Chapter 12

1.4K 170 28
                                    

"Ali?!" teriak Prilly tidak percaya.
"kenapa kamu ada disini?" lanjutnya

"Kenalanmu?" tanya paman pemilik toko pada Prilly

"Iya dia satu sekolah denganku"

"Oh dia tampan sekali, jangan-jangan hubungan kalian bukan teman biasa ya?" bisik paman menggoda

"Paman! hentikan!" bisik Prilly juga, paman itu hanya tertawa kemudian masuk ke ruang kerjanya

"Dari mana kamu tau kalo aku ada disini?" tanya Prilly berusaha untuk tetap santai karena kini Ali sudah duduk di sampingnya

"Rose yang memberitahuku" jawab Ali santai, Prilly menghela nafasnya

"Tadi kamu bilang sudah menduga kalo aku ada disini? Apa maksudnya?"

"Memangnya tadi aku bilang seperti itu ya?" tanya Ali balik bertanya

Iya, aku yakin sekali mendengarnya

"Entahlah, aku sudah lupa" jawab Prilly berbohong

"kalung itu?" tanya Ali mengalihkan pembicaraan dan menunjuk kearah kalung yang sedang dipegang oleh Prilly

"Ada apa?"

"Milikmu?"

"Iya pemberian seseorang"

"Kamu ngga mau memakainya?"

"Aku ngga bisa memakainya"

"kalo begitu sini" saat Prilly hendak bertanya apa maksudnya, Ali sudah mengambil kalung dari tangannya dan memakaikan di leher Prilly yang wajahnya sudah memanas.

***

Prilly dan Ali sudah berada di tepi pantai

"Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Prilly lagi setelah tadi ngga di jawab

"Untuk menemani mu dan menemui mu" jawab Ali santai

"kamu ngga perlu menemani ku, aku ingin sendirian"

"Ngga ada seorang pun yang ingin sendirian Pril"

"Ada, aku"

"Aku rasa ngga"

"kenapa kamu bisa yakin?!" kata Prilly dengan suara keras, nyaris seperti teriakan

"Menurutmu bagaimana?" jawab Ali berbalik nanya

"Aku sama sekali ngga tau, aku ngga ngerti, aku bingung. Kenapa sih? Kenapa kamu buat hatiku jadi kacau gini? Kadang kamu membuatku membencimu, kadang kamu membuatku menyukaimu" Prilly terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri, apalagi Ali. Dia sangat terkejut

"lupain aja apa yang tadi kukatakan" lanjut Prilly kemudian pergi dan berlari meninggalkan Ali yang masih terkejut

Sementara itu, Ali tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak atau mengejar Prilly. Matanya menerawang ke arah laut, saat ini di dalam dirinya sedang terjadi pergolakan hebat yang membuatnya sangat menderita. Tanpa memedulikan apa yang akan terjadi nanti, Ali memutuskan untuk mengejar Prilly

***

Ali menemukan Prilly sedang duduk di taman dan menundukkan kepalanya, dia berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal akibat berlari, kemudian jalan menghampiri dan berdiri di depan Prilly. Prilly tetap tidak mengangkat wajahnya

Ali berjongkok di depan Prilly agar bisa melihat wajahnya, sekali lagi Ali melihat Prilly menangis. Hanya saja kali ini suara tangisnya tidak terdengar. Air matanya saja yang bercucuran dan menetes membasahi bajunya sedikit demi sedikit

"Prilly, aku janji ngga akan ninggalin kamu" kata Ali tapi Prilly tetap tidak bereaksi
"Dulu aku pernah melepaskanmu, tapi sekarang ngga! Aku ngga akan melepaskanmu lagi, aku ngga akan membiarkanmu sendiri....lagi" setelah Ali mengatakan itu, Prilly bangkit berdiri dan beranjak pergi.

Ali tidak menahannya, tetapi berkata dengan cukup keras

"Aku cinta kamu" Prilly menghentikan langkah, tetap bergeming tanpa membalikkan badannya

"Selama 12 tahun ini, aku selalu memikirkanmu. Sudah lama sekali aku ingin bertemu kamu, tapi aku ngga bisa atau lebih tepatnya ngga berani, kamu boleh meamnggilku pengecut kalo mau. Tapi sekarang, aku ngga akan melarikan diri lagi, karena aku mencintai mu, mau jadi pacarku?" lanjut Ali

Jantung Prilly berdetak dengan cepat mendengar itu

Apa ini? Debaran apa ini? Apa aku benar udah mulai menyukai Ali? Sejak kapan? Mungkinkah sejak perhatian Ali waktu sakit itu? Atau lebih lama dari itu?

Pertanyaan yang muncul di kepalanya membuat wajahnya memanas. Merona

"Prilly, apakah kamu mencoba membuatku menderita dengan ngga memberikan jawaban sama sekali?" tanya Ali membangunkan lamunan Prilly
"kalo memang itu tujuanmu, kau sudah berhasil" lanjutnya

Kemudian, Ali menghampiri Prilly dan memutarinya agar bisa bertatapan dengan Prilly

Ali menahan senyumnya melihat wajah Prilly yang sangat merah, Ali menyentuh pipinya

"Wah, panas sekali. Kamu harus kedokter" kata Ali dengan nada khawatir yang di buat-buat

"ALI!! Aku benci kamu" jawab Prilly yang sudah memukuli Ali
"Benci! Benci banget"

Bukannya mengelak dari pukulan, Ali malah memeluk Prilly dengan erat

"Lepasin aku!" pinta Prilly berusaha mendorong Ali agar melepaskan pelukannya, namun upaya itu tidak berhasil. Ali malah mempererat pelukannya

"Lepasin"

"Ngga, Aku ngga akan ngelepasin kamu lagi. Kan aku udah bilang" akhirnya Prilly menyerah dan berhenti memberontak

"Aku benci banget sama kamu"

"Aku tau" balas Ali sambil tersenyum, meskipun Prilly tidak melihatnya

"Apa kamu tau alasannya?" tanya Prilly

"Apa kamu mau bilang?"

"kamu memang nyebelin" Ali tertawa kecil tanpa melepas pelukannya mendengar balasan Prilly
"Kamu juga bohong sama aku" kata Prilly lagi, kali ini membuat Ali bingung

"bohong apa?"

"kamu ngga pernah bilang kalo kamu adalah anak yang pernah kutemui 12 tahun lalu" lagi- lagi Ali tertawa kecil

"Aku ngga bohong, lagian kan kamu ngga pernah nanya"

"Kalo gitu, aku tanya sama kamu" kata Prilly sambil mendorong Ali dengan sekuat tenaga agar bisa terlepas dari pelukannya, Ali tidak menahan lagi, tapi tetap melingkarkan tangannya di pinggang Prilly

"Apa kamu king?"

"Iya, apa ada lagi yang ingin kamu tanyain?"

"Aku benar-benar benci kamu" kata Prilly

"hahahaha, aku benar-benar cinta kamu" balas Ali

***

Wuihhhh udah setahun ngga up, dan akhirnya bisa up juga:v

Satu persatu nanti akan terungkap hahaha, kalem keun weh pokonya

Cie di chap sebelumnya ada yang bener nebaknya:v

Dahlah jangan lupa votmen ya gezzzz, biar makin semangat ngetiknya awowkwkwk

Sampe ketemu di part selanjutnya, ahaqq

Mahal na mahal kita (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang