[Extra Chapter] #2: Six Years Ago...
AN. Hullo! Nyelip Extra Chapter satu dulu yaa sebelum epilog. Jangan ngamuk xp
Jadiii ini apa yang terjadi waktu Jen 'tanpa sadar' datengin kehidupannya Landon enam taun yang lalu. Bahasa POV nya Landon sengaja agak formal - anggep aja dia lagi cerita dalam bahasa Inggris yap muehehe - tapi kalo keceplosan beberapa ga formal harap maklum, kebiasaan ._.v Juga tensesnya kalo salah-salah, maafkan ._.v
Happy reading!
▂ ▂ ▂ ▂
LANDON POV
Gue terbangun pagi ini dengan perasaan yang agak.. aneh.
Dan penyebabnya ga lain ga bukan adalah karna mimpi tentang cewek itu. Cewek yang beberapa hari belakangan terus muncul tapi gue ga tau siapa. Kedengeran cukup impossible sebenarnya karna gue pernah baca kalo ga mungkin untuk manusia memimpikan orang yang ga dia kenal. Orang yang dia anggap 'asing' di alam mimpi pasti pernah bertemu secara langsung di suatu tempat karna otak ga mungkin membuat visual yang belum pernah dilihat sama mata sebelumnya.
Dan gue ga tau pernah ketemu cewek itu dimana. Atau dia siapa..
Perasaan aneh itu masih terus menggelayut selagi gue memutuskan untuk turun ke lantai satu setelah menghabiskan beberapa menit mencoba ingat sebisa gue, berkonsentrasi kuat sambil memandangi langit-langit kamar, seakan itu bisa memberi pencerahan aja.. ck.
Dad sudah berada dibalik koran Minggu Paginya ketika gue sampai di meja makan. Mom menyeduh teh sambil menyunggingkan senyum begitu melihat gue berjalan kearahnya. Edith, my little sister, lagi nonton didepan tivi sementara Evanna.. well, Tuhan yang tau kekacauan apa yang ada didalam kamarnya sekarang untuk pajama party nya semalam sama teman-teman satu gank nya yang kadang terasa terlalu genit untuk flirting dengan a younger brother dari temannya sendiri, ck.
Yah I know I'm fourteen now and I'm not that little to be crushed at but, please, not one of a friends (or besties? Or whatever it called) from Evanna's gank, please.
I really prefer someone from my age..
Or the younger one, not the older one..
"Morning." Mom tersenyum, menaruh secangkir teh ke hadapan Dad lalu mengangkat teko ditangannya kearah gue, mengangkat alis menawarkan. "You want some?"
Dan gue tentu saja mengangguk. Morning tea always good.
Mom, seperti tipikal Ibu biasanya lalu mengajak gue ngobrol. Menanyakan hal-hal simpel kayak sekolah, dan hal-hal standar lain. Walaupun kadang beberapa kali menyerempet ke hal-hal yang ga gue inginkan seperti..
"So, Ev's friends, Hannah, apa dia mencoba untuk ngomong sama kamu kemaren? Atau.."
God, this question.
Mom tau kalo Hannah, salah satu temannya Evanna had a crush on me dan dia juga tau kalau gue ga pernah suka ditanyakan tentang hal itu. Tapi sisi annoying dari typical mom yang kadang ga bisa untuk ga refleks dia tunjukkan begitu melihat hal-hal yang dia 'anggap' menarik kayak hal tadi benar-benar..
Gue membuang napas frustasi. "Not so funny, Mom."
Tapi dia malah ketawa.
Weird, weird, momma. I know it.
Tapi untungnya tawanya mendapat interupsi ketika tau-tau suara bel pintu membuatnya refleks menolehkan wajah kearah pintu depan, bergantian pandangan dengan Dad lalu dengan gue sambil menggumam heran. "Siapa yang datang pagi-pagi begini?"
Pertanyaan yang dia putuskan untuk cari jawabannya langsung dengan melangkah kearah pintu depan. Dan gue sedang menyeruput teh yang tadi dia tawarkan dengan perlahan ketika kemudian gue mendengar seruan kaget keluar dari mulutnya dengan lantang untuk bisa terdengar sampai ke ruang makan. Giliran gue yang bertukar pandangan sama Dad, yang Dad kayaknya juga ga tau dilihat dari kedikan bahu datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dream Traveller
Novela JuvenilPernah memimpikan satu orang yang sama secara terus menerus di setiap malam? Kasusnya mungkin akan terdengar biasa kalau orang yang dimimpikan adalah orang yang diam-diam ditaksir dan sering ditemui didunia nyata. Tapi bagaimana kalau orang itu sama...