Arga berbeda.
Arga hanya perlu seperlima dari usianya untuk mencapai kepala tiga.
Meski dunia menawarkan gemerlapnya. Namun, Arga tak berniat untuk menyentuhnya. Cintanya hanya bertumpu kepada semestanya.
"Bunda mau apa?" Arga mengusap lembut punggung tangan yang mulai dihinggapi kerutan.
"En-n-dak ... a-a."
"Nah kalau begitu Arga ke dapur dulu ya, Bun. Cuciannya udah segunung anak." Diselingi tawa kecil dari rasa geli akan diri sendiri.
"Y--a." Anaknya sudah besar.
Mata bunda mendung. Merasa kebebasan anaknya terenggut hanya karena ketidakberdayaannya. Selalu terpatri doa dalam hati untuk sang buah hati menjemput bahagianya.
Dan bahagianya adalah ...
berada di pangkuan sang bunda diakhir napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni Deadline
Random[Turut berpartisipas dalam RAWS festival 2019] Demi sebuah amanah berbalut pecutan hasrat dalam melimpahkan rasa dalam kata. Penasaran? Tunggu apa lagi! Cover by: Adora_Zoe96