadapan Belva dan Naya.

"Belvaaaa!!"teriak seorang cowok dari pintu kelas membuat seluruh penghuni kelas menatap sang pemilik suara.

"Lo bisa nggak sih, nggak usah teriak-teriak. Lo pikir gue budeg"omel Belva saat cowok itu sudah duduk di hadapannya.

"Hehehe. Galak mulu lo"ucap cowok itu yang bernama Rama sambil cengengesan, sedangkan Belva memutar bola matanya malas.

~~~~~~°°°~~~~~~

Jam belajar sudah di mulai dari tadi, sedangkan Erlan melangkahkan kakinya dengan santai ke arah rooftoop. Hari ini dia sedang tidak ingin belajar dan juga tak ingin pergi ke markas, dia pun meminta anggota XTC untuk masuk kedalam kelas mereka masing-masing karna dia tak mau di ganggu oleh siapapun termasuk Adit dan Dimas.

Dia mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana, memandangi foto seorang gadis yang tadi malam di kirim oleh Rio. Satu kata yang membuat Erlan mengakui kalo gadis itu sangat cantik, satu yang tak bisa Erlan lakukan yaitu mempermainkan hati wanita. Dia memang bajingan tapi dia tak ingin menyakiti perempuan sama saja dia menyakiti mamanya sendiri, namun dia sudah terlanjur menyetujui permintaan Rio dan akan tetap melaksanakannya.

Erlan bangkit dari duduknya, lalu berdiri di pembatasan rooftoop yang menghadap langsung ke arah lapangan dan gedung anak kelas dua belas. Dia memicingkan matanya saat melihat seorang gadis dengan rambut tercepol keluar dari kelas XII-IPS1, mata elang milik Erlan terus menatap gadis tersebut lalu beralih menatap ponselnya dan beralih lagi menatap gadis tersebut.

"Sama"gumam nya pelan.

Dia membuang nafasnya kasar, kening Erlan berkerut lalu mengingat sesuatu."Itu cewek yang tadi pagi nabrak gue"ucapnya lalu segera mendudukkan dirinya di sofa yang ada di rooftoop.

🎀

Maaf guys chapter cuma sedikit, insyaallah bakal panjang kok

Jangan lupa vote sebanyak mungkin biar aku semangat up nya 😀😀 dan juga komentar di bawah ini 👇👇👇

Next???????????????

Belva&ErlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang