Gemuruh yang berasal dari luar jendela kelas sesekali membuat para murid yang sedang belajar di kelas merinding. Apalagi petir yang tak henti-hentinya mengagetkan mereka semua. Namun bukan itu yang membuat Sherly takut dan merinding, gemuruh yang bunyinya terdengar lebih dekat di telinganyalah yang membuatnya merinding sekaligus waspada.
Mata was-was Sherly terus melirik ke sana dan ke mari. Suara apaan, sih, itu? Kayaknya beda sama suara gemuruh di luar, batinnya takut. Ia mulai memeluk tubuhnya sendiri sambil mengelus-elus lengannya dengan tangannya. Matanya berkali-kali melirik ke arah jendela tanpa takut ditegur dosen di depan kelas. Kakinya mulai kedinginan akibat hujan yang terus menerus menghujam bumi. Sherly sampai melilitkan kedua kakinya sampai kedua kakinya menyatu tanpa celah seperti mermaid.
Bayangan film horor yang semalam ia tonton bersama Vinny seketika melintas di pikirannya. Sherly menyesal menonton film tersebut. Dikiranya film itu tak seseram yang ia pikir, ternyata sampai saat ini pun ia masih terbayang-bayang akan sosok hantu yang mengagetinya dan Vinny berkali-kali.
Grrr!
Tubuh Sherly menegang sesaat setelah mendengar suara gemuruh itu lagi. Ia mendekatkan kursinya ke samping-di mana ada Nia di sebelah kanannya. Tanpa melihat ke arah Nia, Sherly menempelkan kepalanya pada bahu Nia.
"Nia ... lo denger nggak suara tadi?"
"Suara apa?"
Sherly masih memandang ke arah sekitarnya dengan hati-hati. Badannya merinding hebat. "Iihh, suara aneh tadi!"
"Suara apa, sih?"
"Suara-"
GRRRRR!
Sherly membelalak terkejut lantaran suara aneh tadi muncul kembali dengan getaran hebat yang ia rasakan di bahu yang sedang ia sandari. Tunggu ... di bahu Nia?
Seketika Sherly menoleh ke arah Nia. Nia yang sedang mengelus-elus perutnya dengan wajah mirisnya itu menoleh balik ke arah Sherly sambil berkata, "Kenapa lagi, sih? Laper nih gue!"
Sialan.
Didorongnya kursi Nia agar menjauh dari kursinya.
Cekiiitt!
Decitan suara kaki kursi yang bergesekan dengan lantai membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka berdua. Tanpa memedulikan tatapan teman-temannya, Sherly memelototi Nia.
"Jadi dari tadi yang bunyi-bunyi itu perut lo?"
Nia baru sadar apa yang sedang ditakutkan Sherly sedari tadi. Ia menyengir, "Iya."
Sudah sepekan berlalu sejak acara turnamen olahraga dilaksanakan. Rasanya pegaaal sekali saat pulang dari bekerja seharian. Namun acara turnamen itu tidak hanya sehari melainkan 3 hari. Jadi pegal-pegalnya panitia bisa-bisa bertahan selama seminggu. Menjadi panitia tidak lah mudah. Mau jadi panitia yang baik dan benar ataupun menjadi panitia yang gabut, dua-duanya sama-sama akan tetap kelelahan. Tidak sedikit yang jatuh sakit setiap habis jadi panitia termasuk Sherly.
Di hari terakhir acara, Sherly sempat pingsan saat pertandingan terakhir berakhir. Ia langsung dilarikan Anggun, Nia, dan Aldo ke klinik kampus. Pusing dan sakit di kepalanya ternyata sudah ia tutup-tutupi dua hari belakangan itu. Nia marah besar saat mengetahui sahabatnya tak bilang-bilang padanya.
"Lo tuh, ya! Kalau sakit bilang harusnya langsung bilang gue. Kenapa, sih, diem-diem aja selama ini? Lo sakit juga nggak bakal ada yang marahin, Sherly," ujar Nia mencak-mencak.
Dan syukurnya Sherly tidak sakit terlalu lama. Hanya beberapa jam setelah minum obat yang diberi dokter sakitnya langsung mereda.
Mata kuliah probabilitas statistika hari ini terasa sangat lama karena hujan lebat di luar membuat seisi ruangan kedinginan. Setengah dari orang yang ada di kelas ini sampai memakai jaket tebal untuk melindungi diri mereka dari sengatan dingin cuaca hari ini. Sherly pun bingung mengapa musim hujan datang sangat terlambat dan mengapa saat musim hujan datang lebatnya bisa sedahsyat ini? Hanya Tuhan yang tahu semua jawaban dari pertanyaannya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/203017108-288-k370326.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choco Milk Oreo
Novela JuvenilSUDAH TERBIT 🥰 Tersedia di: Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Guepedia 😍 Minuman candu itu membuat Sherly semakin ingin mengenalnya lebih dalam. Rambut hitam legam, mata yang selalu menatap dengan tajam, tinggi badan yang selalu menjadi idaman sem...