9.Sembilan

123 9 2
                                    

Kringg! Kring!

Suara bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar di SMA merah putih berbunyi, semua murid pun keluar dari kelas mereka masing-masing.

Belva dan kedua sahabatnya kini sedang berjalan menuju parkiran sekolah. Beberapa siswi lain yang berpapasan dengan mereka terdengar membicarakan Belva terang-terangan.

"Erlan kok mau ya sama cewek kayak dia, cantik juga nggak"ucap salah satu siswi.

Belva sih hanya diam saja. Dia tak ambil pusing dengan omongan orang, namun bila ada yang memain fisik baru dia akan melawan. Berbeda dengan sahabatnya yang langsung menghakimi siswi itu.

"Eh, sumpah ya. Muka Lo sama muka sahabat gue, lebih cantik kan muka sahabat gue kali"Mira sudah tidak tahan lagi, dia benar-benar kesal.

"Dasar Lo cabe gocengan"ucap Naya datar namun terdengar begitu tajam.

Belva segera menarik kedua lengan sahabatnya sebelum nantinya akan ada percekcokan mulut.

"Udah deh, nggak usah kalian tanggapi"ucap Belva malas.

"Sumpah ya va, mulut mereka kalo nggak di tanggapi nanti malah makin parah"kesal Mira.

"Kali ini gue setuju sama Mira"sahut Naya.

"Terserah kalian deh"ucap Belva pasrah.

"Jadi kan main ke rumah gue?"tanya Mira.

"Gue sih yes"ucap Naya.

"Yaudah ayo"ucap Belva.

"Belva!"

Belva dan kedua sahabatnya mencari dimana asal suara dan ternyata yang memanggilnya adalah Adit, sahabat Erlan.

"Kenapa, dit?"tanya Belva saat Adit sudah berdiri di hadapannya.

"Ikut gue yuk!"Adit langsung menarik lengan Belva.

"Eh, lepas!"ucap Naya seraya melepaskan tangan Adit dari lengan sahabatnya.

"Apaan sih Lo"ucap Adit marah.

Naya yang merasa terpancing pun langsung menunjuk wajah Adit."Lo yang apa-apa, main tarik-tarik aja"

"Udah deh"lerai Belva."Kenapa gue harus ikut Lo?"tanyanya.

"Panjang ceritanya, ini soal Erlan"

"Emang Erlan kenapa?"

"Udah mending Lo ikut gue aja"wajah Adit benar-benar panik dan itu membuat Belva penasaran sebenarnya. Apa yang terjadi dengan Erlan?

Belva menatap kedua sahabatnya. "Gue ikut Adit ya..."ucapnya.

"Kita ikut. Gue nggak mau Lo kenapa-napa"ucap Naya.

Belva hanya mengangguk setuju."Gue bakal ikut sama Lo, tapi gue naik mobil gue sendiri sama sahabat-sahabat gue"

Adit menggeleng."Lo naik motor sama gue, biar temen-temen Lo yang bawa mobil lo dan ngikutin dari belakang"

Belva sempat terdiam, namun detik berikutnya dia mengangguk setuju.

Adit mengendarai motor nya dengan kecepatan penuh dan itu membuat Belva harus memegang jaket Adit dengan erat. Cowok itu benar-benar tidak perduli dengan pengendara lain yang mengumpat kepadanya.

"Dit, pelan-pelan dong, gue takut"ucap Belva setengah berteriak agar Adit bisa mendengar nya.

"Ini urgen, va!"katanya tak kalah kencang.

Sebenarnya ada apa dengan Erlan?
-Batin Belva.

~~~~~~°°°~~~~~~

Adit memberhentikan motornya di sebuah mansion. Dia menarik lengan Belva dan membawa gadis itu masuk kedalam mansion, sedangkan Belva sesekali menengok ke belakang memastikan bahwa kedua sahabatnya masih berada di belakang.

Belva&ErlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang