Chapter 18

1K 102 13
                                    

Warning typo bertebaran ⚠️

###

Malamnya Ali mengajak Prilly makan di sebuah restoran di tepi pantai. Terdengar suara ombak dari arah laut, ditambah dengan gesekan dua biola dan satu cello yang mengalunkan sebuah lagu dengan lembut membuat suasana makin romantis.

"Aku ngga tahu kalau kamu bisa bersikap romantis" kata Prilly tertawa

"Aku sedang berusaha" balas Ali tersenyum

"Padahal dulu aku sempat benci sama kamu, atau jangan-jangan kamu sengaja membuatku membencimu?"

"Dulu aku memang pernah berharap kamu membenciku. Dengan begitu, Kakan lebih mudah untuk melupakanmu."

"Lalu, kenapa? Kenapa akhirnya kamu...."

"Karena aku ngga bisa menahan perasaanku lagi. Aku terlalu mencintaimu, dan aku ngga sanggup jika harus berpisah darimu." Jawab Ali sebelum Prilly menyelesaikan ucapannya.

Wajah Prilly merona mendengarnya, dia merasa jengkel karna Ali selalu berhasil membuatnya berdebar-debar seperti sekarang. Kemudian terlintas ide di kepalanya, dia ingin tahu bagaimana rasanya menggoda pria di hadapannya ini.

"Ali, apa Vasili juga bersikap romantis?"

"Vasili?" Ali menjadi bingung, kenapa Prilly tiba-tiba membahas sahabatnya
"Entahlah, kenapa?" lanjutnya sebelum meminum segelas air.

"Aku pernah membayangkan gimana rasanya berkencan dengan Vasili." Ali langsung tersedak mendengar ucapan Prilly. Dia terbatuk-batuk sebentar, prilly menahan tawanya.

"Kamu apa?" tanya Ali tidak percaya

"Ngga salah kan? Lagi pula aku pernah jatuh cinta sama vasili."

"Hah?!" Ali semakin terkejut.

"Ali, saat itu aku belum tahu kamu, jadi..."

"Aku tahu, aku memang sudah menduga kalau kamu akan menyukai orang lain. Tapi Vasili? Entahlah, aku sama sekali ngga pernah memikirkan kalau kamu akan jatuh cinta pada sahabatku." jawab Ali dengan muka yang sudah pias. Prilly tidak bisa menahan tawanya lagi, kini dia tertawa terbahak-bahak. Kemudian Ali menyadari sesuatu.

"Prilly, kamu sedang menggodaku?"

"Dan aku berhasil" jawabnya masih tertawa

"Dasar putri kecil. Lain kali aku ngga akan terpengaruh" ucap Ali membuat Prilly tertawa lagi

"Aku suka sekali melihat kamu cemburu" kata Prilly setelah tawanya sudah mereda. Ali hanya pasrah melihat tawa penuh kemenangan di wajah Prilly.

"Baiklah, kalau begitu aku ngga akan segan lagi." kata Ali kemudian

"Kamu ngga akan berhasil jika ingin membuatku cemburu" balas Prilly memperingatkan

"Tentu saja ngga, aku ngga akan berbuat sesuatu yang menyakitimu" jawab Ali membuat Prilly bingung.
"Bersiaplah, prilly. Setelah ini aku akan memberimu kebahagiaan yang tiada tara habisnya." lanjutnya membuat Prilly berhenti tertawa, wajahnya memerah, dan jantungnya berdebar cepat. Ali tersenyum melihatnya

***

Saat dikelas, seperti biasa Rose duduk disebelah Prilly

"Apa kamu tahu? Hari ini Vasili menjemputku dan Alan menjemput Claudia" bisik Rose

"Benarkah? Aku rasa hubungan mereka akan berjalan dengan baik"

"Aku sama sekali ngga ngerti apa yang kamu pikirin. Kenapa kemarin sabtu kamu berkata kejam sama Claudia?" Prilly hanya tersenyum

"Udah, lupain aja. Aku ngga akan pernah ngerti jalan pikiranmu" lanjut Rose.
"Tapi, sekarang kamu harus membantuku"

"Bantu apa?" kini wajah Rose memerah

"Sebenarnya, nanti malam....hm..."

"Apa?!" desak Prilly

"Nanti malam Vasili akan mengenalkanku sama keluarganya"

"Lalu, kenapa kamu minta bantuanku?"

"Aku ngga tahu apa yang harus kupakai, gimana bersikap, atau..."

"Aku ngerti kamu gugup" sambung Prilly memotong ucapan Rose

"Kamu sama sekali ngga ngerti. Untung bagimu kamu udah ketemu nyonya lands, dan dia menyukaimu" balas Rose

Bukan. Nyonya lands bukan ibu kandung Ali. Kata Prilly dalam hati

Prilly memang sudah tahu kalau Ali bukan anak kandung nyonya lands, dan dia anak bungsu dari tiga besaudar. Namun, hanya itu. Selebihnya, Prilly sama sekali tidak tahu dimana kedua kaka Ali tinggal, atau seperti apa ayahnya. Ali tidak pernah menceritakan tentang keluarganya.

"Rose, apakah Vasili sering menceritakan tentang keluarganya?" tanya Prilly

"Kadang-kadang"

"Dia langsung cerita atau kamu tanya duluan?"

"Aku yang tanya. Vasili bukan orang yang suka cerita tentang dirinya, kalau aku ngga tanya. Dia ngga akan cerita."

"...bukan orang yang suka cerita tentang dirinya" kata-kata ini merasuk ke benak Prilly. Dia bertanya-tanya apa mungkin Ali juga sama seperti Vasili?.

Kelas berikutnya adalah biola, dan tentu saja Prilly duduk di sebelah Ali. Selama pelajaran Prilly terus memikirkan ucapan Rose.

"Kamu ngga suka kelas biola?" tanya Ali membuyarkan lamunan Prilly

"Eh?" Prily bingung

"Dulu kamu sering absen di kelas ini, sekarang setelah rajin masuk, kamu malah melamun" jelas Ali

"Kamu salah, dulu aku sering absen karna ngga ingin ketemu kamu"

"Oh, jadi segitu bencinya kamu sama aku?"

"Iya" Ali tertawa pelan mendengarnya

"Itu berati sekarang kamu cinta mati dong sama aku?" tanya Ali sambil menaikan alisnya, wajah Prilly merona

"Kenapa kamu suka sekali menggodaku sih?" tanya Prilly dengan wajah cemberut

"Habisnya kamu manis sih" jawaban Ali membuat wajah Prilly tambah memerah.

"Malam ini Rose mau bertemu keluarga Vasili. Kamu udah tahu?" tanya Prilly

"Aku udah tahu, kamu sedang membuatku cemburu dengan menyebut nama Vasili?" Prilly tertawa kecil

"Tentu aja ngga, aku cuma berpikir pertemuan Rose dengan keluarga Vasili sangat cepat"

"Aku rasa ngga juga, lagi pula Vasili udah ketemu secara resmi sama keluarga Rose" Prilly membelalakan mata tak percaya

"Kapan?"

"Apa kamu ingat saat kita merayakan pesta kecil di hari pertama kamu pindah ke asrama?" Prilly hanya menganggukan kepalanya.
"Vasili nembak Rose pas kita semua ada di atas. Rose baru menjawabnya keesokan harinya, malamnya Vasili datang kerumah Rose dan memperkenalkan diri pada kedua orang tuanya" jelas Ali. Prilly tidak merasa terkejut mendengar cerita Ali, atau merasa heran betapa cepat tindakan Vasili untuk mendapatkan Rose. Namun, dia tampak memikirkan sesuatu.

"Tuhkan lagi-lagi kamu melamun" lanjut Ali

"Kamu mau cerita tentang keluargamu?" Ali terkejut mendengar pertanyaan Prilly, wajahnya langsung memucat

"Ali?" tanya Prilly khawatir

"Aku akan cerita semuanya. Tapi ngga sekarang." sejak saat itu, prilly tidak pernah bertanya lagi tentang keluarga Ali. Dia berpikir jika Ali tidak mau membahasnya, kenapa dia harus memaksanya. Dia akan menunggu.

###

Jangan lupa votment yups haha
.
.
Semoga alurnya ga ngebosenin ya:(

Mahal na mahal kita (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang