"Makan mulu lo dari tadi, Nggun, udah nggak makan berapa hari lo?" Tukas Nia.
Tiga serangkai itu sekarang sedang makan di kantin teknik. Disebut kantinnya anak-anak teknik karena lokasinya yang ada di tengah-tengah kawasan fakultas teknik.
"Aduh gila, aing laper banget. Kimia Dasar bikin tenaga aing terkuras," sahut Anggun seraya memilah lauk apa saja yang akan masuk ke mulutnya dalam suapan pertama.
Satu suapan telah masuk ke mulut Anggun.
Sherly yang duduk tepat di depan Anggun dengan nada malas bertanya, "Emang lo pas Kimia Dasar mikir, Nggun?"
Anggun mendongakkan kepalanya lalu menatap Sherly. Ia tercengir, "Nggak."
Sherly mendelik kemudian ia menjatuhkan kepalanya di meja. Menenggalamkan wajahnya seraya berusaha untuk menghapus semua ingatannya.
Nia mencomot kerupuk yang berada di atas piring makanan Anggun. "Besok acaranya dimulai dari jam berapa sih, Nggun? Gue kemarin pas rapat nggak terlalu nyimak," ujarnya yang setelah itu memakan kerupuk hasil comotannya.
Anggun meletakkan sendoknya. Ia mengangkat kedua tangannya dan mengangkat 8 jemarinya ke depan wajah Nia. Lalu ia melanjutkan makannya kembali.
Nia merasakan aura yang berbeda di sekujur tubuh Sherly. Tak biasanya anak yang aktif dan suka menebar tawa itu diam seperti ini. Seperti telah kehilangan kebahagiaannya saja.
"Sher, kenapa lo? Kesambet apaan jadi kalem gitu?" Cibir Nia.
"Diam, Ni, sebelum gue obrak-abrik muka lo," sahut Sherly dengan wajah yang masih ditenggelamkan.
Nia tertawa. "Lagian lo kenapa sih, dari tadi? Lesu begitu dari pagi, ngomong juga seadanya aja."
"Maneh udah baikan sama Achsal, Sher?" timpal Anggun dengan mulut setengah penuhnya itu.
"Gue beli minum dulu, ya, di ujung situ," ujar Nia seraya beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Sherly dan Anggun.
"Oke!" Sahut Anggun.
Sherly tiba-tiba menegakkan bahunya dan menampakkan wajahnya yang sangat kusut itu. Ia menatap Anggun yang menatapnya balik dengan tatapan ngeri.
Sherly menjawab pertanyaan Anggun beberapa menit lalu, "Baikan? Emangnya sejak kapan gue sama dia pernah berhubungan baik?"
Anggun mengeleng-geleng. "Maneh sekarang makan dulu deh. Kasihan aing liat maneh lesu gitu kayak nggak dikasih makan seminggu."
"Nggak mau, nggak nafsu. Nanti aja makannya nunggu laper."
Setelah itu Anggun menghabiskan makanannya dan mulai menyantap es kelapanya yang sangat menggiurkan itu. Biasanya Sherly juga ikut beli es kelapa bareng Anggun, tapi tidak untuk hari yang tak bersemangat ini.
Siang ini mereka tidak ada kelas lagi karena dari pagi mereka sudah belajar di kelas tanpa istirahat selama kurang dari 5 jam. Kantin teknik atau yang biasa disebut dengan kantek menjadi salah satu pilihan mereka di saat sudah tak ada kelas lagi. Kantek memiliki fasilitas yang sangat memadai, bersih, juga sangat terawat. Jangan ragukan harga makanannya, di sini enak-enak dan murah. Sherly juga lebih suka makan di kantek karena menurutnya ayam sambal ijo di kantek sangat lezat. Tak ada yang bisa menandingi kelezatan ayam sambal ijo di kantek.
Namun kali ini Sherly tak memesan makanan favoritnya itu. Ia tak bersemangat sama sekali. Semangatnya hilang sejak dua hari yang lalu setelah pertemuannya dengan Achsal. Achsal semakin menghindarinya, dan Sherly merasa semakin tertekan dengan hindaran itu. Sherly merasa bahwa dirinya tidak menyenangkan untuk Achsal makanya Achsal menjauhi dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/203017108-288-k370326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Milk Oreo
Teen FictionSUDAH TERBIT 🥰 Tersedia di: Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Guepedia 😍 Minuman candu itu membuat Sherly semakin ingin mengenalnya lebih dalam. Rambut hitam legam, mata yang selalu menatap dengan tajam, tinggi badan yang selalu menjadi idaman sem...