"lo gak papa kan?"
"hah? maksudnya?"
aku bingung. karena sesaat setelah diriku duduk di kursi belajar ku, kak Wooyoung menghampiri ku dan bertanya demikian.
"gue tadi ngikutin lo waktu lo ngunjungin bunda lo."
"lo.. ada disana?"
"hm."
"ah, gitu.. gue gak papa, gue malah lega setelah curhat ke bunda." aku tersenyum menatapnya.
setelahnya, dia tak menanggapi lagi. aku menarik buku paket matematika ku dan mulai membalikkan halaman demi halaman. sementara kak Wooyoung masih setia berdiri disampingku.
"gak capek berdiri terus? gue aja capek ngeliatin nya." kataku, tanpa mengalihkan perhatianku dari buku.
dia melipat tangan nya di depan dada, "enggak. gue seneng ngeliatin wajah cantik lo kalo lagi serius belajar gini."
aku merasa geli, namun juga sedikit salah tingkah mendengar perkataannya. mengapa akhir-akhir ini dia berkata ampas seperti ini sih?
"najis, dangdut banget."
"eh, mulut cewek gak boleh kasar gitu dong." dia meletakkan jari telunjuknya di bibirku.
"ish, apasih lo kak. pergi deh lo sana, gue mau belajar. gak bisa konsentrasi tau gak, gara-gara lo?"
dia tersenyum jahil padaku, "oh, jadi lo gak bisa konsentrasi karna merhatiin gue terus-terusan? hm?"
aku mengangkat tinggi-tinggi buku paket matematika ku yang super tebal ini. "pergi gak!"
dia refleks menyilangkan tangan nya diatas kepalanya, "eh, iya-iya gue pergi. lo, belajar yang bener ya?" ucapnya sambil menepuk pelan kepalaku, setelahnya ia menghilang.
aku malah benar-benar jadi tidak konsentrasi sama sekali, jantung ku berdebar dua kali lebih cepat hanya karna dia melakukan hal sekecil itu padaku. mungkinkah.. aku jatuh cinta padanya?
...
tidak!
tidak mungkin!!
"hahaha konyol banget, masa suka sama hantu? haha.. haha.. ha.."
setelahnya aku tak bisa tidur semalaman karena memikirkan hal itu.
_____
"eh, Nakyung gak masuk tah, Nu?"
"lah? kaga tau gue Na."
bel masuk sudah berbunyi, kami menunggu guru yang akan mengajar masuk ke kelas. namun tak kulihat atensi Nakyung menduduki bangku nya yang berada di depanku.
aku menepuk pelan bahu Yiren yang menjadi teman sebangku Nakyung, gadis berambut panjang itu menengok ke arahku. "apa Na?"
"Nakyung gak masuk?"
"iya, dia dirawat di rumah sakit semalem."
aku, dan Sunwoo—yang rupanya mendengarkan pembicaraan ku dengan Yiren pun terkejut. "loh? sakit apa?"
"keracunan makanan, katanya."
"wah.. keterlaluan tuh cewek, gak ngasih tau." sahut Sunwoo yang berada di sampingku, game di ponselnya diabaikan begitu saja.
"nanti kita jenguk Nakyung ya Nu?"
Sunwoo mengangguk menanggapiku, lalu setelahnya pelajaran dimulai.
pulang sekolah, aku dan Sunwoo langsung bergegas untuk menjenguk Nakyung. tetapi sebelumnya kita mampir terlebih dahulu ke salah satu toko kue yang aku dan Nakyung sering kunjungi.
kami sampai di rumah sakit tempat Nakyung dirawat, Sunwoo menanyakan kamar rawat Nakyung pada resepsionis.
setelah sampai didepan pintu kamar rawat gadis itu, aku mengetuk pintu kamarnya. seorang wanita membukakan pintu untuk kami, yang kuyakini adalah ibu Nakyung. aku belum pernah melihat ibunya, karna ibu Nakyung sibuk bekerja untuk menghidupi dirinya dan Nakyung. ayah Nakyung sudah tiada.
"ah, temennya Nakyung ya? mari sini masuk. Nakyung, ada temen kamu nih."
"permisi tante." kataku dan Sunwoo serentak, lalu kami berdua masuk. terlihat disana Nakyung sedang membaca buku, tersenyum melihat kedatangan kami.
"mama tinggal dulu ya Nakyung? kalian berdua, tante tinggal ya? biar enak ngobrolnya." wanita itu tersenyum sambil menepuk pundak Sunwoo.
"iya tante." kami berdua membalas senyumnya.
setelahnya, aku meletakkan kue yang kubawa di nakas sebelah ranjang nya, "lo kok bisa sampe dirawat gini sih Kyung? lo makan apaan sih sebenernya?"
"iya nih, mana gak ngasih tau lagi kalo sakit. jahat banget lo Kyung, kita tau lo dirawat tuh dari Yiren tau gak?" kata Sunwoo disebelahku.
gadis itu menggaruk tenguknya, sedikit tertawa. "ehehe maaf ya, gue ngasih tau Yiren karna gue minta tolong sama dia buat bikinin gue surat izin nya."
setelahnya kami bertiga mengobrol, diselingi candaan Sunwoo yang membuat Nakyung dan aku tertawa. lelah, aku izin pada Nakyung untuk keluar, berniat membeli minuman bersoda untukku dan Sunwoo.
selesai membelinya, aku bergegas kembali ke kamar rawat Nakyung. ditengah perjalananku, seseorang menepuk pundakku. "Hana? ngapain disini? jenguk siapa?"
"eh, kak San? gue jenguk temen kak. kakak sendiri, jenguk siapa?"
"gue jenguk Wooyoung."
seperti familiar, aku teringat tentang teman kak San yang diceritakannya waktu itu. "ah, temen kakak yang waktu itu kakak ceritain? jadi dia selama ini dirawat disini?"
"iya, udah enam bulan dia disini. dia koma setelah kejadian itu."
aku terkejut mendengarnya, kasihan sekali teman kak San ini.
"lo mau jenguk dia? sebenernya dia tuh kenal sama lo, siapa tau lo juga udah pernah liat dia disekolah sebelum kejadian itu." lanjutnya.
aku bingung, teman kak San ini mengenalku? aku saja tidak mengenalnya. "hah? dia kenal gue? em.. gue sebenernya mau aja kak jenguk temen kakak, tapi kakak gue udah nelpon suruh balik. mungkin lain kali?"
"ah gitu.. yaudah gak papa, lain kali kalo mau jenguk, lo bisa bilang sama gue." katanya sambil tersenyum.
"iya kak, kalo gitu gue duluan ya kak?" kataku sambil berlalu dari sana.
aku dan Sunwoo pulang, tetapi Sunwoo juga rupanya pulang ke rumahku. katanya ingin bermain play station dengan kak Seonghwa terlebih dahulu.
aku mendudukkan diri di sofa begitu masuk ke rumah, sementara Sunwoo dan kak Seonghwa sudah di posisi masing-masing, menghadap layar televisi.
bosan, kubuka handphone ku dan berseluncur di dunia maya. tak sengaja aku melihat foto kak Yunho bersama dengan Aisha di timeline instagram ku. tanpa pikir panjang, langsung saja aku memblokir akun kak Yunho.
mood ku turun drastis. kututup aplikasi itu, bahkan sampai mematikan data selulerku. setelahnya aku meletakkan handphone ku keatas meja dengan keras. membuat dua manusia di depanku itu menoleh bersamaan kearahku.
"napa lu dah? kumat lagi?" Sunwoo bertanya padaku.
"diem." mengerti jika aku sedang tak ingin ditanya ataupun diganggu, mereka berdua lalu kembali ke aktivitas sebelumnya.
aku menyenderkan kepalaku di sandaran sofa, menghadap ke langit-langit rumah. tiba-tiba saja perkataan kak San sewaktu di rumah sakit tadi terngiang di telingaku. kak Wooyoung, teman kak San mengenalku? aku saja tidak tahu wajah nya seperti apa.
mengingat tentang hal itu, bayangan sosok hantu itu terlintas di benakku. karena nama nya dan nama teman kak San sama persis. kemana dia? sudah 2 hari ini tidak menampakkan diri didepanku. apa kak Wooyoung marah karena aku selalu kasar padanya? kurasa aku.. merindukannya.
bentar lagi tamatin aja kali deh ya cerita gak jelas ini wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
unseen | jung wooyoung ✓
Fanficft. 'ATEEZ, Jung Wooyoung' About Hana and her 'unseen (boy)friend'. Status : Finished Started : December 16th, 2019 Finished : March 20th, 2020 Highest rank was #1 unseen #1 ateez #1 jeongyunho presented by : cheeszecakee, 2019