Jam sudah menunjukkan pukul 8.15. Dan motor Jeno kini berada tepat di depan gerbang sekolah yang sudah tertutup. Ini hal yang biasa baginya.
Kalau sudah seperti ini biasanya Jeno langsung memanggil Pak Saleh yaitu satpam yang dekat dengannya.
"PAK SALEHH PAK SALEHH." panggilnya sedikit berteriak. Pak Saleh langsung datang menghampiri sumber suara."Iya iya Ya Allah Gusti telat lagi den?" Kata Pak Saleh sambil membukakan pintu gerbang. Setelah pintu gerbang terbuka motor miliknya pun langsung masuk kedalam. Tidak lupa ia memberikan uang pada pak Saleh sebagai tanda terima kasih telah membukakan gerbang. Ini yang dilakukan Jeno setiap harinya.
Setelah memarkirkan motornya di parkiran. Jeno mulai berjalan menyusuri koridor sekolah. Namun tampak dari kejauhan Jeno melihat Bu Ester guru tergalak di sekolah ini sekaligus menjalma sebagai guru piket di sekolah ini. Bu Ester terlihat sedang memarahi seorang siswi yang datang terlambat. Jeno berjalan mendekat kearah mereka berdua.
"Pagi Bu Ester." Ucapnya sambil menyalam tangan Bu Ester."Kamu lagi kamu lagi kamu lagi Jeno, bosen saya liat kamu setiap pagi." Ucapnya sambil marah. Dan siswi di sebelahnya menunduk ketakutan.
"Kalau bosen gak usah diliat dong bu." Kata Jeno santai.
"Kamu tuh bener bener ya." Bu Ester sepertinya sudah darah tinggi menghadapi Jeno setiap pagi hari gini.
"Udah kalian berdua sekarang ambil sapu sama kain pel, sekarang sapu dan pel sekolah kita sebagai hukumannya." Bagi Jeno itu udah biasa. Dan biasanya dia melarikan diri dari hukuman itu. Tapi lain dengan siswi yang berdiri disebelahnya. Dia nampak ketakutan dan panik.
"Kok malah diem sih kalian berdua, ambil sapu sama kain pel nya sekarang pokoknya ibu balik lagi kesini harus udah bersih." Kata Bu Ester lalu pergi meninggalkan mereka berdua.Setelah Bu Ester pergi tersisalah mereka berdua yang saling diem dieman. Namun Jeno membuka topik terlebih dahulu.
"Kok gue kayanya gak pernah liat lu yak?" Kata Jeno. Siswi disebelahnya langsung menghadap kearah Jeno. Menatap Jeno dengan angkuh. Jeno terkejut melihatnya. Baru dialah yang menatap Jeno seperti itu. Siswi siswi disini mana berani."Gue murid baru kenapa emangnya?!" Katanya. Jeno berfikir sepertinya cewe disebelahnya ini lagi bete. Tapi kalau dilihat lucu juga. Karena Jeno sudah tidak lagi menemukan yang seperti ini.
"Gue Jeno." Ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Syerin." Katanya tanpa membalas uluran tangan Jeno.
"Gila nyolot banget ni cewe." Batin Jeno berkata.
"Kok lu diem aja? Bantuin gue lah." Ucap Syerin sambil memberikan sapu kepada Jeno sementara dia mengepel. Jeno masih tak percaya. Disaat orang orang takut padanya dan memilih mengaguminya dari diam. Tapi tidak dengan Syerin. Bahkan Syerin berani menyuruh dan jutek kepada Jeno secara terang terangan.
Syerin sibuk mengepel sementar Jeno terduduk manis mengenakan earphone sambil menonton Syerin mengepel. Tanpa disadari senyum kecil terbentuk dibibirnya. Senyum yang sudah tidak hadir selama 2tahun. Syerin menyadari Jeno memperhatikannya dia langsung membalikkn badan. Dan Jeno segera menyembunyikan senyumnya.
"Heh jangan diem aja dong bantuin gue." Kata Syerin."Iya iya sabar dong." Jeno langsung mengambil sapu dan menyapu secara asal. Tak lama kemudian Jeno membanting sapu itu lalu berlari meninggalkan Syerin. Syerin menyadari hal itu lalu ia pun ikut berlari mengejar Jeno. Namun sialnya ia terpeleset lantai licin yang baru saja ia pel
BRUKKKKKKK
"Awwwwwsshhh JENOOO IHHHH." Syerin terduduk dilantai sambil memegangi pergelangan kakinya yang nyeri. Sepertinya terkilir. Mendengar itu Jeno langsung membalikkan badannya lalu kembali menghampiri Syerin.