Chapter 9

2.1K 227 16
                                    

Prilly membuka mata, kemudian memejamkannya lagi, dia membuka matanya kembali dan bangun dengan tertatih sambil memegangi kepalanya yang terasa agak pusing

Ini bukan kamarku. Aku dimana?

Dia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi

Dapat..

Makan malam

Bersama Ali

Dan tidak ingat apa-apa setelah itu

Ceklek

Prilly menengok ke arah pintu

"kamu sudah bangun?" tanya seorang wanita setengah baya sambil membawa nampan yang berisi bubur

"nyonya lands? Ini dimana?" tanya Prilly bingung

"kamu ada di asrama dan ini kamarku"

"saya... "

"kamu pingsan di rumah makan. Dan Ali ngga tau rumah mu dimana, akhirnya dia membawa mu kemari" jelas nyonya lands sambil memberikan semangkuk bubur pada Prilly

"nih makan dulu"

Prilly memang sudah kelaparan. Dalam sekejap bubur itu sudah habis tak tersisa, mangkuk itu kecil dan dia masih merasa lapar

"kamu masih lapar?" tanya nyonya lands ketika melihat muka Prilly yang memelas

"tidak, terima kasih" bohong Prilly

Tidak lama kemudian Ali masuk ke kamar sambil membawa sepiring nasi dengan berbagai macam sayuran di atasnya

"wah, sudah keduluan sama mama nih" kata Ali seraya tertawa, nyonya lands ikut tertawa

"tapi sepertinya dia masih lapar. Kamu berikan saja makanan itu, mama pergi dulu ya, Pril ibu pergi dulu ya" Ali dan prilly hanya mengangguk

Mama? Batin prilly bingung

"iya itu mama aku, kamu makan ya" sambil memberikan makanan itu pada Prilly yang menerimanya dengan senang hati

Hebat! Ibu dan anak sama-sama memiliki kemampuan membaca pikiran orang lain

Ali duduk di ranjang dan berhadapan dengan Prilly

Prilly memakan tidak terburu-terburu seperti tadi untuk menggabiskan makanannya

"kenapa melihatku seperti itu?" tanya Prilly ketika sadar bahwa dari tadi Ali memandanginya terus

"kamu cantik kalau lagi makan" jawab Ali sambil senyum membuat Prilly memutar bola matanya malas dan Ali hanya tertawa karna menurutnya itu sangat menggemaskan

"sekarang jam berapa?" tanya Prilly setelah mengahabiskan makanannya

"jam delapan lebih dua puluh"

"sudah pagi? Aku harus pergi ke kampus" kata Prilly seraya bangkit berdiri dan meletakan piringnya di meja belajar

"ngga, kamu harus istirahat!" sambil menahan Prilly

"tapi aku udah ngga apa-apa. Aku ngga mau disini"

"aku akan mengantarmu pulang, biar kamu bisa istirahat dirumah"

"ngga! Aku ngga mau!! Pokonya aku mau pergi ke kampus" teriak Prilly

Sekali lagi, Ali terkejut. Ini kedua kalinya dia melihat Prilly mencucurkan air mata. Ali menjadi kalut dan sedih, dia tidak pernah menyangkanya sama sekali

Selama ini dia membayangkan Prilly adalah gadis yang ceria, kuat, dan selalu bersemangat. Namun, Prilly yang ada di hadapannya ini adalah Prilly yang sedang rapuh dan lemah

Ali tidak tau harus berbuat apa selain memeluknya

"tolong, biarin aku ke kampus. Aku ingin ketemu sahabatku" isak Prilly

Ali tidak menjawab apa-apa

"kamu merasa kesepian?" akhirnya suara Ali keluar, ia bertanya dengan lembut

"kenapa? kenapa semua orang yang kucintai meninggalkanku. Mereka selalu bilang aku akan baik-baik aja. Kenapa mereka meninggalkanku sendiri? Aku ngga suka..... Sendiri hiks, mereka bilang akan datang menjemputku, tapi mereka ngga pernah datang. Aku takut.... Kalau kedua sahabatku juga akan meninggalkanku seperti kedua orangtuaku" kata Prilly sambil terisak-isak

Ali menepuk pelan pundak Prilly, berusaha menenagkannya

Setelah itu Prilly tidak bicara lagi. Dia mulai tenang di pelukan Ali, mengetahui Prilly sudah berhenti menangis. Ali melepaskan pelukannya dan mengahapus air mata gadis itu

"pril, pindah aja ke asrama" kata Ali membuat Prilly terpaku
"aku akan mengantarmu pulang, terus kamu kemasi barang-barangmu dan langsung pindah kemari ya!" itu bukan pertanyaan melainkan perintah

"tunggu dulu! Kamu mau kemana"

"aku harus menyiapkan kamar untukmu. Setelah itu kita pergi ke rumahmu"

"tapi aku ngga sanggup bayar..... "

"aku yang mengurus semuanya. Kamu tenang aja oke? " Ali memotong kalimat prilly dan pergi melangkah keluar kamar

Mengurus semuanya? Apa maksudnya? Apa Ali serius? Apa benar aku akan pindah ke asrama? Tanya Prilly dalam hati

Dia merasa bingung kenapa Ali mau melakukan semua ini? Dia juga bingung pada dirinya sendiri. Kenapa dia bisa mengungkapkan kesedihannya pada Ali? Dan merasa tenang saat di peluk Ali. Wajahnya jadi merona mengingat kejadian itu

Prilly mulai membayangkan apa yang akan terjadi jika dia pindah ke asrama

Dulu sewaktu dia mendaftar di starfast academy, dia memang berencana tinggal di asrama. Namun biaya yang harus di bayar tidak sedikit. Karena itu dia tinggal di sebuah flat yang harganya jauh lebih murah

###

Jangan lupa votmen ya 😘😘 biar aku makin semangat ngetiknya hihihihi

Mahal na mahal kita (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang