11.Sebelas

41 3 0
                                    

Saat sudah sampai di perkirakan sekolah. Naya mengerutkan keningnya saat mobil Belva berpapasan dengan motor merah milik Erlan di samping mereka.

"Va, Erlan kok sama cewek"ucap Mira heboh.

Mereka bertiga memang berangkat bersama dari rumah Belva. Menggunakan mobil milik Belva karna kedua sahabatnya tadi malam menginap di rumahnya.

Siapa?-Batin Belva saat mendongakkan kepalanya dan benar saja dia melihat Erlan membonceng seorang gadis dan parah nya lagi gadis itu memeluk Erlan.

"Parkiran biasa penuh"suara naya memecahkan keheningan yang sempat terjadi di dalam mobil."Yang kosong cuma di sebelah geng XTC" lanjutnya.

"Lo nggak papa Va?"Mira menatap sahabatnya itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Emang gue kenapa"tanya balik Belva dan Naya segera memarkirkan mobil belva, tapi sialnya motor merah Erlan terparkir tepat di sampingnya.

Setelah memarkirkan mobilnya. Belva dan kedua sahabatnya langsung keluar dari mobil.

"Ehhh, ada Belva"sapa Dimas saat melihat Belva keluar dari mobil.

Belva membalas sapaan Dimas hanya dengan tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kita duluan ya"pamit Mira sambil menarik tangan Belva agar segera pergi.

Mereka bertiga berjalan beriringan di koridor dengan Mira yang terus saja menghentakkan kakinya dengan sengaja.

"Lo kenapa sih?"tanya Naya jengah melihat tingkah sahabatnya itu.

"Gue tuh kesel! Lagian tuh cewek siapa sih? Nempel banget sama Erlan, sampe peluk-peluk segala. Cowok Lo juga mau aja di peluk-peluk"cerocos Mira panjang lebar.

Sebenarnya dia tak terima dengan tingkah Erlan yang seperti bermesraan dengan gadis lain di hadapan Belva yang notabennya adalah kekasih cowok itu.

"Gue nggak tahu, mir"belva mencoba untuk bersikap seperti tidak tertarik, walaupun sebenarnya dia juga sangat penasaran.

"Heh bego, Belva yang ceweknya aja biasa aja. Ngapa Lo yang ribut?"Naya memutar bola matanya malas.

"Suka-suka gue lah, lagian ya kemaren Belva sama Erlan tuh romantis banget sampe berduaan di kamar nah sekarang. Malah Erlan sama cewek lain, gue kan nggak terima di giniin"

"Kenapa Lo yang nggak terima, congek?"kesal Belva.

"Maksud gue, gue nggak terima sahabat gue di giniin"

"Udah deh kalian debat mulu. Yok ke kelas"ucap Belva malas dan mereka kembali berjalan menuju kelas.

Di tempat lain.

"Lo ngapain sih peluk-peluk Erlan gitu"Adit memandang sinis gadis yang masih betah duduk di atas motor seraya memeluk tubuh tegap Erlan.

"Lagian Lo kok bisa bareng cacing kremi gini sih, Lan?"tanya Dimas.

"Enak aja Lo ngatain gue cacing kremi"ucap gadis itu tak terima.

"Apa? Nggak terima? Mau gue sebut tante-tante?"

"Turun"suara berat milik Erlan memberhentikan gadis itu yang hendak membalas ejekan Dimas.

"Nanti aja ya, Lan. Lagian bel masih lama bunyinya"

Gadis itu enggan beranjak dari tempatnya karna ini adalah sesuatu yang langkah, dia bisa di bonceng sama Erlan bahkan memeluk cowok itu.

"Ehhh, Lan. Jangan turun dong ntar gue jatuh, iya-iya gue turun"gadis itu berteriak histeris dan segera turun saat melihat Erlan hendak turun dari motornya.

Belva&ErlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang