3rd

3K 396 39
                                    

"gimana hari pertama di SMA?"

"gak gimana-gimana sih, biasa aja."

aku dan kak Seonghwa sedang makan malam berdua. iya, hanya berdua. sebab kedua orang tua kami sedang berada di luar kota mengenai urusan pekerjaan.

aku dan kak Seonghwa memang bukan saudara kandung, ayahku menikah dengan mama, ya aku memanggil ibu kak Seonghwa dengan sebutan mama. bunda meninggal saat melahirkan ku dan aku besar dengan dirawat oleh bibi yang bekerja dari aku masih bayi sampai sekarang. ayah jarang bermain denganku saat aku masih kecil karena urusan pekerjaan nya.

lalu, diumurku yang ke 7 tahun, ayah menikah dengan mama. mempunyai ibu tiri bukan berarti menjadikan aku merasakan kasih sayang seorang ibu, tidak. mama bukannya jahat padaku seperti yang sering kalian lihat di sinetron, mama sangat baik kepadaku, hanya saja beliau sama seperti ayah, mama rupanya juga seorang workaholic, dan semenjak itulah hanya kak Seonghwa dan bibi yang dekat dengan ku. karena mereka yang menemani dan merawatku sampai sekarang.

aku diperlakukan baik oleh kak Seonghwa seperti adik kandung nya, sama halnya denganku, aku juga menyayangi kak Seonghwa seperti kakak kandung ku sendiri. mungkin ini adalah efek dari kita yang anak tunggal, korban kesibukan orang tua yang hanya memikirkan dunia kerja nya.

selesai makan, kami berdua menonton televisi bersama. sebenarnya hanya aku yang menonton, kak Seonghwa sibuk dengan tugas-tugas kuliah nya. dia menemani ku sambil mengerjakan tugas nya.

"permisi, anybody at home??"

"berisik banget, udah masuk rumah juga. masa gak liat ada manusia disini."

"sensi amat sih nyai, nih."

Sunwoo datang ke rumah dengan membawa bungkusan yang setelah ku lihat isinya adalah martabak keju kesukaan ku, ia menyodorkan nya padaku.

"nah gitu dong, tau diri kalo bertamu kerumah orang."

Sunwoo menarik sedikit rambutku yang kubiarkan terurai, "yee, itumah mau nya elo."

"ih sakit bego."

"Na, gak boleh kasar gitu ah mulutnya anak cewe."

aku mengerucutkan bibirku sementara oknum yang membuatku di tegur oleh kak Seonghwa yang kini duduk di sebelahku hanya tertawa tanpa suara.

aku kesal, lalu mulai memakan martabak yang dibawakan Sunwoo.

"jangan kebanyakan makan martabaknya, bagi-bagi sama kak Seonghwa. ntar lo makin gendut."

"bacot."

"Hana.."

"ini nih kak, Sunwoo ngomong mulu kaya bajaj."

barulah aku dan Sunwoo selesai bertengkar saat dia dan kak Seonghwa bermain playstation berdua. kak Seonghwa langsung saja meninggalkan tugas-tugasnya yang masih berceceran di meja sesaat setelah Sunwoo mengajaknya untuk bermain playstation.

aku yang dari mulai men-scrool timeline instagram, stalking akun kak Yunho, sampai bermain game di ponsel mulai merasakan pegal di mataku. aku beranjak untuk naik ke kamarku karena mataku sudah lelah.

selesai memasukkan buku pelajaran yang akan dibawa besok dan mengganti baju menjadi piyama tidur ku, aku membaringkan tubuhku di atas ranjang. rasanya nyaman sekali.

aku mengganti lampu kamar menjadi lampu yang lebih redup, sesaat setelah aku menghidupkan lampu yang berada diatas nakas disebelah tempat tidurku, aku melihat sosok seperti laki-laki yang berdiri di dekat pintu balkon kamarku.

karena sedikit gelap, buru-buru aku menyalakan lampu kamarku menjadi terang kembali untuk memastikan bahwa yang kulihat tadi tidaklah salah. namun nyatanya disana tidak ada siapa-siapa.

aku yang takut apabila itu adalah hantu, menjadi tidak bisa tidur. lampu kubiarkan menyala terang meski aku sebenarnya tidak bisa tidur jika keadaan terlalu terang. aku menenggelamkan seluruh tubuhku dibawah selimut tebal dan mencoba untuk tidur.

unseen | jung wooyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang