Kulihat ayah baru saja pulang. Senyumnya begitu menenangkan.
Memang, pekerjaannya tidak menguras begitu banyak tenaga. Sebagai gantinya, pemikiranlah yang dikuras sedemikian rupa.
Memang, tempatnya tak begitu tersengat mentari siang. Tapi percayalah, dinginnya AC terasa mencekam kala setumpuk pekerjaan dibebankan di pundaknya dengan desakan dan ucapan pedas atasan.
Pernah sesekali aku mencuri dengar saat ayah mencurahkan gundahnya pada bunda. Kenyataannya adalah banyak tekanan dan hal yang tak mengenakkan di balik bahu tegap itu.
Semuanya ayah balut rapi dengan senyuman dan candaan yang tak pernah bosan mencuri senyumku dan bunda.
Satu harapanku,
"Ayah, jangan bosan untuk tersenyum. Istirahatlah jika lelah itu datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni Deadline
Acak[Turut berpartisipas dalam RAWS festival 2019] Demi sebuah amanah berbalut pecutan hasrat dalam melimpahkan rasa dalam kata. Penasaran? Tunggu apa lagi! Cover by: Adora_Zoe96