Chapter 16

766 99 22
                                    

Warning typo bertenaran ⚠️




###

Di asrama starfast academy, prilly sedang bermain- main dengan poppy kucing kesayangannya sambil menonton televisi di kamarnya. Kemudian ada yang membunyikan bel pintunya

"Alan?!" sapa Prilly setelah membuka pintu kamarnya
"Kok kesini?" lanjutnya sambil mempersilahkan Alan masuk

"Sebenarnya apa yang sudah kamu katakan pada Claudia?"

"Aku hanya bilang..."

"Ngga perlu kamu jelasin" potong Alan
"Apa kamu tahu, dia udah berubah. Tadi dia bahkan..." Alan menghentikan ucapannya kemudian wajahnya agak memerah. Prilly tersenyum geli melihatnya.

"Dia bahkan apa?...." goda Prilly

"Prilly, aku udah hampir gila. Aku pikir aku bisa bertemu dengannya dengan santai atau biasa, tapi aku ngga bisa. Tadi siang dia mengatakan kalau dia mencintaiku, aku ngga ngerti kenapa baru sekarang dia mengatakannya dan bukan 2 tahun yang lalu. Yang paling mengejutkan lagi, dia mengucapkan terima kasih padaku karna telah mengantarnya pulang, dan bukannya meminta maaf karna telah merepotkanku atau sudah membuang waktuku yang berharga."

"Aku pikir kamu akan senang"

"Aku memang senang, tapi juga bingung. Prilly, kamu sama sekali ngga tahu betapa bahagianya aku saat bertemu dengannya lagi. Aku ngga peduli saat itu dia bertunangan dengan Vasili, karna aku pikir aku akan merebutnya kembali."

"Oh benarkah?"

"Setelah aku mikir kedua kalinya, aku ngga jadi melakukannya. Aku ngga mau mengulangi kesalahan yang sama, aku pikir lebih baik melupakannya. Lagi pula dia ngga mencintaiku."

"Dan ternyata dia mencintaimu."

"Claudia ngga pernah mengutarkan apa yang ada di pikirannya. Kalau dia merasa bersalah, dia akan meminta maaf. Meskipun itu bukan kesalahannya, ngga pernah sekali pun dia mengucapkan kata terima kasih. Tapi hari ini dia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dan juga mengucapkan terima kasih." kini Alan menatap Prilly.

"Apa ini ulahmu?"

"Mungkin. Tapi baguslah kalau dia mengerti" Alan hanya menghela nafas. Tawa Prilly pun meledak, ini pertama kalinya dia melihat Alan terlihat sangat putus asa. Kejadian ini sangat langka.

"Alan kenapa kamu ngga mencobanya?"

"Mencoba apa?"

"Kesempatan kedua" Alan tampak memikirkan sesuatu, kemudian tersenyum pada prilly

"Maaf mengganggumu malam-malam begini. Selamat malam." kata Alan, kemudian melangkah keluar dan pulang kerumahnya. Prilly membalas dengan senyuman dan mengatakan selamat malam juga.

Sementara itu di kamar Ali, dia baru saja membuka sebuah dokumen dan nampak terkejut

"Sudah kuduga, ternyata memang dia"

###

Chapter ini spesial prilly sama Alan hahaha
.
.
Jangan lupa votment guys biar tambah semangat ngetik akunya wkwkwk

Mahal na mahal kita (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang