26. Sakit

107 60 38
                                    

~Hal apa yang bisa bikin lo sakit?
Apa hanya karena tentang Cinta?
Kesakitan itu banyak. Cinta hanyalah salah satunya~

-Naoza

Naoza's PoV

Gue selalu lupa, bahwa setelah ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi gue gak tau akan secepat ini untuk berpisah dengannya.

"Kak. Aku gak akan pergi dengan tiba-tiba. Aku akan bilang seperti kemauan kak Nao. Aku... mau udahan" ungkap Irena pada saat itu.

Gue gak tau hanya karena masalah tentang Tiara yang menyukai gue benar benar bisa membuat hubungan gue dan Irena hancur.

"enggak, Ren. Lo bilang lo bahkan gak akan pergi. Lo gak akan pergi" cegah gue.

"Irena terlalu munafik waktu itu, Kak"

Tepat saat Irena mengungkapkan itu, matanya menangis deras. Tiba tiba gue merasa bersalah.

"Ren. Kalau gue salah, gue bener bener minta maaf. Lo tau kan seberapa berharganya lo bagi gue" kata gue.

"Kak Nao gak salah apa apa. Ini semua salah Irena. Irena gak bisa sepenuhnya menyukai kak Nao. Karena fakta itu, Irena jadi tau, Irena gak bisa melupakan perasaan Irena ke Aca" jawab gue.

Refleks gue melepaskan genggaman tangan gue ke Irena tanpa bicara.

Ternyata benar dugaan gue. Ternyata benar ketakutan gue. Irena gak bisa melupakan Candra. Dia ingin putus dengan gue bukan karena Tiara, tapi karena dia masih menyukai Candra.

Tiba tiba Irena melepas kalung pemberian dari gue. Kalung nyokap gue. Lalu, setelah kalung itu terlepas, Irena mengambil tangan gue dan meletakkan kalung itu ditangan gue.

"Terimakasih, kak. Udah nemenin Irena selama hampir 1 tahun. Kak Nao merupakan salah satu kenangan terindah bagi Irena" ungkapnya.

Setelah ucapan itu diucapkan, Irena pun pergi ninggalin gue yang gak bergeming sedikit pun.

Kenangan hari putus gue dengan Irena membanjiri pikiran gue. Untuk yang kedua kalinya, orang yang gue sayang telah pergi.

Gue pun keluar dari kamar dan hendak pergi ke dapur untuk minum.

BUGGG
Tiba tiba gue terjatuh.

Gue menggeram dalam hati. Entah kenapa akhir akhir ini gue jadi sering terjatuh dan tersandung. Juga mudah lelah. Apa gue terlalu terbebani atas ini ya? Sampai gue jadi kayak gini? Arghhhh.. memalukan. Hanya karena Irena? Really?

Setelah sampai didapur, ternyata ada mama Lina. Yahh, nyokapnya Tiara. Yang otomatis jadi nyokap gue juga.

"Ehh, Naoza" sapa nyokap.

"Tumben ada di rumah, Ma. Gak dibutik?" tanya gue basa basi.

"Papa kamu pulang cepat hari ini. Mama lagi bikin makan malam, nanti kita makan malam bersama ya"

Gue mengangguk sebagai jawaban gue. Mungkin, ini juga kesempatan gue buat bisa baikan sama Tiara. Gue denger, dia udah suka sama Aldo. Dan mereka udah mulai serius. Gak ada alasan lagi buat gue jauhin Tiara sekarang.

Seperti niat awal gue datang ke dapur. Gue pun mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya. Tapi saat gue handak meminumnya, gelas itu meluncur jatuh ke bawah.

PRANGG!!
Gelas itu pecah. Ahh, kenapa gue jadi gak punya tenaga gini sih?

Nyokap kaget. Dia nyamperin gue.

"Kamu gak kenapa napa kan, Naoza?" tanyanya dengan wajah khawatir.

"Gaokk ga a a" jawab gue pilu.

Relationships ~| C.I.N.T.A [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang