Saat ini mereka bertiga berjalan menuju parkiran sekolah. Mira memekik girang saat melihat anggota XTC duduk di motor mereka masing-masing membuat Belva dan Naya mengikuti arah pandangan Mira.
Tatapan mereka beradu...
Belva dengan segera memalingkan wajahnya saat bola mata coklat terang itu menatapnya dengan intens dan dia kembali melanjutkan langkahnya.
"Kalian barengan gue aja yuk"ajak Belva.
"Emang nggak papa"jawab Naya
"Nggak papa kali, ayo"mereka mengangguk singkat dan masuk kedalam mobil milik Belva.
Saat Belva ingin masuk kedalam mobil tiba-tiba ada yang menarik pergelangan tangannya.
"Eh, Lo mau ngapain"teriak Belva saat tangan nya ditarik oleh Erlan.
"Naik"suruh Erlan.
"Gue nggak mau"tolak Belva.
Erlan menatap datar gadis yang sekarang bernotaben sebagai kekasihnya.
"Nggak mau, gue bisa pulang sendiri dan gue juga bawa mobil, jadi lo ngg-"pekiknya saat tiba-tiba tubuhnya diangkat begitu saja oleh Erlan dan di dudukin nya di motor sport merah milik Erlan.
Erlan segera naik ke motornya dan menatap anggota XTC serta kedua teman Belva sekilas, lalu segera menancap gas meninggalkan pekarangan sekolah.
"Eh, teman gue SIALAN"maki Naya.
"Pemaksa"gerutu Belva sebal sambil menatap tubuh kekar di hadapannya ini.
Diperjalanan tidak ada yang membuka suara hanya ada keheningan saja. Beberapa menit sampailah Belva di depan rumahnya. Dia binggung kenapa Erlan bisa tahu dimana rumahnya, perasaan tadi Erlan tidak bertanya kepada dirinya.
"Makasih"ucap Belva begitu sampai di depan rumah.
Erlan mengangguk.
"Lo mau kemana?"tanya Belva saat melihat Erlan turun dari motor.
"Pamit ke orang tua Lo"ucap Erlan saat melihat pintu rumah Belva yang terbuka.
"Eh, nggak usah. Orang tua gue pasti udah..."
"Belva kamu udah pulang sayang?"Sulis muncul disaat yang tepat bagi Erlan, tapi nggak tepat bagi Belva."Eh, ada tamu"sapa Sulis pada Erlan.
"Siang Tante"Erlan langsung menyalami Sulis.
"Siang juga, ini siapa?"tanya Sulis ramah.
"Erlan tante"
"Wah, nama yang bagus"
"Dikasih sama orang tua, Tante namanya"canda Erlan dengan muka datar nya.
"Hahahaha, bisa aja kamu"
Belva menggelengkan kepalanya tak percaya. Apa benar jika di depan nya ini adalah Erlan? Bukannya cowok itu tidak pernah bercanda sama siapapun kecuali menunjukan muka datarnya saja.
"Aduh Tante jadi lupa ngajakin masuk"Sulis sudah ingin merangkul Erlan masuk.
"Erlan mau pulang, Bun"jerit Belva refleks.
Sulis dan Erlan menatap Belva bersamaan. Lalu tatapan Sulis beralih ke Erlan."Nggak mau mampir dulu, nak?"
"Boleh kok Tante. Erlan nggak ada kesibukan juga"jawab Erlan. Dia yakin saat ini Belva pasti ingin mengeluarkan tanduk.
"Tuh, kan Belva. Temannya mau mampir. Udah ayo masuk"Sulis merangkul Erlan untuk masuk.
Belva menghentakkan kakinya saat Erlan sudah berada dalam rumahnya. Bisa-bisanya bundanya percaya sama ketua geng nggak berguna itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belva&Erlan
Teen FictionErlan menarik lengan gadis di hadapannya itu dengan sekali sentakan membuat gadis itu memekik kaget dan otomatis menghadap kearahnya. "Lo pacar gue"ucap Erlan to the point wajahnya terlihat sangat datar. Belva membulatkan matanya sempurna mendengar...