12th

1.7K 307 51
                                    

author pov

10 menit sebelumnya...

Wooyoung mengatakan akan menemui orang yang bisa menolong Hana, bukan? orang itu hanyalah Nakyung. selain Hana, Nakyung juga bisa melihat atensi Wooyoung. namun berbeda dengan Hana, Nakyung tak hanya bisa melihat Wooyoung, dia juga bisa melihat keberadaan makhluk sejenis Wooyoung yang lainnya. singkatnya, ia indigo.

ia bisa melihat Wooyoung sebelum Hana bisa melihatnya, ia mengetahui bahwa Wooyoung merupakan salah satu kakak tingkat nya. ia juga mengetahui fakta bahwa Wooyoung bukanlah hantu sepenuhnya.

Nakyung yang sedang menikmati waktu santai nya sambil membaca novel di kamar nya sedikit terkejut karena kedatangan Wooyoung.

"telponin Sunwoo sekarang."

"kenapa?"

"Hana dikunci di dalem gudang sama Aisha dan kawanan-nya."

"heh?! serius lo kak?!"

"iya. cepetan Nakyung, telepon Sunwoo! gue mau balik lagi."

Nakyung tak menanggapi nya, ia sibuk mencari nama Sunwoo di daftar kontak handphone nya. setelah ketemu, dia menelepon Sunwoo. "halo Sunwoo..."

Sunwoo yang sedang meneduh di warung tempat biasa ia dan kawan-kawan nya nongrong sambil menikmati segelas kopi bersama dengan Jeno, Haechan, dan Eric menerima telepon dari Nakyung. "yeoboseyo? password nya, landak white coffee?"

"kopi yang bikin kembung."

"selamat! anda mendapatkan dua juta rupiah dipotong pajak 100%. oke, pertanyaannya--"

"lo dimana bege! tolongin Hana, dia dikunci di dalem gudang samping perpustakaan sama rombongan-nya Aisha!"

pisang goreng yang Sunwoo hendak telan tiba-tiba saja berhenti di kerongkongan nya. ia menepuk-nepuk pundak Eric yang berada di samping nya dengan tidak santai, Eric segera meraih air minum kemasan yang berada di dekatnya untuk Sunwoo teguk. untung saja ia peka untuk tidak memberikan Sunwoo kopi yang masih mengepulkan asapnya itu.

setelah acara tersedaknya teratasi, Sunwoo kembali ke kesadaran-nya. "heh! jangan ngadi-ngadi lu! Hana kan pulang sama bang Yunho!"

"gue gak tau Woo, barusan pokoknya ada orang yang ngasih tau gue kalo Hana masih ke kunci di sana."

tanpa bertanya lebih lanjut lagi, Sunwoo segera menyetujui Nakyung. "oke, gue meluncur."

"eh, mau kemana lu Woo?" sergah Eric setelah menyeruput kopi nya, ia melihat Sunwoo buru-buru sekali akan pergi padahal diluar masih hujan deras.

"si Hana di-bully noh sama rombongannya Aisha. Jen, Chan, bilangin gih sama cewek lo berdua jangan temenan lagi sama cewek uler itu."

"lo tau kan, Siyeon galak nya kaya apa? lagian dia udah temenan sama Aisha dari jaman kapan gue gak tau. gak bakalan dengerin omongan gue dia." jawab Jeno dengan mata yang tak bisa lepas dari layar handphone nya.

"Seoyeon juga udah temenan sama mereka dari jaman SMP. ya udah klop banget mereka tuh gak bisa dipisahin-- anjing Jeno tolongin gue tai!" iya, mereka berdua sedang mabar game online.

"ah, tai lu berdua lemah banget kalo bucin. udah deh gue cabut dulu." ucap Sunwoo lalu pergi dari sana.

_____


"lo gak papa kan Na? maksud gue, lo gak dilukain sama Aisha kan?"

Hana menggeleng, kini mereka berada di parkiran motor dengan keadaan Sunwoo yang basah karena diguyur hujan saat perjalanan menuju ke sekolah.

"lo basah."

"iya, gue tau." sahut Sunwoo sambil mengibas-ngibas kan seragam nya supaya tidak terlalu basah lagi.

"terus gimana?"

"ya ayo pulang lah bege, udah agak reda nih. gimana? mau gak?"

memang benar, langit sudah tidak menangis sederas tadi, hanya rintikan kecil saja yang tersisa. jika dipaksakan oleh mereka berdua terobos untuk pulang, sepertinya tidak sampai membuat mereka basah kuyup seperti Sunwoo tadi.

_____


di perjalanan kami menuju kerumah, aku hanya diam. aku menatap punggung Sunwoo, merasa kasihan dengan nya yang basah kuyup karena sudah menerobos hujan yang amat deras tadi untuk menolong ku, dan melawan dinginnya angin yang menerpa kami untuk mengantarku pulang.

"makasih ya Sunu... maaf ngerepotin lo lagi untuk yang kesekian kali nya." mataku berkaca-kaca, mood ku hancur sekali hari ini.

Sunwoo mengusap mukaku, "jangan cengeng, bukan Hana banget lo." katanya lalu menghidupkan motor nya kembali, dan bergegas pergi untuk kerumah nya yang berada di samping rumahku.

aku berpapasan dengan kak Seonghwa di pintu masuk, "eh, kakak baru aja mau jemput kamu. soalnya udah jam segini kamu belum pulang."

"handphone kamu mati? kakak telpon gak aktif soalnya."

"iya kak, handphone Hana low batt."

"yaudah, kamu mandi sana."

aku menuju ke kamarku dengan lemas. entah lah, rasanya seperti hari ini lelah sekali. setelah aku membuka pintu kamar ku, aku dikejutkan lagi oleh hantu itu. dia berdiri di dekat pintu balkon kamarku.

aku tak memperdulikan nya, aku sedang malas untuk sekedar mengoceh tentang dia yang selalu saja mengejutkanku dengan kedatangannya. aku meletakkan tas di meja belajar, dan menuju ke kamar mandi untuk mandi tentu saja.

sesaat sebelum aku menutup pintu kamar mandi, kulirik 'dia' yang masih setia berada di posisi nya tanpa bergerak barang se-inci pun. terserah, asalkan tidak mengikuti ku untuk masuk ke kamar mandi juga aku tak masalah dengan apa yang dilakukan nya.

sampai aku selesai dengan urusan mandi ku, hantu itu tetap tak bergerak. oke, sekarang aku malah takut jika dia diam saja seperti ini. "a- apa lo liat-liat?!"

"lo gak papa kan?"

aku duduk di meja rias, mengeringkan rambutku yang baru saja ku cuci. "gak papa sih, kan tadi ada Sunwoo-- oh iya, kok Sunwoo bisa tau kalo gue ada di gudang? lo yang ngasih tau dia? Sunwoo bisa liat lo?" aku meliriknya dari kaca.

"gue ngasih tau Nakyung, dia yang ngasih tau ke Sunwoo."

"NAKYUNG BISA LIAT LO?!" aku reflek berteriak.

tiba-tiba saja pintu kamarku dibuka oleh kak Seonghwa, "Hana? kok teriak-teriak? kamu ngomong sama siapa?"

mampus aku, bagaimana ini? aku harus jawab apa?

"hah? Hana gak teriak-teriak kok kak, kakak salah denger kali. horor banget ngomong sendiri hehehe." aku tersenyum canggung seperti orang bodoh.

setelahnya, kak Seonghwa menutup pintu kamarku kembali.

"lo nih, makin lama gue dengerin gak ada sopan-sopan nya banget sama gue. gini-gini gue lebih tua dari lo." setelah kak Seonghwa pergi, ku kira 'dia' juga pergi, tapi ternyata tidak.

"terus?" jawabku tak berminat, lalu aku pindah ke meja belajarku.

ia tetap saja mengekori ku, "ya panggil kak dong, atau kalo mau panggil sayang juga gak papa. hehehe."



aku sangat tahu kalo cerita ini masih banyak banget kekurangan nya, kalo ada krisar dari para pembaca aku sangat menerima:)

luv u all

unseen | jung wooyoung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang